Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 14 September 2023

Isyarat Tentang Wafat Rasulullah dalam Al-Qur’an dan Hadis


islamindonesia.id – Isyarat tentang wafatnya Nabi Muhammad s.a.w banyak disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis. Dalam sirah nabawi, disebutkan bahwa Rasulullah s.a.w wafat pada tanggal 28 Safar tahun ke-11 Hijriah. Rasulullah s.a.w wafat pada usia 63 tahun di Madinah.

Isyarat akan wafatnya Nabi Muhammad s.a.w itu sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis memiliki hikmah yakni agar para sahabat Nabi dapat menyiapkan mental sekaligus alih generasi dari masa kenabian ke masa tanpa nabi.

Ahmad Sarwat MA dalam bukunya berjudul Fiqih Sirah Wafatnya Nabi, menyebutkan bahwa sebenarnya isyarat akan wafatnya Nabi s.a.w sudah muncul dalam banyak momentum. Isyarat paling awal tentang wafatnya Nabi s.a.w terjadi ketika perang Uhud di tahun kedua Hijriah.

Dalam Al-Qur’an, Surah Ali Imran ayat 144, Allah SWT berfirman: “(Nabi) Muhammad hanyalah seorang rasul. Sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”

Konteks ayat tersebut turun berkaitan dengan meluasnya isu bahwa Nabi s.a.w ikut jadi korban dalam perang tersebut. Kondisi itu memang sempat membuat kalut kaum Muslimin. Ayat tersebut kemudian membantah isu terbunuhnya Nabi s.a.w.

Isyarat akan wafatnya Nabi s.a.w disebutkan juga dalam Surah Al-Maidah. Ketika itu, Nabi s.a.w menjalankan ibadah haji dan turunlah ayat ketiga dari Surah Al-Maidah yang menyatakan bahwa agama Islam telah sempurna.

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan) yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang (sempat) kamu sembelih. (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk berhala. (Demikian pula) mengundi nasib dengan azlām (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Oleh sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Maidah:3)

Ketika Nabi s.a.w menyampaikan ayat tersebut, para sahabat merasa gembira karena Islam telah sempurna, kecuali sebagian sahabat yang merasakan hal sebaliknya yakni sedih karena mereka mengetahui bahwa ayat tersebut isyarat kewafatan Nabi Muhammad s.a.w.

Isyarat akan wafatnya Nabi s.a.w juga disebutkan dalam beberapa hadis. Diriwayatkan dari Imam Bukhari, sejak turunya Surah Al-Nashr, Nabi Muhammad tampak lebih giat beribadah dan memperbanyak tasbih dan istighfar.

Ummu Salamah juga menceritakan bahwa di akhir hayatnya Nabi s.a.w tidak duduk maupun berdiri kecuali berzikir “subhanallah wa bihamdihi”.

Isyarat akan wafatnya Nabi juga disebutkan hadis dari Muadz. Dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan bahwa Nabi s.a.w ikut mengantarkan Muadz yang sudah naik di atas punggung unta sedangkan Nabi berjalan.

Nabi s.a.w kemudian berpesan: “Wahai Muadz, boleh jadi kamu tidak akan bertemu aku lagi setelah tahun ini. Mungkin nanti kamu akan lewat masjid ini dan kuburku.”

Mendengar hal itu, Muadz pun menangis karena membayangkan bakal berpisah dengan Nabi s.a.w.

Isyarat lainnya juga terdapat dalam momentum Haji Wada’. Saat itu, Nabi s.a.w menyampaiakn khotbah dengan kalimat pembuka sebagai berikut: “Wahai manusia dengarkan perkataanku. Sesungguhnya Aku tak pernah tahu, boleh jadi aku tidak akan pernah lagi bertemu kalian setelah tahun ini di tempat ini untuk selamanya.”

Diriwayatkan bahwa sebelum wafat, Nabi s.a.w mengalami demam hingga merasakan kepayahan. Nabi lalu meminta agar tubuhnya diguyur air 7 qirbat dari berbagai sumur. Para sahabat lalu mendudukkan Nabi s.a.w dalam bejana dan mengguyurkan air sampai Nabi bersabda: “Cukup, cukup.” Ketika itu, Nabi s.a.w merasa tubuhnya kembali ringan.

Empat hari sebelum wafat, Nabi s.a.w mengimami shalat berjemaah. Namun, hanya sempat mengimami empat waktu shalat yaitu Subuh, Zhuhur, Ashar dan Maghrib. Untuk shalat Isya, Nabi s.a.w meminta salah seorang sahabat untuk menggantikan posisinya menjadi imam.

Sehari jelang wafat, Nabi s.a.w memerdekakan dua budak, bersedekah dan menghibahkan senjatanya untuk kaum Muslimin.

Saat-saat terakhir Nabi wafat, Allah SWT mengutus para malaikat-Nya untuk turun ke bumi dengan mengenakan pakaian terbaiknya. Allah SWT menyuruh malaikat untuk mencabut nyawa Nabi s.a.w dengan penuh lemah lembut.

Sebelum mencabut nyawa Nabi s.a.w, para malaikat itu mengucapkan salam ketika akan masuk ke rumah Nabi. “Assalamu’alaikum wahai ahli rumah kenabian sumber wahyu dan risalah.”

Putri Nabi, Sayyidah Fatimah lalu keluar dan berkata kepada tamunya (malaikat): “Wahai Abdullah (hamba Allah), Rasulullah s.a.w sekarang dalam keadaan sakit.”

Malaikat lalu berkata: “Assalamualaikum, bolehkan saya masuk?”

Nabi yang mendengar salam malaikat itu kemudian berkata: “Masuklah wahai Malaikat Maut.”

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa malaikat Izrail turun bersama malaikat Jibril. Namun, malaikat Jibril tidak ke rumah Nabi melainkan di langit dunia.

Jibril yang mendengar akan hal itu lantas langsung turun dan berada di sisi Nabi s.a.w. Nabi berkata” Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahwa ajalku telah dekat?”

 Jibril menjawab: “Ya, wahai kekasih Allah.”

“Beri tahu kepadaku apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisi-Nya,” pinta Nabi.

Jibril menjawab “Pintu-pintu langit telah dibuka dan malaikat telah berbaris menyambut rohmu wahai Rasulullah.”

Nabi lalu mengucap syukur. Kemudian Nabi berkata: “Sekarang tenanglah hati dan perasaanku. Wahai Malaikat Maut, mendekatlah kepadaku.”

Lalu, Malaikat Maut pun mendekat dan mulai mencabut nyawa Nabi s.a.w.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *