Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 06 September 2023

5 Adab Makan dan Minum dalam Islam


islamindonesia.id – Dalam Islam, segala sesuatu diatur dan memiliki adabnya masing-masing, bahkan dalam kegiatan makan dan minum.

Adab makan dan minum bukan hanya sekedar aturan, tetapi juga sebagai bentuk ibadah jika dikerjakan dengan niat yang baik dan cara yang benar.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adab memiliki pengertian kehalusan dan kebaikan budi pekerti. Adab juga dapat diartikan sebagai akhlak dan kesopanan.

Bahkan, adab makan dan minum yang dicontohkan oleh Rasulullah s.a.w memiliki dampak positif bagi kesehatan.

Lalu, bagaimana adab makan dan minum sesuai ajaran Rasulullah s.a.w?

Berikut ini 5 adab makan dan minum sesuai anjuran Rasulullah s.a.w.

1. Membaca Basmalah

Adab makan dan minum sesuai ajaran Rasulullah s.a.w yang pertama yaitu melafalkan basmalah sebelum makan dan minum. Pengucapan basmalah ini dianjurkan oleh Rasulullah s.a.w karena merupakan satu bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

Salah seorang sahabat Nabi mengisahkan: “Ketika aku berada dalam bimbingan Rasulullah s.a.w, pernah suatu kali tanganku bergerak di atas piring ke segala arah, hingga Rasulullah pun berkata kepadaku, ‘Wahai anak laki-laki, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah dari makanan yang dekat denganmu,’ Maka, demikianlah cara makanku sejak saat itu.” (HR Bukhari dan Muslim).

2. Menggunakan Tangan Kanan

Adab makan dan minum dengan tangan kanan mungkin sudah umum diketahui, sebagaimana Rasulullah s.a.w mengajarkan kita untuk makan dengan tangan kanan. Nabi Muhammad s.a.w dikenal suka melakukan kegiatan apapun dengan tangan kanan.

Dari Abdullah Bin Umar, Rasulullah s.a.w bersabda, “Jika salah seorang dari kalian makan, hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan minum dengan tangan kanannya. Sesungguhnya, setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad)

3. Tidak Sambil Berdiri

Makan dan minum sambil berdiri tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah s.a.w. Dalam sebuah hadis, disebutkan bahwa Rasulullah s.a.w pernah menyebut perbuatan makan sambil berdiri sebagai perbuatan yang buruk.

Rasulullah s.a.w bersabda: “Kalau makan (sambil berdiri) maka itu lebih buruk dan keji.” (HR Muslim)

Larangan makan dan minum sambil berdiri bukan tanpa alasan. Banyak hikmah yang terkandung di dalamnya selain etika sopan santun. Makan dan minum sambil berdiri akan mengakibatkan asam lambung naik ke kerongkongan, sehingga akan mengakibatkan sel-sel kerongkongan mengalami iritasi.

4. Tidak Meniup Makanan dan Minuman yang Panas

Adab makan dan minum sesuai anjuran Rasulullah s.a.w selanjutnya adalah tidak meniup makanan dan minuman yang panas.

Beliau bersabda: “Apabila kalian minum, janganlah bernapas di dalam gelas, dan ketika buang hajat, janganlah menyentuh kemaluan dengan tangan kanan.” (HR. Bukhari)

Alasan dilarangnya meniup makanan dan minuman yang panas yaitu dapat membahayakan kesehatan. Setelah dilakukan beberapa penelitian ilmiah, udara yang keluar melalui tiupan atau hembusan nafas merupakan udara rusak serta penuh dengan zat karbon dioksida.

Akibatnya, makanan bisa terpapar bakteri helicobacter pylori yang menyebar melalui pernafasan. Bakteri tersebut dapat menyebabkan peradangan lapisan lambung yang berakhir menjadi tukak lambung.

5. Tidak Berlebihan

Sesuatu yang berlebihan sangat dilarang dalam ajaran Islam. Sifat berlebihan tidak membawa hal positif, melainkan negatif dan merugikan, termasuk dalam kegiatan makan dan minum.

Islam mengatur tata cara makan dan minum, termasuk anjuran agar tidak makan dan minum secara berlebihan. Bahkan, dalam Alquran surah Al A’raaf ayat 31, Allah SWT berfirman: “Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.”

Rasulullah s.a.w juga menjelaskan terkait hal ini dalam salah satu sabdanya: “Jauhilah olehmu mengisi perut dengan penuh terhadap makanan dan minuman. Sebab, mengisi perut dengan penuh bisa membahayakan tubuh dan menyebabkan malas shalat.” (HR. Bukhari)

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *