Satu Islam Untuk Semua

Monday, 30 December 2013

Semua Orang Bisa Beramal


foto: mizania

Pernahkah dalam suatu waktu, Anda berhitung tentang perbuatan yang mengandung nilai amal yang pernah dilakukan?  Mulai dari bangun tidur, dalam perjalanan menuju tempat kerja, menuju tempat meeting, makan siang, hingga pulang kantor dan tidur kembali. Atau pernah kah kita menyadari bahwa ketika Anda memberikan jalan seorang wanita yang ingin menyebrang, dan Anda memperlambat laju kendaraan kemudian berhenti hingga wanita tadi selesai menyebrang, itu adalah perbuatan amal? Kemudian, Ingatkah Anda saat lulus kuliah dan diwisuda, sementara orang tua Anda merasa bangga dengan selesainya studi Anda dikampus favorit  yang juga pilihan ortu Anda.

Dalam hidup ini kita memang tidak dianjurkan menghitung-hitung kebaikan yang pernah kita lakukan. Dilain sisi, terkadang kita tidak sadar bahwa tindakan  yang kita lakukan menjadi ladang amal bagi diri kita dan orang lain. Bila saja kita semua sadar bahwa apa yang kita lakukan, menuai kebaikan bagi diri kita dan orang lain, bisa jadi dunia ini akan penuh kedamaian dan keteraturan yang maksimal.

Praktik menebar kebaikan dan amal, dalam hubungannya dengan Sang Pencipta (khaliq), Habluminallah dan, hubungan dengan manusia (Habluminannas), sudah diwahyukan oleh Alloh SWT dalam Alquran.  Kata “amal” yang secara sederhana biasa diartikan sebagai “kerja atau karya” juga dapat ditemukan dalam sejumlah ayat Al-Quran. Kata ini digunakan untuk menggambarkan karya nyata sebagai produk dari usaha manusia. Dalam pengertian ini, sebagai pelaku, manusia terikat pada kewajibat untuk terus beramal. Bahkan dalam banyak sumber dijelaskan bahwa beramal merupakan bagian dari ibadah. Dalam bentuk amal apa pun, selama  perbuatannya itu dilakukan sesuai dengan niat dan cara yang benar.

Dengan kata lain, beramal merupakan perwujudan ibadah. Jika Al-Quran menegaskan bahwa Alloh tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah, perwujudannya bisa dilakukan dalam banyak cara. Ibadah, tidak terbatas pada  bentuk ritual formal atau yang biasa disebut ibadah mahdhah, tapi juga dalam banyak ragam dan bentuknya. Dengan demikian, adalah sangat masuk akal jika manusia terikat dengan kewajiban untuk mewujudkan “ibadah” dalam  keseharian.

Membaca buku karya Asep Saeful Muhtadi yang berjudul “Beramallah Sekecil Apa pun” kita akan menjadi paham tentang pesan-pesan ajaran Islam yang penuh dengan amal. “Islam itu mudah lagi Indah,” begitu kutipan dari Cendekiawan Muslim, KH Miftah Faridl”.

Banyak kisah-kisah dan pengalaman sang penulis dalam buku yang diterbitkan  “PT Mizan Pustaka” ini. Tidak hanya itu, pengalaman yang luas penulis, dalam berinteraksi dengan kolega, tetangga, orang tua,  hingga komunitas yang berbeda keyakinan juga diceritakan dengan gaya bahasa yang “ngobrol”. Banyak kisah-kisah menarik yang dipaparkan penulis dalam menempuh karirnya sebagai seorang pendidik.Latar belakang pendidikan pesantren  dan pendidikan tinggi keIslaman, IAIN Sunan Gunung Djati, “menuntun” pemaparannya tentang sikap dan nilai kebaikan yang penuh dengan nilai amal.

Membaca buku ini kita seperti dituntun dan diberitahukan bahwa dalam menjalani hidup  dan aktivitas keseharian, kegiatan amal selalu bisa kita lakukan. [miz/ton/cover: mizania]

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *