Satu Islam Untuk Semua

Monday, 11 August 2014

Jilboobs: Bullying atau Komunitas?


Facebook

Jilboobs. Ini bahasa slang yang disematkan sekelompok orang untuk perempuan berjilbab yang foto-fotonya di Facebook atau media sosial lainnya terlihat jelas lekuk tubuhnya — utamanya bagian, maaf, payudara. Istilah itu sendiri lahir dari penggabungan serampangan ‘jilbab’ dan ‘boobs’ alias payudara. Di Facebook per akhir pekan ini, tercatat ada empat fanpage Jilboobs dan dua group khusus yang membahas Jilboobs. Total jenderal, semua laman ini menyedot lebih 15.000 akun penggemar. Angka yang cukup fantastis untuk komunitas dunia maya yang belum genap satu pekan.

Nah, sejak jilboobs jadi bahan perbincangan ramai di Internet, banyak orang salah kaprah. Sebagian menganggap jilboobs adalah komunitas orang-orang berjilbab yang gemar dan sengaja memamerkan foto-foto mereka dalam busana ketat. Penelusuran IslamIndonesia menunjukkan justru sebaliknya: ini adalah fenomena bullying alias premanisme.

Fanpage Jilboobs sejatinya memuat ‘koleksi’ foto-foto Muslimah berbaju ketat dalam beragam busana, gaya dan suasana. Pengelola fanpage mencomotnya – tanpa izin – dari akun pribadi di berbagai jenis media social, dari Facebook hingga Twitter. Koleksi mereka jadi bertambah seiring hari karena pengelola fanpage membuka kesempatan bagi anggotanya untuk berburu foto dan menominasikan foto yang layak menerima award ‘jilboobs’.

“Jilboobs collection, yang mau kirim photo silahkan kirim ke admin yah, nanti dipost kalau memang lolos seleksi,” begitu bewara di salah satu fanpage.

Penghargaan’ dari Pencuri

Di setiap fanpage, selalu berisi pengantar singkat dari pengelola Jilboobs atas foto ‘saru’ yang menjadi koleksi bersama peminat fanpage. Isinya bervariasi, tapi umumnya berisi ucapan selamat yang sinis:

“Halo jeng cantik, selamat ya .. Anda sudah masuk #jilboobs,” kata pengelola saat mengomentari foto seorang Muslimah yang berfose dengan latar air mancur buatan.

“Si neng geulis sebenarnya cantik, tapi selamat ya neng Anda masuk #jilboobs,” kata pengelola saat mengomentari foto lainnya.

“Setelah selesai mendoakan banyak orang supaya masuk surge barusan, admin keluarin lagi #jilboobs award nya, selamat ya jeng, Anda masuk #jilboobs.”

Penelusuran IslamIndonesia menunjukkan pengelola dan anggota fanpage Jilboobs menjadikan foto pribadi Muslimah di berbagai akun social sebagai sasaran empuk bullying. Pemilik foto sama sekali tak bermaksud memerkannya untuk public – apalagi jadi sasaran pisau kritisisme dari mereka yang menganggap berhak menilai penampilan orang lain.

Islamindonesia sempat mewawancarai seorang pengelola fanpage Jilboobs. Berinisial RA, remaja semester satu di sebuah perguruan tinggi di Palembang itu mengatakan : “Saya sih iseng saja bikin fanpage Jilboobs. Sebagai bentuk sindiran saja bagi yang berhijab tapi gak bener-bener karena Allah, melainkan ikut-ikutan tren saja yang terkesan malah mempermainkan makna hijab itu.”

Korban Berjatuhan

RA boleh jadi sekadar iseng. Tapi keisengan itu memakan korban. Seorang sumber menuturkan seorang rekannya sempat shock dan malu berat setelah tahu fotonya terpajang – tanpa izin — di fanpage Jilboobs. “Dia sampai menutup akun Facebooknya,” kata sumber. Korban fanpage Jilboobs lainnya datang dari berabgai kalangan, dari remaja, ibu rumah tangga, bahkan kalangan artis.

“Sayang Mbak Angel… Kalo aja agak ke bawah sedikit tudung nya, anda lolos dari #jilboobs,” komentar pengelola saat memajang foto artis Angel Lelga saat busana muslimah. Di foto itu, lekuk dada Angel Lelga terlihat jelas.

Islam mengajarkan Muslimah untuk menggunakan pakaian yang longgar. Tapi mencuri lalu mengejek Muslimah yang berfoto dengan busana ketat jelas bukan pesan agama. Ini premanisme dan semestinya jadi musuh bersama. (SQ/Islam Indonesia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *