Satu Islam Untuk Semua

Friday, 02 May 2014

Gus Mus: Islam Kurang Teladan


www.mp3last.com

Tandanya orang bodoh itu adalah bila ditanya apa saja, bisa menjawab—Gus Mus.

 

Mencari orang yang dapat dijadikan teladan di zaman sekarang bukanlah hal mudah. Orang yang selama ini terkenal baik, dan dianggap sebagai ustad, kiai, bahkan ulama, bisa saja dalam hitungan hari berubah dan namanya kemudian masuk dalam daftar “tersangka”.

Sementara orang yang benar-benar baik dan patut dijadikan teladan, sebagian besar sudah dipanggil Allah. Hal inilah yang kemudian membuat masyarakat bingung harus bertanya kepada siapa.

Hal ini diakui Mustofa Bisri atau yang akrab dipanggil Gus Mus, ketika mengisi ceramah dalam tahlilan almarhum KH. Zainal Abidin Munawwir di Krapyak Yogyakarta, Senin 17 Februari 2014 M.

“Kalau kiai-kiai sudah diambil, orang-orang bingung harus bertanya kepada siapa. Mereka kemudian bertanya kepada orang sembarangan. Pokoknya asal orang pakai sorban, asal jenggotan, asal jubahan, dipanggil kiai, dipanggil ustadz, pasti akan ditanya. Maka mereka menjawab tanpa ilmu, jadinya mereka sesat dan menyesatkan orang lain,” kata Gus Mus seperti dikutip dari muslimmedianews.

“Ini semua sekarang sudah kelihatan tanda-tandanya. Banyak mufti jadi-jadian, yang ditanya apa saja bisa menjawab. Padahal itu tandanya geblek, bukan tanda orang yang alim. Tandanya orang bodoh itu adalah bila ditanya apa saja, bisa menjawab.

Ditanya: ‘Bagaimana hukumnya ayam yang ketabrak mobil, Ustadz?’ ‘Itu ayamnya masih hangat apa tidak?’ ‘Masih agak hangat, Ustadz.’ ‘Kalau masih agak hangat berarti agak halal…’ Sampeyan kalau mau tahu silakan buka televisi, ukuran jawabannya asal bisa dinalar saja.”

“Ada juga dikatakan ‘Para alim meninggal, ilmu pun mati’. Pada masa ini yang sulit itu adalah mencari teladan. Islam itu kekurangan contoh. Oleh sebab itu wajah Islam kelihatan jelek, karena kurang contoh. Yang dijadikan contoh yang jelek-jelek. Sampeyan lihat Youtube, ada bocah edan pakai jubah, menginjak kepala, yang begini ini yang merusak. Kalau ditanya: bagaimana baiknya, maka jawabnya: baiknya mandeg saja, gak usah lagi. Ini merusak Islam. Orang Islam saja melihatnya jijik dan muak, apalagi orang lain.”

Gusti Allah itu, lanjutnya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw., bila mengambil ilmu-Nya, tidak dengan cara mencabut ilmu itu dari dada para ulama, akan tetapi Allah mengambil ilmu-Nya dengan cara mewafatkan ulama.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *