Satu Islam Untuk Semua

Friday, 03 November 2023

Dahsyat Energi Shalawat Nabi


islamindonesia.id – Perintah untuk bershalawat di dalam Al-Qur’an dapat kita ketahui ketika Allah SWT menyeru hamba-Nya bershalawat untuk Nabi Muhammad s.a.w seraya berfirman; “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawat dan salamlah kalian untuk Nabi, dan ucapkanlah salam penghormatan untuknya.” (QS. Al-Ahzab: 56)

Imam Al-Qurthubi dalam kitab Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an menjelaskan bahwa melalui ayat ini Allah SWT memuliakan Nabi-Nya, baik saat beliau masih hidup maupun setelah Nabi wafat. Shalawat dari Allah SWT adalah rahmat dan ridha-Nya. Shalawat dari para malaikat adalah doa dan istighfar. Shalawat dari umatnya adalah doa dan penghormatan atas kedudukannya.

Shalawat wajib dibaca sekali seumur hidup, bahkan wajib di setiap melakukan amalan wajib yang terdapat rukun shalawat di dalamnya.

Ayat di atas tidak hanya menjelaskan tentang perintah Allah SWT kepada hamba-Nya bershalawat untuk Nabi Muhammad s.a.w. Namun terdapat dua hal yang spesial di balik perintah bershalawat di sini; pertama, perintah bershalawat spesial hanya untuk Nabi Muhammad s.a.w, tidak untuk para nabi yang lain. Kedua, Allah SWT yang memberi perintah telah terlebih dahulu bershalawat untuk Nabi Muhammad s.a.w, baru kemudian malaikat-malaikat-Nya, dan baru diperintahkan kepada hamba-hamba-Nya.

Penjelasan Rasulullah s.a.w tentang Energi Shalawat

Syadad ibn Aush meriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w bersabada, “Sesungguhnya shalawat kalian untukku akan sampai kepadaku.”  Seorang sahabat bertanya, “Bagaimana shalawat kami untukmu bisa sampai kepadamu padahal kamu telah dikubur?” Beliau lalu menjawab, “Sesungguhnya Allah SWT telah mengharamkan bumi memakan jasad para nabi.” (HR. An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan Al-Baihaqi).

Imam Ibnu Mulqin berkata bahwa shalawat seorang yang sampai kepada nabinya merupakan “penghubung” yang menghubungkan antara dirinya dengan nabinya.

Shalawat yang merupakan penghubung antara seorang Muslim dan nabinya, tentu memberi energi positif bagi sang pembacanya.

Syaikh Dr. Ali Jumah berkata: “Salah satu upaya seorang hamba mencegah diri dari kemaksiatan adalah menjalin ‘hubungan’ kepada Nabi Muhammad s.a.w dengan senantiasa bershalawat. Selain itu, shalawat juga merupakan bukti cinta seorang Muslim kepada nabinya. Rasulullah s.a.w pernah bersabda: ‘Tidak sempurna iman salah seorang kalian, sehingga Aku lebih dicintainya daripada anak-anaknya, orangtuanya, bahkan seluruh manusia’.”(HR. Muslim)

Dengan demikian, cinta yang dibuktikan dengan memperbanyak shalawat akan memberi energi yang dahsyat bagi seorang Muslim demi menjaga cintanya kepada nabinya.

Keutamaan Bershalawat

Keagungan shalawat adalah sesempurna sifat Allah yang memerintahkannya dan semulia Nabi Muhammad s.a.w yang menjadi objeknya. Inilah sebabnya suatu majlis atau forum menjadi hampa tanpa adanya muatan shalawat.

Keutamaan shalawat sangatlah banyak bahkan ini menjadi salah satu bukti keagungan shalawat itu sendiri.

Adapun di antara keutamaan bershalawat berdasarkan hadis-hadis yang shahih dan hasan adalah sebagai berikut:

Pertama, seorang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad s.a.w dengan satu shalawat akan mendapat tiga keutamaan sekaligus yaitu; Allah SWT membalasnya dengan sepuluh rahmat, dihapusnya sepuluh kesalahan, dan diangkatnya dengan sepuluh derajat. Hal ini sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi s.a.w bersabda, “Siapa yang bershalawat kepadaku sekali, niscaya Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim)

Kedua, para malaikat akan bershalawat dengan tujuh puluh kali shalawat kepada orang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad s.a.w. Hal ini sesuai hadis Mauquf dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dia berkata, “Siapa yang bershalawat kepada Nabi s.a.w, maka para malaikat bershalawat kepadanya tujuh puluh kali.” (HR. Ahmad)

Hadis ini dinilai hasan oleh Imam Al-Busyairi dalam Ithaf dan Imam Al-Haitsami dalam Majma’ az-Zawaid. Mauquf di sini dinilai Marfu’ karena tidak mungkin berasal dari Ijtihad, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al-Suyuthi dalam Tadrib Ar-Rawi.

Ketiga, shalawat dapat mengantarkan pengamalnya kepada posisi yang sangat mulia, paling dekat dengan Nabi s.a.w di Akhirat nanti. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Mas’ud bahwa Nabi s.a.w bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling utama pada hari Kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat untukku.” (HR. At-Tirmidzi)

Demikianlah tiga keutamaan dari sekian banyak keutamaan bershalawat kepada Nabi Muhammad s.a.w. Semoga kita dapat meraih keutamaan tersebut.

Mari tumbuhkan spirit bersyukur karena dengan bersyukur kepada Nabi Muhammad s.a.w kita bersyukur kepada Allah ST.

Terakhir, mari kita jaga shillah yang sudah disambungkan oleh Allah SWT, dan jangan kita lalai sehingga ketika disebut nama Nabi Muhammad s.a.w kita akan senantiasa membaca shalawat. Jangan sampai kita dinobatkan sebagai orang yang paling bakhil sedunia-akhirat. Seperti sabda Nabi s.a.w: “Yaitu, orang yang ketika disebut namaku di sisinya, dia tidak bershalawat untukku.”

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *