Satu Islam Untuk Semua

Monday, 23 September 2019

HIKMAH – Zikir dan Kegelisahan Hati


slamIndonesia.id – HIKMAH – Zikir dan Kegelisahan Hati

Setelah menjelaskan kepada sahabatnya mengapa amalan zikir itu begitu mulia nilainya, Rasulullah Saw menutup nasihatnya dengan bersabda, “Allah mengabarkan tentang Diri-Nya bahwa, ‘Aku adalah kawan bagi siapa saja yang mengingat-Ku.”

Bagaimana keadaan orang-orang yang telah menjadi ‘kawan’ Allah itu? Menurut Al-Qur’an, mereka akan mencapai ketentraman hati dan keseimbangan ruhani. Keadaan seimbang berarti tidak terseret dalam kesedihan yang mengguncang hidupnya hanya lantaran kekurangan atau kehilangan harta benda. Dan juga tidak hanyut dalam kegembiraan yang berlebihan ketika diberikan nikmat.

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.” Q.S Ar Ra’ad: 28.

Zikir yang berdampak pada sirnanya kegelisahan berlaku pada setiap hati. Dari suku-bangsa mana pun, pria maupun wanita. Tentunya, hati yang telah mencapai batas tertentu hingga tidak bisa disebut ‘hati’ lantaran telah kehilangan ‘mata hati’ adalah pengecualian.

“Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah).” Q.S. Al A’raf: 179

Segala hal yang menyebabkan kegelisahan seperti keraguan dan khayalan yang melemahkan jiwa dan pikiran akan hilang dengan zikir. Dengan mengingat Allah, daya pikirannya akan produktif demikian juga kekuataan jiwa lainnya, sedemikian sehingga seseorang dengan mudah melihat hakikat atau kebenaran.

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (Q.S. Al A’raf: 201).

‘Kawan Allah’ juga tidak akan berbuat dosa karena dia mengingat dan menyadari dirinya dalam kehadiran-Nya.  Adapun lalai atau lupa bagi orang Mukimin sifatnya hanya sementara dan cepat berlalu. Dengan mengingat Allah, dirinya menyadari dan menyesali dosa yang telah dia perbuat. Dan di sini zikir merupakan pendahuluan bagi mereka yang memohon apunan-Nya (istigfar).

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau  menganiaya diri sendiri, mereka ingat Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah?” Q.S. Al Imran: 135

Sebagaimana laku penyucian jiwa lainnya, zikir memiliki tingkatan-tingkatan yang tidak dapat dijelaskan secara detail di sini. Pada tingkat tertentu, mereka yang hatinya begitu akrab dengan mengingat Allah tidak lagi disebut ‘kawan’ tetapi ‘kekasih Allah’.

Rasulullah Saw pernah besabda, “Allah Swt berfirman, ‘ketika Aku melihat dalam banyak kesempatan hamba-Ku sibuk mengingat Aku, maka Aku jadikan dia sibuk dengan-Ku. Jika seorang hamba telah memiliki keadaan seperti itu, maka Aku akan menghalangi antara dia dan kesalahannya. Merekalah para kekasih sejati-Ku.”

Sebagaimana mengingat sang kekasih, mengingat Allah akan melahirkan rasa cinta. Semakin sering pecinta mengingat kekasihnya, semakin kuat dan mendalam cintanya tertanam dalam hatinya. Rasa cinta inilah yang akan membantu mencegah perbuatan-perbuatan yang menyulut amarah sang Kekasih. []


YS/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *