Satu Islam Untuk Semua

Friday, 21 April 2017

RENUNGAN JUM’AT – Buat Apa Berdoa?


islamindonesia.id RENUNGAN Jumat –  Buat Apa Berdoa?
Oleh Abdillah Toha

 

Dalam arti umum, doa adalah permohonan. Bukan sembarang permohonan tetapi permohonan dari hamba kepada Penguasa tertinggi semesta alam ini. Doa adalah permohonan dari yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi. Doa adalah ibadah. Nabi bersabda, doa adalah rohnya ibadah. Dan ibadah yang sangat penting bagi Muslim adalah sholat yang juga berarti doa.

Mengapa kita harus berdoa? Ada banyak alasan. Pertama, Allah memerintahkan kita untuk berdoa. Allah menyukai hambanya yang berdoa. Kedua,  doa adalah ekspresi kebebasan manusia dari ketergantungan kepada selain dari Allah. Ketika kita memohon perlindungan dan pertolongan Allah sebenarnya kita sedang membebaskan diri kita dari yang lian. Kita tahu bahwa kita tidak mungkin bisa hidup sendiri di dunia. Keberhasilan kita sedikit banyak juga karena sumbangan pihak lain. Namun demikian, tetap saja seorang yang benar-benar beriman akan menafsirkannya sebagai bantuan Tuhan yang menggunakan tangan manusia lain.

Doa yang tulus dengan hati bersih tak pernah ditolak Tuhan. Itu adalah jaminan Tuhan dalam Al-Quran dengan syarat kita merespon perintah Tuhan. Doa bisa dikabulkan segera, ditunda dan dikabulkan pada saat yang tepat bagi kita, atau diganti dengan selain yang kita minta karena Allah lebih tahu apa yang terbaik buat kita.

Doa yang baik adalah doa yang memohon kebaikan bagi kita dan orang lain. Seorang muslim tak dibenarkan memohon agar orang lain, siapapun dia, ditimpa keburukan. Doa yang dilandasi kebencian tak akan didengar Allah. Mukmin sejati tak boleh membenci sesama makhluk Tuhan karena sebenarnya kita semua adalah satu. Bila harus membenci maka bencilah perbuatannya, bukan pelakunya. Keburukan yang menimpa orang lain bisa berdampak kepada mereka yang tak ada sangkut pautnya dengan pelaku.

Doa tanpa usaha dan upaya akan sia-sia karena usaha itu sendiri adalah doa. Akan tetapi kita juga harus selalu sadar bahwa upaya kita tak mungkin terlaksana bila tak dikehendaki Allah. Karenanya doa juga berfungsi menghapuskan rasa angkuh dan sombong pada diri kita seakan berkat upaya kita sendiri maka kita bisa mencapai apa yang kita kehendaki.

Dalam hubungan dengan usaha dan upaya kita, doa sebenarnya berfungsi membantu kita mengendalikan hal-hal yang berada di luar kendali kita. Dalam statistik itu sering disebut sebagai faktor random. Setiap apa yang terjadi ditentukan oleh berbagai variabel. Ada variabel yang dapat kita kendalikan dan ada yang tidak dapat dan tidak kita ketahui. Doa adalah salah satu variabel yang penting.

Kita bisa sangat berdisiplin dan menyetir kendaraan dengan mengikuti aturan yang ketat tetapi masih saja kita bisa diterjang oleh kendaraan orang lain yang tidak mengikuti aturan. Doa sebelum melakukan perjalanan membantu kita terhindar dari pengendara dan faktor lain yang tak bisa kita kendalikan.

Bolehkah kita berdoa meminta panjang umur, kesehatan, jabatan, rumah yang bagus, kendaraan, kekayaan, dan lain-lain yang bersifat material? Sangat boleh dan tak terlarang. Hanya saja kita harus ingat bahwa semua karunia yang diberikan Tuhan kepada kita dalam kehidupan duniawi ini sesungguhnya adalah sebuah ujian. Apakah kita mampu menerima berbagai karunia itu untuk kemanusiaan, demi kebaikan bersama, dan bagi ibadah dalam arti yang luas. Dengan kata lain, ketika kita memohon dikarunia sesuatu dalam jenis material sesungguhnya kita telah berdoa dengan mengatakan ” Ya Allah, ujilah aku”.

Jadi apa sebenarnya doa yang terbaik? Doa yang terbaik adalah doa memohon agar kita didekatkan kepada Allah. Agar dibukakan jalan lurus yang diberi kenikmatan batin oleh Allah dan dijauhkan dari murka-Nya. Itulah yang kita baca minimum 17 kali sehari dalam sholat. Jalan yang lurus adalah jalan tercepat dan terdekat ke haribaan Allah. Dan tidak ada kenikmatan yang lebih tinggi daripada kenikmatan berada di sisi Allah.

Allah sangat dekat dengan kita. Bahkan lebih dekat dari urat nadi kita. Kemampuan kita menangkap kedekatan Allah kepada kita bergantung kepada jalan yang kita pilih. Salah jalan dan jalan berbelok-belok yang penuh tipuan fana duniawi akan menjauhkan kita dari-Nya. Jalan terbaik adalah jalan iman dan amal serta jalan yang dilandasi akhlak yang mulia.

” Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri (tadharu’) dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan harap-harap cemas untuk dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ar’af : 55-56).

Doa dan munajat ibarat tangga yang membawa manusia kepada ketinggian alam malakut, kata Allamah Muthahhari. Doa, mendekatkan manusia kepada Allah. Karena itu, Nabi dan para wali Allah selalu mengkhususkan waktu mereka untuk berdoa dan bermunajat dengan Allah Swt. Muthahhari juga mengatakan, “Ketika doa sudah tidak lagi sekedar gerakan lidah tapi sudah bergerak beriringan dengan hati sehingga membawa ruh ke arah ketinggian, saat itulah doa akan menghasilkan nuansa spiritualitas yang sangat agung. Seakan orang tenggelam di dalam lautan cahaya dan merasakan esensi kemanusiaannya yang mulia. Saat itulah dia akan menyadari betapa rendah dan kecilnya hal-hal remeh yang menyibukkan waktunya. Orang akan merasa hina dan kerdil ketika mengharap sesuatu dari selain Allah. Tapi ketika berharap dari Allah, dia akan merasa mulia.”

 

AJ/IslamIndonesia

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *