Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 21 August 2021

Kiai Said: Pejuang Muslim, Ya Pejuang Nasionalis. Pejuang Nasionalis, Ya Pejuang Muslim


islamindonesia.id – Kiai Said: Pejuang Muslim, Ya Pejuang Nasionalis. Pejuang Nasionalis, Ya Pejuang Muslim

Sejarah mencatat, dari dulu sampai sekarang kiai-kiai Nahdlatul Ulama (NU) berperan dalam merawat keutuhan NKRI. Demikianlah menurut KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Menurutnya, tidak mungkin kiai NU memiliki niat untuk mengancam keutuhan NKRI.

“Saya yakin, tidak ada satu pun Kiai NU yang berniat memberontak NKRI, meskpiun ia hanya seorang kiai ndeso (desa),” jelas KH Said Aqil Siroj saat mengisi acara Haul Para Syuhada Kemerdekaan Republik Indonesia yang disiarkan langsung melalui Kanal Youtube TVNU, Kamis (19/8), dilansir dari NU online.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa para kiai NU setia terhadap NKRI, Kiai Said di antaranya menyebutkan KH Hasyim Asy’ari yang terkenal dengan jargon hubbul wathan minal iman-nya; Muktamar NU tahun 1936 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang mencetuskan Indonesia sebagai Darus Salam (negara damai), bukan Darul Islam (negara Islam); dan Muktamar NU di Situbondo tahun 1984 yang menegaskan bahwa NU menerima asas tunggal Pancasila.

Kiai Said kemudian menjelaskan, saking kentalnya semangat nasionalis pendiri NU KH Hasyim Asy’ari, jargon hubbul wathan minal iman (naisonalisme bagian dari iman) dikenal luas bukan hanya di Indonesia, tetapi juga mancanegara.

“Jargon itu diakui ulama dunia. Saking terkenalnya, sampai-sampai dikira hadis. Padahal itu jargon Mbah Hasyim,” papar Pimpinan Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah itu.

Dijelaskan oleh Kiai Said, berkat jasa para ulama, Indonesia tidak menjadi negara sekuler yang memisahkan urusan agama dengan negara. Juga bukan negara Islam, yang justru akan mengancam keutuhan Indonesia sebagai bangsa yang majemuk.

Selain itu Kiai Said menyayangkan para pejuang di Timur Tengah. Menurutnya, banyak pejuang Muslim yang bukan nasionalis kendati beragama Islam. Sebaliknya, banyak pejuang nasionalis tetapi bukan Muslim. Akibatnya, kedua belah pihak tidak menemukan titik temu dan sering konflik.

“Berbeda di Indonesia. Pejuang Muslim, ya pejuang nasionalis. Pejuang nasionalis, ya pejuang Muslim. Tinggal kita sekarang, bagaimana menerima estafet amanah yang sangat berat ini. Mari kita jaga dan rawat keberlangsungan NKRI,” pungkas Kiai Kelahiran Cirebon itu.

PH/IslamIndonesia/Foto utama: Nu online

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *