Kolom – Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A (K): Aura Ilahi

islamindonesia.ia – Kolom – Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A (K): Aura Ilahi
Orang tertentu yang ruhnya dekat dengan Tuhan akan memancarkan aura ilahi yang dapat berpengaruh kepada kita.
Saat kita dekat dengan mereka kita akan memperoleh kesadaran ilahi. Makin dekat ruhnya dengan Tuhan makin kuat auranya.
Tidak ada orang yang lebih dekat kepada Tuhan dibanding Rasulullah Saw. Wajahnya memancarkan aura ilahi yang sangat kuat. Dengan memandang wajahnya saja orang akan terpengaruh, sehingga memperoleh kesadaran ilahi.
Sahabat rasul Hanzhalah berkata :
“Wahai Rasulullah, bila kami memandang wajahmu maka hati kami berada dalam puncak kekhusyu’an, namun bila kami kembali ke rumah dan bertemu anak istri kembali, maka hilanglah kondisi itu, dan kami kembali kepada hawa nafsu duniawi”.
Beliau bersabda:
“Wahai Hanzhalah, sekiranya saat kalian berada di rumah kalian, sama dengan saat kalian berada di sisiku, niscaya para malaikat akan menyalami kalian”. (HR Ahmad)
Aura tersebut sifatnya sementara, hanya saat kita dekat kepada mereka. Begitu kita menjauh, auranya berangsur akan menghilang.
Memperoleh kesadaran ilahi setiap saat secara permanen hingga akhir hidup kita, adalah dambaan kita, namun hal itu bukan merupakan hal yang mudah.
Kita tidak boleh bosan dan selalu berusaha memperoleh kesadaran itu setiap saat, terus menerus, secara berkala.
Kita berada di zaman yang berbeda dengan Rasul Saw, sehingga kita tidak bisa memandang wajahnya.
Namun kita tidak perlu iri dengan orang yang hidup di zaman Rasul. Karena di zaman kini pun ada orang yang ruhnya sangat dekat dengan Tuhan, dan mempunyai aura ilahi yang kuat. Bila kita bisa dekat dengan mereka, auranya akan berpengaruh juga kepada kita.
Paling tidak ada 4 orang yg dianggap ruhnya dekat dengan Tuhan:
Pertama adalah seorang bayi.
Dalam kajian tasawuf, sering disebutkan bahwa ruh seorang bayi, dalam satu tahun pertama kehidupannya, masih terhubung dengan Tuhan secara langsung tanpa perantara dan tanpa hijab.
Di periode ini ruh bayi masih bertauhid dengan fitrahnya, sebagaimana ruh ketika berada di alam dzar. Seiring waktu hubungan ruh bayi tersebut semakin memudar.
Bayi harus menjalani kehidupan di alam dunia yang baru dan asing, bayi harus tumbuh dan belajar kembali untuk bertauhid. Karena itu kita dianjurkan memandang wajah bayi, khususnya di tahun pertama kehidupannya, agar dapat menyerap aura ilahi yang masih kuat.
Kedua adalah para auliya, arifin, sholihin yang ikhlas.
Mereka ridho dan diridhoi Tuhan.
Yang bersemayam di hati mereka tidak ada yang lain selain Tuhan.
Wajah mereka selalu cerah dan penuh senyum.
Mereka selalu merasa cukup, tidak pernah kekurangan atas pemberian-Nya.
Hati mereka selalu lapang, tidak pernah merasa sempit dan susah.
Mereka selalu bersyukur dan selalu merasa menjadi hamba yang paling beruntung.
Perbanyaklah berkumpul dengan mereka, sehingga kita bisa menampung aura ilahi yg terpancar dari mereka.
Ketiga adalah orang beriman yang sakit dan mendekati ajalnya.
Mereka sudah merasakan bahwa ruhnya akan segera dipanggil oleh-Nya, sehingga mereka makin dekat kepada-Nya.
Berkenaan dengan hal ini, saya ingin menceritakan sedikit pengalaman pribadi, mungkin bermanfaat bagi pembaca.
Ketika merawat almarhumah istri saya yang meninggal karena kanker. Saat perawatan satu bulan terakhir, saya telah ridha atas kehendak-Nya. Ketika itu saya berusaha selalu disisi tempat tidurnya.
Semakin hari semakin saya rasakan hal yang luar biasa, yang tidak bisa diutarakan tapi bisa dirasakan, sampai meninggalnya almarhumah.
Mungkin itu adalah kesadaran ilahi ketika dekat dengan orang sakit yang mendekati ajalnya.
Keempat adalah orang tua yang bersih hatinya.
Hidup kita ini sebenarnya adalah perjalanan menuju Tuhan.
Semestinya, makin tua umur kita makin dekat dengan Tuhan.
Akan merugi dengan berjalannya waktu dan umur, kita tidak bergerak maju menuju Dia.
Orang tua yang bersih hatinya, ikhlas dan taat pasti lebih dekat kepada Tuhan dibanding kita, dan memiliki aura ilahi yang kuat.
Dekatilah mereka untuk mengambil manfaatnya.
Apalagi kepada ayah dan ibu kita sendiri, berlipat ganda aura ilahi yang bisa kita tampung dari mereka. Wallahualam…
AL/ Islam Indonesia/ Featured Image: istockphoto.com
Leave a Reply