Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 31 October 2023

Benarkah Pertolongan Allah itu Amat Dekat?


islamindonesia.id – Kita mungkin pernah menangis atau merintih begitu lama di tengah kesunyian karena merasa diri begitu kecil untuk menghadapi ujian besar dan terasa berat yang ada di hadapan kita.

Saat itu, kepercayaan dalam diri kita seakan-akan hilang dan kekuatan dalam diri kita tenggelam. Kita sangat berharap badai ujian ini segera berakhir. Namun, ujian itu tetap saja hadir, walaupun kita mencoba untuk terus menghindar.

Begitulah dunia yang fana, tempat beragam masalah menantang manusia. Ketika kita telah memilih jalan keimanan dan melangkah untuk menjadi orang yang lebih baik, saat itu pula ujian akan selalu hadir menghampiri kita.

Namun, ujian tersebut bukanlah tanda bahwa Allah SWT tidak sayang kepada kita. Justru inilah tanda Allah menginginkan kita menjadi manusia yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Ujian datang untuk menempa diri kita agar menjadi orang-orang yang kuat, tegar, dan tidak mudah berputus asa.

Seperti kisah Nabi Ibrahim a.s. Apakah beliau tidak dilindungi Allah ketika dilemparkan ke dalam api oleh musuh-musuhnya? Bukankah Allah SWT dengan cepat menjadikan api itu dingin?

Apakah Nabi Nuh a.s tidak ditolong Allah ketika banjir yang sangat besar terjadi pada saat itu? Bukankah Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh a.s untuk membuat bahtera yang sangat besar untuk menolong dirinya dan kaumnya?

Ketika keadaan yang genting seperti itu tiba-tiba datang, kepada siapa para Nabi tersebut meminta pertolongan? Apakah ada logika manusia yang sampai pada saat itu untuk meminta pertolongan kepada selain Tuhannya? Siapakah Tuhan yang bisa menolong tersebut?

Tentu Tuhan yang dimaksud adalah Allah SWT, tak ada yang lain. Dialah Dzat yang menguasai apa yang ada di bumi dan di langit. Allah yang menjadikan sesuatu ada atau menjadikan sesuatu tidak ada. Tak ada satu pun yang tidak berada dalam genggaman-Nya.

Ini disebutkan oleh Allah di dalam Alquran surah al-Qassas ayat 88, “Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.

Lalu bagaimana halnya dengan pertolongan Allah?

Hal ini disinggung dalam surah al-Baqarah ayat 214: أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِ ۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

Berkenaan dengan ayat ini, dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan sebagai berikut:

Allah SWT berfirman: (Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga) sebelum kalian diberi cobaan dan ujian sebagaimana yang diuji kepada umat-umat sebelum kalian (sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan) yaitu penyakit, malapetaka dan penderitaan.

Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Abu Al-Aliyah, Mujahid, Sa’id bin Jubair, Murrah Al-Hamdani, Al-Hasan, Qatadah, Adh-Dhahhak, Ar-Rabi’ bin Anas, As-Suddi, dan Muqatil bin Hayyan mengartikan “Al-Ba’sa’” dalam ayat ini adalah kefakiran.

Ibnu Abbas mengatakan “Adh-Dharra’” adalah penyakit, dan “Zulzilu” yaitu mereka takut terdahap musuh dengan goncangan yang dahsyat, dan diuji dengan ujian yang besar, sebagaimana yang tercantum dalam hadis shahih tentang Khabbab bin Al-Arat bahwa dia pernah berkata kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau meminta pertolongan untuk kami? Tidakkah engkau berdoa untuk kami?” Rasulullah menjawab: “Sungguh sebelum kalian ada orang yang diringkus kemudian digalikan lubang baginya dan ia ditimbun disana dan sebuah gergaji besi diletakkan di tengah kepala mereka sehingga gergaji tersebut membelah kepala mereka, tetapi mereka tidak menyimpang dari agama mereka. Lalu mereka disisir dengan sisir besi di antara daging dan tulang mereka, tetapi hal itu tidak membuat mereka menyimpang dari agama mereka”, lalu beliau melanjutkan “Demi Allah, sungguh Allah akan menyempurnakan urusan ini sehingga seorang yang mengendarai untanya dari Sana’a ke Hadramaut tidaklah merasa takut kecuali hanya kepada Allah dan serigala terhadap kambingnya, tetapi kalian terlalu tergesa-gesa.”

Allah SWT berfirman: (Alif laam miim (1) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (2) Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (3)) (Surah al-Ankabut)

Terkait hal ini terjadi peristiwa yang agung bagi para sahabat Nabi, yaitu perang Ahzab, sebagaimana Allah SWT berfirman: ((Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka (10) Di situlah diuji orang-orang Mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat (11) Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya”(12)) (Surah al-Ahzab)

Ketika Heraklius bertanya kepada Abu Sufyan, “Apakah kalian telah membunuhnya?”

Dia menjawab, ”Iya.”

Heraklius bertanya, ”Bagaimana peperangan itu terjadi di antara kalian?”

Dia menjawab, ”Pertempuran antara kami terjadi dengan bantahan dan cemoohan di antara kami, di mana kami saling mempertikaikan dan merendahkan satu sama lain.”

Heraklius berkata, “Demikianlah para rasul diuji. Kemudian akhirnya akan datang kemenangan bagi mereka.”

Firman Allah: (sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?) yaitu sebagaimana firman Allah SWT: (Maka telah Kami binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya dari mereka itu (musyrikin Makkah) dan telah terdahulu (tersebut dalam Al-Qur’an) perumpamaan umat-umat masa dahulu (8)) (Surah az-Zukhruf) dan firman-Nya: (Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?) yaitu mereka meminta kemenangan atas musuh mereka dan berdoa agar didekatkan dengan jalan keluar ketika dalam kesempitan dan penderitaan.

Allah SWT berfirman: (Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (5) sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (6)) (Surah asy-Syarh) sebagaimana ketika mengalami penderitaan agar memohon pertolongan diturunkan untuk menyelesaikan penderitaan itu. Oleh karena itu Allah berfirman: “(Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat).”

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *