Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 19 July 2022

Teladani Rasulullah dalam Mendidik Anak


islamindonesia.id – Rasulullah Muhammad s.a.w merupakan sosok uswatun hasanah (teladan terbaik), dapat menjadi panutan bagi para orangtua dalam mendidik anak-anak mereka.

Adapun cara mendidik anak seperti yang diajarkan oleh Rasulullah sudah dapat dipastikan memiliki nilai akhlakul karimah. Artinya, semua langkah-langkah Rasulullah adalah kebaikan dan keindahan. Termasuk pendidikan maha luhur terkait bagaimana mendidik anak-anak beliau menjadi generasi sukses dunia akhirat.

Lalu bagaimana cara Rasulullah mendidik anak agar sukses dunia akhirat? Berikut enam di antaranya:

Pertama, mengenalkan Allah sejak dini, yaitu sejak bayi hingga dewasa. Mengenalkan ketauhidan, siapa Allah dan tujuan Allah SWT menciptakan manusia.

Kemudian senantiasa membangun karakter sejak dini, seperti membentuk akidah dan keimanan yang menjadi tonggak awal sukses dan tidaknya anak-anak ke depannya. Tentang hal ini, dalam Alquran Allah SWT berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.’” (QS. Luqman:13)

Kedua, mengajarkan pendidikan agama dan akhlak (moral). Rasulullah memberikan teladan dan petunjuk, baik dengan teguran ketika seorang anak berbuat kesalahan, maupun memberinya pujian jika si anak berperilaku baik.

Begitulah Rasulullah mengajarkan anak-anak beliau akhlak karimah, akhlak terhadap Allah dan akhlak terhadap sesama manusia, termasuk soal kepemimpinan, kesabaran, dan kesederhanaan hidup.

Rasulullah s.a.w, bersabda, “Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama dari pada (pendidikan) tata krama yang baik.” (HR. Tirmidzi dan Al-Hakim)

Ketiga, mengajarkan tanggung jawab dan amanah, seperti menjalankan tugasnya sebagai manusia yakni dengan melaksanakan perintah Allah, sejak dini mengajarkan salat dan kewajiban kewajiban lainnya.

Rasulullah s.a.w bersabda, “Suruhlah anak kalian salat ketika berumur 7 tahun, dan kalau sudah berusia 10 tahun meninggalkan salat, maka pukullah ia, dan pisahkanlah tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan anak perempuan).” (HR. Abu Dawud)

Keempat, limpahkan kasih sayang sebaik mungkin. Ajarkan keterbukaan dalam komunikasi dan informasi dalam segala aspek kehidupan, sehingga anak merasa nyaman ketika berhadapan dengan orang tuanya.

Kelima, ajarkan memilih kawan yang baik. Tumbuhkan lingkungan yang sehat, dan penuh kebahagiaan sehingga akan tercipta generasi yang kuat. Hal ini serupa kondisi Nabi Muhammad yang sedari kecil berada di lingkungan yang baik, lingkungan yang sehat lahir dan batin meskipun pada saat yang sama juga berada di tengah degradasi moral kaum Quraisy pada waktu itu.

Hal ini juga dijelaskan dalam riwayat bahwa Rasulullah s.a.w bersabda, “Seseorang bergantung pada agama temannya. Maka hendaknya ia melihat dengan siapa dia berteman.” (HR. Abu Dawud dan Imam Ahmad)

Keenam, para orang tua jangan pernah lupa untuk berdoa dan memohon yang terbaik kepada Allah SWT untuk anak-anaknya. Bahkan, jangan tanggung-tanggung ketika meminta kepada Allah untuk kehidupan dan masa depan mereka. Sebagaimana doa Nabi Ibrahim a.s yang diabadikan Alquran, “Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat. Ya Tuhanku, perkenankanlah doaku, Ya Tuhanku beri ampunlah aku dan kedua ibu-bapaku dan seluruh orang Mukmin, pada hari terjadinya hisab.” (QS. Ibrahim: 40-41).

Begitulah Rasulullah patut diteladani dalam semua aspek kehidupan kita sebagai Muslim, khususnya dalam mendidik anak. Meskipun beliau s.a.w diasuh dari tangan satu ke yang lain, dari kakeknya hingga pamannya, dari satu susuan ke susuan lain, namun mereka semua terpilih, baik akhlak sekaligus moralnya.

Tak heran bila secara lahir Nabi tidak pernah kekurangan kasih sayang, walaupun tidak diasuh langsung kedua orangtuanya yang sudah wafat ketika beliau masih kecil, dan secara batin Nabi terjaga dari kemungkaran serta kontaminasi orang-orang berakhlak tercela. Pendek kata, imunitas jasmani dan rohani Nabi terjamin suci sejak kecil hingga beliau dewasa.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *