Jalan Taubat dan Rahasia Kedahsyatan Istighfar

islamindonesia.id – Semua manusia pernah berdosa. Tidak seorang pun yang luput dari kesalahan. Besar ataupun kecil. Sengaja atau tidak disengaja. Sebab, fitrah manusia adalah tempat salah dan lupa. Tidak ada manusia yang maksum, kecuali Nabi Muhammad s.a.w yang dosanya telah diampuni dan dijamin surga.
Hal itu tidak lain karena Allah telah memberikan dua potensi dasar kepada manusia: fujur (negatif) dan taqwa (positif). Hal itu pula yang menyebabkan fluktuasi iman dan bahkan cenderung kepada salah satunya yang bakal menentukan posisinya di akhirat: neraka atau surga.
Kendati begitu, tidak menjadi alasan bagi kita untuk menumpuk dosa dan mengulur taubat dengan alasan karena Allah Maha Penerima taubat. Janganlah berpikir mumpung masih hidup. Mumpung masih muda. Mumpung masih berlimpah harta. Mumpung masih banyak waktu, lantas asyik masyuk bergelimang dosa dan lupa taubat. Sebab, tak seorang pun tahu kapan usianya akan tutup. Bisa detik ini. Bisa hari ini. Bisa lusa. Bisa bulan depan. Atau bahkan bisa tahun depan. Tak mengenal usia, waktu, dan tempat. Sebab, jika ajal telah keluar dari raga, maka pintu taubat telah ditutup rapat. Penyesalan terlambat, dan yang ada hanya derita sepanjang masa di akhirat.
Istighfar secara harfiah artinya memohon ampunan. Ampunan Allah dapat diraih dengan istighfar yang diucapkan dengan tulus dan ikhlas serta diiringi pertaubatan yang dalam. Tak ada yang bisa menjamin manusia bersih dari dosa. Karena itu, Allah menganjurkan hamba-Nya untuk senantiasa beristighfar atas segala kesalahan dan dosa yang diperbuat. Istighfar adalah satu bentuk zikir untuk mengingat Allah.
Dr. Aidh Al Qarni dalam bukunya, La Tahzan, menuliskan bahwa istighfar mampu membukakan gembok-gembok pengunci, mendamaikan hati, dan melenyapkan keresahan. Memang benar bahwa istighfar mampu mendatangkan ketenangan batin bagi siapa pun yang melakukannya.
Beristighfar memiliki makna bahwa manusia meminta rahmat dan pengampunan dari Allah SWT.
Dalam surah An-Najm ayat 32, Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.”
Ingat bahwa ampunan Allah itu sungguh maha luas. Allah akan mengampuni siapa pun yang pernah berbuat dosa, menerima taubat mereka, memaafkan dan menutupi kesalahan hamba-Nya. Dengan merutinkan membaca istighfar mendatangkan ketenangan batin sebab di sanalah Allah melimpahkan rahmat-Nya dan memberikan pengampunan yang tidak terbatas pada manusia yang mau bertaubat. Sungguh tiada Dzat yang Maha Pengampun selain Allah.
Istighfar merupakan bentuk kasih sayang Allah SWT terhadap hamba-Nya. Dengan memperbanyak istighfar, Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahan manusia serta mendatangkan rezeki dan kemudahan pada manusia.
Dari Ibnu Abbas, ia berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa senantiasa beristighfar, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya kelapangan dan untuk setiap kesempitannya jalan keluar, dan akan diberi-Nya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR. Ahmad, Abu Daud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan Hakim).
Manusia sebagai hamba yang sering melakukan berbagai macam perbuatan dosa setiap harinya, baik disadari maupun tidak, hendaknya selalu beristighfar untuk meminta ampunan Allah ST.
Dengan istighfar manusia akan dihapus kesalahannya, diampuni dosanya, dan diberikan kemudahan sebagai pengganti kesukaran yang dihadapi.
Selain itu, istihgfar juga bisa mengangkat azab. Sebab, dosa yang dilakukan manusia, baik secara individu maupun kolektif bisa mengundang azab dan murka Allah.
Karena itu, salah satu cara mengangkat azab itu dengan istighfar. Sebagaimana yang termaktub dalam Al-Qur’an surah Al-Anfal ayat 33: “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (istighfar).”
Istighfar adalah solusi dari semua problem dan masalah yang kita hadapi, bahkan salah satu sumber kebahagiaan yang kita idamkan.
Akan tetapi perlu diingat, tidak semua istighfâr bermanfaat bagi pelakunya. Istighfâr yang bermanfaat yaitu istighfâr, permohonan ampun yang jujur yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam, yang benar-benar menyesali perbuatan dosanya.
Istighfâr dengan lisan, lalu disetujui oleh sanubari, seraya bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa, serta dibuktikan dengan anggota badan dengan berhenti dari segala kemaksiatan. Istighfâr model inilah yang bakal bisa menjadi sebab bebasnya kita dari segala kesedihan dan kesempitan, bahkan mengundang rezeki dari Allah melalui jalur yang tiada kita sangka-sangka.
Semoga kita dianugerahi hidayah, taufik dan kekuatan oleh Allah untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang mampu bertaubat dari segala kesalahan, dan beristighfâr dengan penuh kejujuran, sehingga kebahagiaan dan kenikmatan senantiasa meliputi kita di dunia dan di akhirat.
EH/Islam Indonesia
Leave a Reply