Tujuh Jurnalis Al Jazeera Mesir Mengundurkan Diri
Perkelahian politik di Mesir semakin meluas. Tidak hanya melibatkan para demonstran anti Mursi, militer dengan demonstran pro Mursi saja. Tapi sudah menyebar ke ranah media.
Bukan rahasia lagi jika saat ini, perseteruan tersebut tidak hanya terbatas pada perang fisik, namun sudah menjadi perang opini dan media. Ada sebuah kejadian unik pada awal Juli lalu, ketika sejumlah jurnalis dan koresponden Aljazeera di Mesir melakukan resign massal. Pangkal pokoknya: mereka merasa stasiun televisi tempat mereka mencari nafkah turut andil dalam upaya provokasi terhadap rakyat Mesir untuk berkelahi sesama saudara mereka. Sebagai warga mesir, para jurnalis dan koresponden tersebut menyatakan marah dan tidak rela dengan berbagai progam provokatif pihak Aljazeera.
Tidak cukup mengundurkan diri, kepada media Mesir mereka pun menyebut Aljazeera kerap melakukan pembohongan publik dalam pemberitaannya terkait kondisi Mesir saat ini. Ada tujuh jurnalis Al Jazeerah yang sudah resmi menyatakan mundur dari stasiun televisi berbasis berita yang terdapat di Qatar itu. Mereka adalah Fatimah Nabil, Ala’ Ayyuthi, Hatim Farid, Dina Musa, Karim Mahmud, Hujaj Salamah, dan Hasan Abdul Ghafar.
Dalam keterangannya kepada pers, Hujaj Salamah mengatakan bahwa keputusannya untuk mengundurkan diri dari koresponden Aljazeera bagian wilayah Luxor itu dia ambil setelah pihak Aljazeera terus-menerus memprovokasi terjadinya pertumpahan darah di Mesir, terutama terkait pemberitaan bohong tragedi berdarah di Mabes Paspamres (Garda Republik) di Kairo. Menurutnya juga, Aljazeera telah melakukan provokasi untuk menentang Militer dan melakukan pembohongan publik terkait kondisi para demonstran pro Mursi di Rabeah el-Adaweyah, kawasan yang selama ini menjadi pusat aksi para demonstran penentang militer.
Leave a Reply