Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 18 November 2014

Haruskah Kita Iri pada Suriah?


Seorang pendukung Bashar Assad mengibarkan bendera negara ke arah ribuan pendukung pemerintah lainnya di kota Damaskus, Maret 2011.

Jawaban cepatnya: Damaskus punya banyak keajaiban sejak perang besar yang dipaksakan negara-negara luar bergolak di setiap pojoknya sejak Maret 2011.

Fakta: hari demi hari dalam empat tahun terakhir, Damaskus harus menjaga 1.700 kilometer perbatasannya dari infiltrasi gelombang pasang jihadis transatlantik yang masuk ke sana dengan semangat ‘jihad’.

Tugas berat. Lebih berat lagi sebab mereka juga harus berhadapan dengan kalangan penyusup yang berhasil masuk dan menyalakan 83 front pertempuran terbuka di seantoro negeri.

Himpitan kian menyesakkan sebab kanal-kanal utama komunikasi dunia tak pernah berpihak. Dalam banyak kasus, teve dan koran-koran bahkan ikut berkomplot memojokkkan Suriah dan segelintir sekutunya.

Selasai? Masih jauh, Bung. Dalam empat tahun terakhir, Suriah dan berjuta-juta penduduknya harus berhadapan dengan musuh yang paling rendah, paling kotor dan paling bejat yang pernah dikenal dunia.

Namanya? Bukan rahasia lagi: Front An Nusrah, Islamic States of Iraq & Syria alias ISIS, dan masih banyak lagi. Inilah kelompok yang, di antara kebejatannya, adalah memvideokan adegan mereka menyembelih orang-orang Suriah, tak peduli laki, perempuan, tua, muda, Suni-Syiah-Kristen-Yazidi-Alawi, dan mempublikasikannya di YouTube.

Yang lebih menakjubkan mungkin pada fakta bahwa Suriah tetap tegak meski ada 113 lembaga intelijen negara asing, dari Washington hingga Canberra, yang berkomplot untuk menjatuhkan pemerintahan berdaulat Bashar Al Assad. Inilah persekongkolan terbesar sejak Perang Dunia II dimana Amerika Serikat, Perancis, Turki, Arab Saudi, Qatar, Yordania, bersama beberapa negara Teluk dan puluhan negara lainnya tidak sekedar menyuplai dana, tapi juga persenjataan, pelatihan sabotase, intelijen, dan bahkan dukungan perang maya (cyber war) untuk kalangan jihadis yang beroperasi di Suriah.

Dunia patut iri pada Suriah yang tetap tegak meski harus membayar mahal semua perlawanannya dalam empat tahun terakhir. 

suriah

Sebuah pelangi masih menghiasi kota-kota di Suriah yang porak poranda akibat perang. (Reuters/Muzaffar Salman

suriah

Seorang gadis kecil berlari di antara reruntuhan bangunan akibat perang di kota Aleppo. (The Guardian)

suriah

Seorang wanita dan putrinya melihat kerusakan gedung dari balkon tempat tinggalnya di wilayah Idlib, 2012. (AP Photo/Rodgrigo Abd)

suriah

Ribuan manusia berkumpul menanti datangnya bantuan di kamp pengungsi Palestina, Damaskus. (AP Photo/Manu Brabo)

suriah 

Seorang penduduk kota Homs membawa foto keluarga dan patung Bunda Maria di sekitaran reruntuhan, 2014 (AP Photo)

suriah

Beberapa warga kembali ke distrik Juret Al-Shayah di wilayah Homs setelah tempat tersebut kembali dikuasai pemerintah, 2014 (AFP/Getty Images)

(Eja/Islam Indonesia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *