Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 19 May 2019

Takwa, Tali Kekang Hawa Nafsu


islamindonesia.id – Takwa, Tali Kekang Hawa Nafsu

Umat Nabi Muhammad Saw diwajibkan oleh Allah untuk berpuasa selama sebulan dalam setahun, yaitu di bulan Ramadan. Di bulan Ramadan inilah, umat Islam di seluruh dunia menahan diri dari makan dan minum, mulai fajar hingga Maghrib menjelang.

Banyak hikmah dan tujuan dari diwajibkannya manusia berpuasa oleh Allah SWT. Puasa bukan sekedar lapar dan haus semata, puasa juga mengandung pesan moral dan latihan pengendalian diri dari hawa nafsu yang merusak.

Dalam ayat Alquran, puasa diwajibkan bagi orang-orang beriman agar melahirkan ketakwaan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. Albaqoroh:183).

Pembatasan kata orang beriman dalam kewajiban puasa karena hanya yang mendengar perintah Allah dan mengikuti-Nya saja layak disebut beriman kemudian melaksanakan seruan Tuhannya.

Namun di sisi lain, bahwa orang beriman diwajibkan puasa karena ada tujuan lebih luhur dari sekedar ketundukan dengan mengikuti perintah, yaitu agar bertakwa. Setelah iman harus bertakwa.

Mudahnya, takwa itu adalah ikatan atau tali kekang agar mudah mengendalikan nafsu yang liar.

Karena tugas terberat manusia adalah mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam diri setiap manusia. Musuh sebenarnya bukan di luar diri manusia, tapi justru dalam diri manusia itu sendiri. Yaitu dorongan-dorongan berlebihan hawa nafsu dan keinginan yang bisa menjerumuskan manusianya itu sendiri.

Sebagaimana Rasulullah mengatakan setelah berperang, bahwa jihad terbesar adalah menundukan hawa nafsu.

Diumpamakan, hawa nafsu yang tidak bisa dikendalikan itu ibarat kuda liar yang baru saja ditangkap. Maka diperlukan tali kekang yang kuat dan orang ahli agar sifat liarnya bisa ditundukan. Sifat liar hawa nafsu manusia itu senenantias menuntut pemenuhan, maka diperlukan tali kekang yaitu ketakwaan agar mudah dikendalikan.

Di bulan Ramadan inilah hamba-hamba berlomba memiliki bekal tali kekang itu. Belajar mengendalikan hawa nafsu dengan cara berpuasa dan mengendalikan keinginan-keinginan rendahnya. Di samping itu, juga mengisi siang dan malam Ramadan dengan amal ibadah, tadarus, doa, shalat, sedekah dan lain sebagainya.

Karena memang sejatinya puasa itu menjadikan manusia mempunyai sifat malaikat, yang tidak makan, minum dan syahwat. Hanya ada Allah dan mengagungkan Allah saja dalam setiap tarikan nafasnya.

Namun karena manusia hidup di dunia dan dibekali nafsu, maka tugasnya mengendalikan nafsunya sesuai ajaran agama, bukan menghilangkannya secara total apalagi menuruti bebas sekehendak hati.

Ketakwaanlah sebagai hasil puasa sebulan yang bisa mengekang sang ‘kuda liar’ nafsu yang menjerumuskan itu, agar tetap bersama Allah dan tidak dengan selain-Nya, meski hanya dalam lintas pikiran.

MUH/IslamIndonesia/Foto Fitur: Islamindonesia


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *