Benarkah Ada Takdir yang Bisa Diubah?

islamindonesia.id – Allah SWT telah menetapkan takdir setiap makhluk sesuai dengan ketentuan-Nya. Menurut sebuah hadis, hal tersebut dilakukan jauh sebelum penciptaan langit dan bumi.
Sebagaimana Rasulullah s.a.w bersabda, “Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim)
Hadis tersebut turut diriwayatkan Imam Tirmidzi dan ia mengatakan hadis ini hasan, shahih, dan gharib.
Perihal takdir ini juga telah disebutkan beberapa kali dalam Alquran. Allah SWT berfirman: “(Dia) yang menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, serta (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketetapan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am:96)
Dalam ayat lain, Allah SWT juga berfirman: “(Yaitu Zat) yang milik-Nyalah kerajaan langit dan bumi, (Dia) tidak mempunyai anak, dan tidak ada satu sekutu pun dalam kekuasaan(-Nya). Dia telah menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.” (QS. Al Furqan:2)
Doa Bisa Mengubah Takdir
Secara umum, takdir terbagi ke dalam dua jenis, yakni takdir muallaq dan takdir mubram.
Takdir muallaq adalah takdir yang bisa berubah sesuai dengan kehendak Allah SWT dan ikhtiar manusia. Artinya, takdir bisa diubah jika itu merupakan takdir muallaq. Contoh takdir muallaq adalah kesehatan, kecerdasan, dan kemakmuran. Seperti keberhasilan siswa dalam meraih prestasi dengan giat belajar atau bekerja keras agar mendapatkan rezeki yang banyak.
Sementara itu, takdir mubram adalah kebalikan dari takdir muallaq. Takdir jenis ini tidak dapat diubah atau sudah pasti akan terjadi. Contohnya kematian seseorang, jodoh seseorang, bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, tsunami, dan lainnya.
Menurut buku Berdamai dengan Takdir karya Miftahul Rahman el-Banjary, takdir bisa diubah dengan doa.
Pendapat yang menyebut takdir bisa diubah dengan doa adalah bersandar pada sabda Rasulullah s.a.w: “Tidak ada yang dapat menambah umur kecuali kebaikan, dan tidak ada sesuatu yang bisa menolak takdir kecuali doa.” (HR. Ibnu Majah dan At Tirmidzi)
EH/Islam Indonesia
Leave a Reply