Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 13 January 2022

Jika Dosa ibarat Penyakit maka Jadikan Tobat sebagai Obat


islamindonesia. id – Saat sedang ditimpa sakit, setiap orang pasti berharap mendapatkan obat yang tepat. Tujuannya, agar penyakitnya segera hilang sehingga dia dapat kembali beraktivitas secara normal dan segala urusan atau pekerjaannya tidak tertunda melainkan dapat selekasnya dirampungkan.

Untuk mengobati penyakit fisik, yang gejala dan tanda-tandanya lebih mudah terlihat, pengobatannya pun disebut lebih mudah pula untuk dilakukan. Apalagi dengan makin canggihnya teknologi di dunia kedokteran saat ini.

Lalu bagaimana halnya dengan penyakit non-fisik yang tak kasat mata dan menjangkiti jiwa, yang bahkan penderitanya pun terkadang tak menyadarinya?

Pengobatan terhadap penyakit semacam ini tentu berbeda dengan pengobatan penyakit fisik, dan biasanya diperlukan tindakan yang disebut pengobatan ganda. Yaitu dengan mengenali gejala fisik melalui proses medis, dan terapi klinis secara psikologis.

Pengobatan secara holistik ini tak hanya melibatkan proses-proses medis dan psikologis, tapi juga menggunakan pendekatan spiritualitas secara terintegrasi. Itulah sebabnya, di dunia medis saat ini sudah menjadi hal biasa bahwa setiap penderita penyakit juga dianjurkan oleh para dokter untuk berdoa agar sembuh dari penyakitnya.

Dosa adalah Penyakit

Dosa, dalam kehidupan beragama, dapat disamakan dengan penyakit dalam pandangan dunia medis. Hal ini seperti yang disampaikan Rasulullah s.a.w saat beliau bersabda, ‘’Maukah aku tunjukkan kepadamu tentang penyakit-penyakitmu dan obat-obatnya? Sesungguhnya penyakit-penyakitmu itu adalah dosa-dosamu, dan obatnya adalah istighfar.‘’ (HR. Muslim)

Dengan menyebut dosa sebagai penyakit, maka menandakan adanya kesamaan di antara keduanya.

Menurut hadis di atas, sesungguhnya dosa-dosa yang tidak segera dimintakan ampunan, ibarat penyakit yang tidak segera diobati.

Penyakit yang tidak segera diobati akan menjadi kronis dan melemahkan daya tahan tubuh si penderita. Begitu pula dengan dosa yang tidak segera diobati akan merusak daya tahan keimanan dan keislaman seseorang.

Seperti halnya beberapa penyakit fisik yang dapat menular, selain berbahaya bagi tubuh si penderita, sebuah penyakit non fisik akibat perbuatan dosa, juga dapat menular kepada orang lain. Jika tidak segera disadari dan dihentikan melalui istighfar dan tobat, cepat atau lambat akibat penyakit ini tidak hanya akan menimpa penderitanya saja, tetapi juga dapat menular kepada orang-orang di sekitarnya.

Artinya, ibarat penyakit yang harus segera diidentifikasi, dosa pun harus segera disadari untuk diobati dengan tobat.

Di dalam khazanah Islam, ada dua jenis dosa yang terkait dengan tobat.

Dosa yang secara umum dilihat sebagai bentuk pelanggaran terhadap aturan agama adalah jenis dosa yang pertama. Sedangkan jenis dosa yang kedua yaitu berkaitan dengan pelanggaran terhadap bhak-hak orang lain.

Namun jika dilihat dari interaksi manusia secara keseluruhan, maka dosa dibagi menjadi empat yaitu: dosa kepada Allah, diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Keempat jenis dosa ini sangat penting untuk segera diobati dengan cara bertobat.

Kembali kepada Allah

Secara etimologis kata tobat atau taubat dalam bahasa Arab yaitu taaba-yatuubu-taubatan, yang berarti ar-ruju’ (kembali). Jadi, tobat dapat diartikan dengan ‘kembalinya seorang hamba kepada Allah setelah menjauh dari-Nya’.

Sesungguhnya tobat itu diwajibkan bagi seluruh Muslim, terutama bagi mereka yang telah berbuat dosa dan maksiat.

Dalam tradisi Islam, ada beberapa tingkatan tobat yang secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu: tobatnya seseorang dari perbuatan dosa lahiriah, seperti mencuri, berzina, menyakiti, membunuh, dan semacamnya terkait tindak pelanggaran agama yang kasat mata. Yang kedua, tobat khusus. Yaitu tobatnya seseorang yang berbuat dosa batiniah seperti benci, iri, dendam, sombong, riya’ dan semacamnya. Ketiga, tobat istimewa. Yaitu tobatnya seseorang dari kelalaiannya kepada Allah.

Bagi seorang Muslim taat yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, melupakan-Nya meski sesaat bisa dianggap sebagai bentuk kelalaian yang harus segera ditebus dengan tobat.

Nah, dari uraian singkat tentang tobat di atas menunjukkan: sesungguhnya tobat sudah seyogianya menjadi ‘’menu ibadah’’ harian bagi kaum Muslim. Apalagi kita sebagai manusia, setiap saat kerap disibukkan dengan aneka urusan duniawi yang sebagian di antaranya bisa saja termasuk dalam perbuatan dosa.

Maka dari itu, kita hendaknya selalu waspada terhadap menumpuknya dosa-dosa kecil yang sering kali tidak kita sadari, sebab ia akan berkumpul pada diri kita hingga menjadi dosa besar yang dapat mencelakakan kita di dunia dan di akhirat.

Di sinilah menjadi penting bagi setiap Muslim agar selalu sadar bahwa setiap saat dirinya berbuat dosa, maka pada saat yang sama hendaknya dia segera bertobat. Pendek kata, jika dosa ibarat penyakit, maka jadikanlah tobat sebagai obat.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *