Benarkah Bumi ini Hanya Allah Wariskan kepada Orang-Orang Saleh?

islamindonesia.id – Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anbiya ayat 105: “Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) ad-Dzikr, bahwasanya bumi itu hamba-hamba-Ku yang saleh-lah yang (mempunyai hak) mewarisinya.”
Secara balaghah, ayat ini dimulai dengan kata walaqad. Ada lam tawkid dan qad yang memiliki makna yang sama yaitu ‘sungguh’. Jadi ada penekanan yang diulang; ‘sungguh-sungguh’ atau bisa dimaknai dengan istilah ‘tidak akan pernah keliru’, ‘pasti yang mutlak’, ‘tidak akan ada hal-hal yang akan menyebabkan kegagalan’.
Dengan demikian bisa dipastikan bahwa bumi ini akan diwariskan hanya kepada orang-orang yang saleh, atau dengan kata lain hanya orang-orang saleh sajalah yang akan mewarisi bumi dan segala isinya. Demikian yang tertulis dalam kitab Zabur, kitab sebelumnya dan di Lauhul Mahfuzh.
Dalam ayat yang lain Allah SWT juga berfirman: “Musa berkata kepada kaumnya: ‘Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; diwariskan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah orang-orang yang bertakwa’.” (QS. Al-A’raaf:128)
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Nabi Musa a.s menenangkan kaumnya ketika menghadapi kezaliman Firaun dengan mengingatkan kepada mereka kekuasaan Allah SWT bahwa Dia-lah yang memiliki dan menguasai bumi dan segala apa yang terjadi di bumi ini adalah sesuai dengan sunah-Nya. Begitu pula halnya dengan setiap umat yang ingkar dan zalim pasti menemui kehancuran dan setiap umat yang beriman dan bersabar tentu akan memperoleh pertolongan-Nya, sehingga memperoleh kemenangan dan kesudahan yang baik.
Kemudian ketika mencari referensi kriteria orang saleh yang dimaksud dalam ayat di atas, yang pasti akan mewarisi bumi dalam hal kekayaan, kekuasaan, dan segala yang ada di dalamnya kelak, banyak ditemui beberapa penjelasan.
Secara spesifik dalam surah Al-Anbiya Allah menggunakan kata Ibaad as-Shaalihiin. Kata Ibaad, berbeda dengan kata ‘Abiid, kata ini berarti hamba Allah yang taat pada aturan-Nya.
Allah merinci karakteristik seorang ‘Ibaad dalam QS. al-Furqan 62-74, sebagai hamba yang selalu menghabiskan waktu malamnya untuk qiyamullail, tidak menyombongkan diri, berkata baik, beriman pada akhirat, tidak berlaku syirik, tidak membunuh orang secara yang dibenarkan oleh syariat, bersaksi dengan jujur, mendoakan keluarganya agar menjadi hamba-hamba Allah yang saleh, dsb.
Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa pada suatu Ketika, salah seorang sahabat melihat Mu’adz bin Jabal berada di dekat makam Nabi Muhammad s.a.w sembari menangis.
Sahabat itu pun bertanya: “Wahai, Mu’adz, apa yang membuatmu menangis?”
Mu’adz menjawab: “Aku teringat Rasul s.a.w berkata: ‘Sedikit riya itu adalah syirik. Siapa yang memusuhi kekasih Allah, Dia pasti akan memeranginya, dan Allah mencintai orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang menyembunyikan kebaikannya, yaitu orang-orang yang jauh dari ketenaran (popularitas), tetapi hati mereka seperti obor penerang’.” (HR Ibn Majah)
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian singkat di atas adalah bahwasanya orang yang akan mewarisi bumi adalah mereka yang memiliki beberapa sifat sebagai berikut:
Pertama, orang yang memiliki akidah yang kuat dalam arti mereka bisa membebaskan diri dari unsur-unsur kesyirikan baik yang terlihat jelas atau terang (jaliy) ataupun yang laten (khafiy).
Kedua, merujuk pada pendapat para ulama, bahwa mereka yang selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT adalah orang yang mampu menjalankan perintah-perintah Allah, baik perintah yang wajib maupun perintah yang sunah.
Kemudian yang ketiga adalah selalu membersihkan diri dari maksiat dan dosa. Mereka yang mempunyai sifat ini, akan selalu bermandikan cahaya. Hati atau qalbun mereka adalah cahaya. Di dalam diri mereka terdapat “nurun ‘ala nur” atau ‘cahaya di atas cahaya’. Orang yang akan selalu memberikan pencerahan dan ketenangan kepada masyarakat di manapun dia berada.
Semoga kita semua Allah karuniai kemampuan untuk bisa menjadi hamba-hamba-Nya yang saleh, termasuk ke dalam golongan Ibaad as-Shaalihiin yang kelak akan mewarisi bumi.
EH/Islam Indonesia
Leave a Reply