Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 12 January 2016

KISAH – Kala Kiblat Berubah Arah


Selama 13 tahun kenabian Muhammad di Makkah, kiblat kaum Muslimin menghadap ke Baitul Maqdis di Palestina. Begitupun setelah hijrah ke Madinah, arah kiblat masih tetap  sama. Pada suatu hari, orang-orang Yahudi di Madinah menyindir nabi karena arah kiblat kaum Muslimin sama dengan mereka.

“Mengapa engkau mengikuti kiblat kami?,” ejek mereka.

Rasulullah pun bersedih dengan perlakuan mereka. Suatu malam ayah Fatimah Azzahra menengadahkan wajahnya ke langit dan memohon petunjuk pada Tuhannya. Saat tengah shalat Dzuhur dan memasuki rakaat kedua, malaikat Jibril datang kepada sang nabi seraya menyampaikan ayat:

“Sungguh Kami melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidilharam itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” QS. Al Baqarah: 144.

Rasulullah pun memalingkan arah shalatnya ke arah Kabah di Masjidilharam dan diikuti jamaah di belakangnya. Sejak saat itu Masjidilharam menjadi kiblat kaum muslimin.

MA/Islam Indonesia. Gambar: liputan6.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *