Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 15 October 2023

Kolom – Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A (K): Hal dan Maqam


islamindonesia.ia – Kolom – Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A (K): Hal dan Maqam

Dalam kehidupan kita mungkin suatu saat pernah mengalami kondisi batin yang tenang, damai dan khusyu. Kita berada di puncak kedekatan kepada Tuhan, serta mengalami kesadaran ilahi yang dalam.

Kondisi tersebut bisa terjadi kapanpun, saat kita sedang sedih atau senang. Saat sedang beribadah maupun sedang bekerja. Saat sendiri maupun bersama orang lain.

Kondisi inilah yang disebut sebagai “Hal”.

Kondisi itu merupakan karunia dan hadiah dari Tuhan, mungkin merupakan jawaban dari mujahadah dan riyadah kita sebelumnya, mungkin karena amal kebaikan kita, mungkin karena doa dari keluarga kita, kita tidak tahu pasti karena itu adalah hak prerogatif Tuhan.

Namun kondisi tersebut biasanya tidak berlangsung lama, bahkan kadang hanya sesaat saja.

Keimanan kita ini seringkali rapuh, dan mudah sekali goyah.

Kita merasakan telah berbuat baik, beribadah, beramal dan bersedekah, tapi kenapa kok kita tetap begini saja, kenapa doa kita tak kunjung dikabulkan.

Kondisi “Hal” ini sebenarnya adalah salah satu jawaban doa kita, bukti bahwa Tuhan tidak meninggalkan kita.

Sebenarnya Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sedetik pun, justru sering kita yang berpaling dari Dia.

Kehidupan dunia, dengan kenikmatannya yang menggoda, dengan kesibukan dan hiruk pikuk nya sering membuat kita lupa.

Ketika kita sedang senang kita lupa, ketika susah barulah ingat kepada Tuhan dan khusyu berdoa.

Bila doa kita belum dikabulkan kita merajuk dan menganggap Tuhan meninggalkan kita. Itulah sifat manusia.

Kita sering lupa bahwa “Hal” ini juga  satu bentuk jawaban doa kita, doa orang yang mencintai kita, dan amal ibadah kita, selama perjalanan hidup kita.

Semakin sering kita mendapatkan kondisi tersebut semakin dekat kita kepada-Nya.

Sebenarnya kita berharap agar “Hal” ini bisa bersifat permanen dan menetap seumur hidup kita. Namun untuk mendapatkan kondisi tersebut tidaklah mudah.

Kita harus selalu konsisten, selalu berusaha, tidak boleh malas dan bosan dalam membersihkan jiwa kita setiap saat (tazkiyatun nafs).

Makin bersih hati kita, makin besar upaya kita dalam tazkiyatun nafs, makin sering kita akan mendapatkan kondisi “Hal” tersebut.

Lama kelamaan, seiring waktu, bila kita konsisten, dengan kesabaran dan keikhlasan kita, kondisi “Hal” akhirnya bisa menetap dan disebut sebagai “Maqam”.

Maqam (stasiun) merupakan kondisi batin yang menetap dan permanen.

Kita tidak tahu berapa lama kita bisa mencapai kondisi Maqam ini. Mungkin setahun, dua tahun atau puluhan tahun, atau sama sekali tidak tercapai dalam hidup kita, tergantung dari upaya kita dalam membersihkan jiwa.

Kita tidak perlu kecewa apalagi putus asa dengan karunia dan petunjuk-Nya, yang penting dalam hidup ini selalu konsisten berusaha dan berusaha, terus menerus, bersabar, sedikit demi sedikit.

Hasilnya tidak dirasakan secara instan.

Tapi yakinlah Tuhan pasti akan menolong kita. Wallahualam

AL/ Islam Indonesia/ Featured Image: kompasiana.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *