Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 23 July 2014

Kata-kata Penggugah Tafakur


kidnesia.com

JIWA BISA LETIH seperti badan. Dan kata-kata yang apik adalah salah satu penyegarnya. Apalagi jika kata-kata itu juga mampu menggugah pikiran untuk bertafakur.

Apalagi jika kata-kata itu juga mampu menggugah pikiran untuk bertafakur. 1435 tahun yang lalu, Ali bin Abi Thalib berdiri di sebuah mimbar dan menyegarkan jiwa banyak orang lewat sebuah ceramah tentang keagungan Tuhan di balik penciptaan semut dan belalang. Detil penyampaiannya membawa kita, yang hidup seribu tahun setelahnya, seolah sedang menyaksikan satu episode panjang film dokumenter produksi National Geography:

“Lihatlah semut dengan tubuhnya yang kecil dan bentuknya yang halus. Ia hampir tak terlihat di mata, tak dapat pula ditangkap oleh imajinasi — betapa ia berjalan di bumi dan menggunakan rezekinya. Ia membawa gabah ke lubangnya dan menyimpannya di tempat kediamannya. Ia mengumpulkan selama musim panas untuk musim dinginnya, dan selama kuat untuk masa lemahnya. Rezekinya terjamin, dan diberi makan menurut pantasnya. Allah Maha Pemurah tak pernah melupakan dan Allah Maha Pemberi tidak merenggut haknya, walaupun ia berada di batu kering atau karang yang kokoh.”

“Apabila Anda memikirkan tentang jalan pencernaannya, selaput belulang pada perutnya, mata dan telinga di kepalanya, Anda akan takjub tentang penciptaannya dan Anda akan merasakan kesulitan dalam menggambarkannya. Mahatinggi Dia yang membuatnya berdiri pada kaki-kakinya dan menegakkannya pada tiang-tiang (yang menjadi anggota badannya). Tak ada sekutu yang turut menyertai-Nya dalam memulainya dan tak ada sesuatu yang berkuasa membantu-Nya dalam penciptaannya. Apabila Anda melangkah pada jalan imajinasi Anda, dan mencapai ujungnya, hal ini tak akan membawa Anda kemana-mana kecuali bahwa Pencipta semut itu adalah sama dengan Pencipta kurma, karena segala sesuatu mempunyai kehalusan dan detail yang sama, dan begitulah setiap makhluk hidup.”

Lalu dia menuturkan keindahan belalang sebagai berikut: “… Atau kalau Anda mau, saya bisa bercerita tentang belalang (pula). Allah memberinya dua mata merah layaknya dua rembulan dan membuatkan untuknya telinga yang kecil, membukakan baginya mulut yang sesuai, dan memberikan kepadanya indera yang peka, dua gigi untuk memotong dan dua kaki seperti arit untuk menggenggam. Para petani takut karena mereka tak dapat mengusirnya, walaupun mereka berupaya bersama-sama. Belalang dengan leluasa menyerang lahan dan memuaskan hasrat laparnya, walaupun badannya tak lebih besar dari jari kelingking.”  

“… Kemana pun kita menghadap, hanya keagungan Allah yang kita temukan. Semua sudut dan bagian alam raya ini dipenuhi oleh jejak-jejak keagungan-Nya. Imajinasi manusia yang paling jenius pun tak sanggup menjangkau matra keagungan dan kebesaran-Nya. Sedemikian penuh alam semesta dengan keagungan-Nya, sehingga siapa saja yang berusaha untuk mengamati dan meneliti, maka dirinya akan dirundung kelelahan. Kata Al-Quran: Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu yang cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah dan letih. (QS 67: 4).”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *