Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 25 January 2023

Memahami Takdir Allah


islamindonesia.id – Berkaitan dengan takdir, Allah SWT berfirman: “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Al Hadid: 22-23)

Dengan mencermati makna ayat di atas, sudah seharusnya seorang Mukmin memahami eksistensi takdir agar keimanannya senantiasa teguh dan lurus. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis, “Dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)

Syaikh Ibnu Al ‘Utsaimin berkata: “Takdir itu tidak ada yang buruk. Yang buruk hanya ada pada yang ditakdirkan (al-maqdur, artinya takdir dari sisi manusia). Takdir jika dilihat dari sisi perbuatan Allah, semua takdir itu baik, sebagaimana disebutkan dalam hadis, ‘Kejelekan tidak disandarkan kepada-Mu’. Jadi takdir Allah itu selamanya tidak ada yang jelek. Karena ketetapan takdir itu ada karena rahmat dan hikmah. Kejelekan murni itu hanya muncul dari pelaku kejelekan. Sedangkan Allah itu hanya berbuat baik saja selama-lamanya.” (Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyah, hal. 88)

Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib berkata: “Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu selain keadaan yang Allah pilihkan untuknya. Inilah batasan sikap selalu ridha terhadap semua ketentuan takdir dalam semua keadaan yang Allah berlakukan bagi hamba-Nya.” (Siyar A’lamin Nubalaa’, 3/262)

Mukmin yang sempurna imannya akan menyadari di balik rencana Allah ada banyak kebaikan meskipun mungkin itu berat untukmu. Karena Allah SWT Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya.

Jadi jangan pernah resah dan gelisah dengan yang telah ditetapkan Allah, serta tak perlu iri dengan takdir yang telah ditetapkan untuk orang lain, karena kewajiban hamba adalah beriman pada semua ketentuan-Nya dengan hati ikhlas dan yakin akan pertolongan Allah saat Dia menguji kita dengan perkara-perkara yang kurang kita sukai.

Manusia hendaknya berikhtiar menjadi Mukmin terbaik dengan berdoa, agar dimudahkan menjalankan ketaatan, dijauhkan dari dosa, selalu berbaik sangka kepada Allah dan menempuh jalan-jalan yang mengantarkan pada takdir yang baik.

Ibnu Qayyim berkata: “Sesungguhnya Allah Azza wajalla telah menakdirkan berbagai macam ketentuan-ketentuan, Allah Azza wajalla menciptakan makhluk dengan takdir, membagi ajal mereka dengan takdir, membagi rezeki mereka dengan takdir, membagi ujian juga dengan takdir, membagi keselamatan juga dengan takdir, memerintah dan melarang (juga dengan takdir). Dan Al Imam Ahmad berkata: “Takdir adalah kekuasaan Allah.” (Syifaa’ Al-Aliil, Ibnul Qayyim, 28)

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *