Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 15 October 2022

Malu Tak Bisa Memberi, Itulah Puncak Kedermawanan Nabi


islamindonesia.id – Rasulullah Muhammad s.a.w merupakan teladan yang sempurna. Beliau mencontohkan begitu banyak sifat mulia, termasuk dalam hal kedermawanan.

Seperti diketahui, Nabi s.a.w memiliki sifat pemberi. Suatu hari, datang seorang perempuan yang menghadiahkan baju kepada beliau. “Wahai Rasulullah, aku ingin menghadiahkan baju ini untuk engkau,” kata perempuan itu.

Rasulullah pun menerima hadiah ini. Pada hari itu, beliau memang sedang membutuhkan baju. Pemberian dari perempuan itu lantas dikenakannya.

Selang beberapa lama kemudian, datang seorang sahabat beliau. Pria ini menyadari bahwa Nabi s.a.w baru saja menerima hadiah.

“Wahai Rasulullah, alangkah bagusnya baju ini. Sudikah engkau memberikannya kepadaku?”

“Ya,” jawab Rasul s.a.w yang langsung memberikan baju itu kepada sahabatnya.

Sesudah Rasulullah beranjak dari tempat itu, para sahabat lain menegur orang yang telah meminta baju itu. “Padahal, kamu mengetahui bahwa Rasulullah membutuhkannya. Tahukah engkau, beliau tidak akan menolak seseorang yang meminta sesuatu kepadanya?”

Dalam kisah lain yang diriwayatkan Jabir, terungkap sifat dermawan Rasulullah s.a.w. Beliau tak pernah segan memberi bahkan ketika dalam kondisi yang serba terbatas.

Suatu ketika, Rasulullah sedang duduk di dekat rumahnya. Kemudian, datang seorang anak kecil.

“Wahai Rasulullah, ibuku memohon kepadamu agar ia diberi sebuah gamis,” kata si anak.

“Tunggulah hingga barang itu ada, maka engkau dapat datang lagi,” jawab Rasulullah.

Anak itu pun pulang ke rumahnya. Dia mengabarkan pesan Rasulullah kepada ibundanya.

“Datanglah lagi kepada Rasulullah. Katakan kepadanya, ibu meminta gamis yang sedang dipakainya,” ujar ibu si anak itu.

Maka anak ini datang lagi kepada Rasulullah untuk menyampaikan pesan ibunya.

Mendengar itu, Rasulullah kemudian masuk ke dalam rumahnya dan menanggalkan gamis yang sedang dipakainya.

Si anak menerima baju itu dengan suka-cita. Kemudian, Rasul pun duduk di dalam rumahnya. Tidak berbaju.

Sesaat kemudian, terdengar Bilal mengumandangkan azan. Jemaah di dalam masjid sempat menunggu beberapa saat sebelum Rasulullah s.a.w keluar dari rumahnya untuk memimpin shalat.

Menurut Ahmad Muhammad al-Hufy dalam bukunya, Rujukan Induk Akhlak Rasulullah, puncak kedermawanan Nabi s.a.w ialah merasa malu bila tak bisa memberi kepada orang yang meminta kepadanya. Beliau merasa malu kalau orang yang meminta itu pulang dengan tangan hampa.

Dalam suatu riwayat disebutkan, seseorang meminta kepada Rasulullah, tetapi beliau sedang tak memiliki sesuatu yang dipinta itu.

Maka beliau berkata kepadanya, “Aku sedang tidak mempunyai apa-apa, tetapi engkau silakan membeli kebutuhanmu itu atas tanggunganku, nanti kalau aku sudah memiliki uang, aku yang akan membayarnya.”

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *