Kolom Vivi Alatas: Tidak Diterima di SBMPTN, Masih Banyak Jalan

islamindonesia.id – Tidak Diterima di SBMPTN, Masih Banyak Jalan
Tidak Diterima di SBMPTN, Masih Banyak Jalan
Oleh Vivi Alatas | Ekonom, penulis buku Izinkan Aku Berbagi Harapan
Untuk adik-adik yang mungkin sedang kecewa tidak diterima di SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri), sedih adalah wajar, tetapi nelangsa jangan. Sukses dan bahagia bukan ditentukan dari diterima atau tidaknya di perguruan tinggi yang menjadi idaman.
Sukses dan bahagia adalah sebuah proses yang kendalinya ada di tanganmu, bukan di tangan dosen, bukan karena secarik kertas ijazah. Usaha memang harus maksimal. Tekun, telaten, dan teliti adalah mesti. Menjadi pembelajar sepanjang masa hukumnya wajib.
Masih banyak jalan dan jalan pun bisa diciptakan. Salah satu jalan utama mengasah ilmu memang lewat menjadi mahasiswa. Tetapi itu bukan satu-satunya jalan. Sekarang belum diterima di SBMPTN, semangat ikuti ujian mandiri.
Diterima PTN (Perguruan Tinggi Negeri) memang memberikan rasa kelegaan, namun itu juga bukan satu-satunya jalan. Ada banyak universitas swasta yang tak kalah bagusnya.
Kalian sungguh beruntung, hidup di jaman now (sekarang), yang mau belajar apa saja bisa dan tidak dibatasi hanya dalam institusi Perguruan Tinggi. Kuncinya satu, kenali diri, apa aktivitas/pekerjaan/skill (keterampilan) yang bisa menyalakan semangat di dada. Apa yang bisa mendatangkan semangat untuk tekun mengasah walau terasa susah.
Dengan mengenali diri kita bisa meramu menu sendiri apa yang ingin kita pelajari, tanpa dibatasi batasan kurikulum hanya harus belajar tentang satu disiplin ilmu, tanpa batasan kemampuan dosen dalam mengajar, tanpa batasan negara.
Make your own program (buat programmu sendiri). Kemudian jelajahi berbagai Mooc, Coursera, Edx, dan banyak lagi yang lainnya, open course (kursus terbuka) universitas ternama, google, learning platform (platform pembelajaran), cari mentor, cari coach (pelatih), cari murshid (guru), dan cari teman seperjuangan.
Kuncinya adalah telaten, grit (ketabahan), khusyuk, istiqamah dengan mengenali cara merayu diri agar semangat bisa dicipta. Proses mengenali diri ini bukan hanya pada saat mau lulus SMA (Sekolah Menengah Atas), tetapi terus berlangsung dalam hidup sebagai pembelajar.
Saya sekarang lagi sekolah lagi, dan menikmati kembali menjadi murid, menikmati indahnya proses menemukan ilmu ‘angele nek dhurung ketemu’ (bahasa Jawa: memiliki ilmu itu sulit dan susah sebelum dipahami dan dijiwai).
Dunia sedang berubah, ilmu pun terus berkembang. Jika kita hanya mengandalkan apa yang sudah atau yang akan didapat dari Perguruan Tinggi, kita pasti akan tertinggal.
Strategi yang paling utama agar tidak tertinggal adalah mengasah kemampuan menjadi pembelajar sepanjang masa, lewat tahu cara belajar yang paling pas untuk diri kita, lewat memupuk soft skill (keterampilan lunak) dan executive skill (keterampilan pelaksana) agar tidak mudah menyerah, lewat critical thinking (berpikir kritis) yang bisa diterapkan lintas disiplin.
Di setiap perjalanan untuk mencapai tujuan selalu ada periode di mana kita merasa tak mampu menahan kegagalan. Sukses bukanlah tentang kemampuan menghindari kegagalan, tetapi lebih tentang kemampuan bangkit kembali dari kegagalan.
Ada satu lagu jadul (jaman dulu), yang pasti adik-adik tidak tahu. Lagu Tegarkan Hatimu dari Jen Retno Aryani, selalu bisa bikin saya lebih bersemangat pada saat lagi suntuk abis. Bait refnya (refrain: pengulangan) yang masih saya ingat….
Indah jalan di depanmu
Cobalah berlari tegarkan hatimu
Citamu kuyakin tercapai
Kuyakin kau gapai
Jangan ragu
Hadapi hidup yang nyata
Semua terjadi tiada abadi
Dukamu segera berlalu
Jangan kau biarkan membelenggu.
Vivi Alatas 16/8/2020
PH/IslamIndonesia
Bagi anak yg nilai biasa saja, ndak usah daftar yg negri, langsung di swasta, smoga tetap sukses