Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 14 January 2015

Ibrahim Zakzaky: Boko Haram adalah Boneka Para Koruptor


Syaikh Zakzaky

Dalam sepekan ini Perancis dan sebagian besar dunia berbelasungkawa atas tragedi Charlie Hebdo yang menelan 17 korban jiwa. Puluhan kepala negara, tokoh dunia dan sekitar 3,7 juta rakyat berarak meneriakkan simpati dan solidaritas di Ibukota Paris.

Tapi dunia tampak tak begitu peduli dengan apa yang terjadi di Nigeria: krisis kemanusiaan serius terus berlangsung di sana. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa sekitar 2,000 korban tewas akibat serangan kelompok teroris Boko Haram terhadap kota kecil Baga,di timur laut Borno.

Amnesty International menggambarkan serangan itu sebagai aksi Boko Haram yang paling “mematikan”. Sumber-sumber setempat memberikan kesaksian bahwa mereka berhenti menghitung mayat yang tercecer di jalanan.

Tidak seperti di Paris, media dan reporter jarang berkunjung ke wilayah operasi Boko Haram, lantaran kelompok teroris ini bakal menyerang awak media yang berusaha meliput kejadian. Sambungan internet dan media komunikasi lain juga nyaris terputus di sana. Kenyataan itu kian menambah isolasi dan ketakpedulian dunia atas apa yang terjadi di Nigeria.

Syaikh Ibrahim Zakzaky, pemimpin Gerakan Islam Nigeria yang beranggotakan 15 juta jiwa, menyebut Boko Haram sebagai teroris yang bekerja untuk oligarki korup di Nigeria. Tokoh yang kehilangan tiga putranya dalam serangan Boko Haram Ramadhan 1434 H silam berkeyakinan bahwa kelompok teroris itu punya motif melanggengkan korupsi di Nigeria yang terkenal kaya tersebut.

“Anda bisa bayangkan di Nigeria yang tampak begitu miskin dan terbelakang, ada banyak konglomerat yang bukan hanya punya jet-jet pribadi tapi sampai punya bandara pribadi. Saking kayanya mereka sampai punya beberapa jet pribadi dengan penjagaan swasta,” tandas Syaikh Zakzaky dalam sebuah pertemuan dengan redaksi Islam Indonesia akhir Desember tahun lalu di Penang.

Syaikh Zakzaky berpandangan bahwa “Boko Haram itu hanya alat pembunuh.” Ia bukan kelompok yang berideologi, tapi sekedar kumpulan tentara bayaran.

“Mereka dipakai untuk mengalihkan perhatian publik Nigeria pada dahsyatnya korupsi yang menggerogoti kekayaan sumber daya alam negara. Karenanya, kelompok ini paling keras dan kejam pada kaum remaja terdidik Nigeria,” jelasnya.

Syaikh Zakzaky tidak menutup kemungkinan Boko Haram memakai ideologi Islam garis keras sebagai cara rekrutmen pasukan. Tapi, menurutnya, berbeda dengan kelompok-kelompok Islam garis keras lain, Boko Haram tidak menginginkan pemerintahan Islam. Mereka hanya ingin kerusakan pada masyarakat yang sadar dan ingin bangkit untuk mengubah keadaan negara dan bangsanya.

(MK/Islam Indonesia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *