Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 12 November 2017

TOKOH – Nuriyyah, Guru Kaligrafi Wanita Pertama di Maroko


islamindonesia.id – TOKOH – Nuriyyah, Guru Kaligrafi Wanita Pertama di Maroko

 

Penulis kaligrafi di Maroko tak seperti penulis kaligrafi di sejumlah negara yang memiliki kebudayaan Islam. Di Mesir dan Turki, misalnya, penulis kaligrafi diberikan perhatian dan tempat yang layak.

Di dua negera itu, sekolah kaligrafi berdiri sejak abad pertengahan Islam sehingga melahirkan alumni-alumni ternama. Sebut saja Ibnu al-Lu’aybiya, di Mesir, yang menjadi penulis naskah Al-Quran untuk Sultan Saladin. Sedangkan di Turki, ada Hafiz Osman seorang master kaligrafi aliran Naskh.

Meski Maroko belum memiliki sekolah khusus,  di sana telah berdiri organisasi perkumpulan pecinta kaligrafi yang disertai tempat les. Bahkan, seperti dilaporkan detik.com, sekolah Alquran di Kota Casablanca memiliki kelas khusus untuk wanita yang mempelajari cara menulis Alquran dalam bentuk kaligrafi khas Maroko. Sejauh ini, Casablanca dan Rabat dikenal sebagai dua kota besar Maroko yang memiliki  banyak sekolah, baik formal maupun non formal untuk mempelajari Alquran.

Adalah Nuriyyah, pengajar kaligrafi di Casablanca sekaligus menjadi guru kaligrafi wanita pertama di Maroko. Nuriyyah, merupakan wanita yang sudah lama malang melintang di dunia kaligrafi.

Dia belajar kaligrafi sejak tahun 2008, saat Raja Muhammad VI mengadakan lomba kaligrafi. Ia kemudian mendapat sertifikat resmi sebagai pengajar kaligrafi pada tahun 2014.

Nuriyyah bersama muridnya di halaman Masjid Hassan II, Casablanca, Maroko. Photo: Irfan Padli/TRANS7

Nuriyyah bersama muridnya di halaman Masjid Hassan II, Casablanca, Maroko. Photo: Irfan Padli/TRANS7

“Harapan saya, ada sekolah khusus khat (kaligrafi Islam) di Maroko, yang bukan hanya sekedar formalitas namun juga menciptakan suatu iklim untuk anak sejak dimulai sekolah atau sejak kecil,” kata Nuriyyah.

Dengan sekolah khusus khat, menurut perempuan berjilbab ini, orang Maroko bisa menulis khat sejak kecil lewat pendidikan formal. “Persoalannya sekarang, anak-anak di sekolah tidak bisa menulis khat Maroko dengan bagus,” ujarnya.

Aliran Kaligrafi

Di dunia kaligrafi, sebagaimana dikatakan oleh peneliti Islam asal Jerman, Annemarie Schimmel,  terdapat dua aliran besar kaligrafi; Nasta’liq dari Persia dan Naskh dari Turki. Dalam bukunya Calligraphy and Islamic Culture, Annemarie menjelaskan, pendiri aliran Naskh adalah Yaqut al-Musta’simi, seorang Muslim kelahiran Yunani, selain sebagai kaligrafer, dia juga dikenal sebagai sekretaris terakhir dinasti Abbasiyah; selain itu ada Syaikh Hamdullah al-Amasia dan Hafiz Osman.

Di aliran Nasta’liq, pendirinya adalah Mir Ali Tabriz (wafat 1420), Sultan Ali Mashhad (1442-1519), dan Mir Ali al-Katib (wafat 1556). Di kemudian hari Nasta’liq dikembangkan oleh Mir-Imad (dibunuh tahun 1615).

Kaligrafi karya Hafiz Osman, tahun 1690. Photo: wikiart.org

Kaligrafi karya Hafiz Osman, tahun 1690. Photo: wikiart.org

Kaligrafi gaya Nasta’liq, koleksi milik Hayy Seyed Reza Sadr Hasani. Photo: islamoriente.com

Kaligrafi gaya Nasta’liq, koleksi milik Hayy Seyed Reza Sadr Hasani. Photo: islamoriente.com

Sementara itu, kaligrafi Maroko menganut aliran Maghribi yang memang tidak dikenal sebagai aliran kaligrafi utama. Namun, kaligrafi model Maghribi ini merupakan karya seni yang mempunyai kekhasan tersendiri, dan menjadi pilihan gaya penulisan Al-Quran di Maroko, Tunisia, Aljazair, dan sekitarnya (Afrika Utara).

Kaligrafi gaya Maghribi dari Andalusia, pada abad pertengahan Islam. Photo: http://www.khayma.com/so7ba/qoran/qrnmkh.html

Kaligrafi gaya Maghribi dari Andalusia, pada abad pertengahan Islam. Photo: khayma.com

Khat maghribi, gaya penulisan Alquran di Maroko di masa kini. Photo: Irfan Padli/TRANS7

Khat Maghribi, gaya penulisan Al-quran di Maroko di masa kini. Photo: Irfan Padli/TRANS7

Ada beberapa bentuk huruf hijaiyah pada gaya maghribi, yang berbeda dengan gaya huruf Arab pada umumnya. Seperti huruf fa, kita mengenalnya dengan titik di atas. Pada khat maghribi huruf fa memiliki titik di bawah. Serta huruf qaf yang justru sama dengan fa, punya satu titik di atas.

Kelas kaligrafi aliran Maghribi ini memang bukan satu-satunya di Maroko. Namun kelas ini menjadi istimewa karena dikhususkan untuk wanita, dan mempunyai guru kaligrafi wanita pertama di Maroko.

Kelas Kaligrafi Khusus Wanita di Maroko. Photo: Irfan Padli/TRANS7

Kelas kaligrafi khusus wanita di Maroko. Photo: Irfan Padli/TRANS7

Berbicara mengenai sejarah, memang pada umumnya kaligrafer-kaligrafer ternama berasal dari kaum lelaki. Namun, faktanya ternyata ada juga kaum wanita yang memiliki karya kaligrafi yang diakui, misalnya Zainab Shuhda al-Katiba (wafat 1178); Gauharshad, putri dari Mir-Imad; dan Putri Malika Jahan, istri dari Ibrahim II dari Bijapur.

 

PH/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *