Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 03 October 2017

HIKMAH – Tanpa Sadar Berkubang Musibah Tiap Hari


islamindonesia.id – Tanpa Sadar Berkubang Musibah Tiap Hari

 

Corak ragam kehidupan di dunia yang mesti dihadapi setiap orang, lazimnya memang berbeda-beda. Keragaman tersebut sesuai dengan tingkat dan kadar kemapanan keimanan, keilmuan dan kemapanan emosional. Demikian juga pola dan cara masing-masing untuk menyikapi ragam kehidupan tersebut.

Ada manusia yang secara sadar bersiap diri dalam menjalani kehidupan, ada pula yang tak sepenuhnya paham kemana arah kehidupannya bakal menuju, dan hanya hidup bak sehelai bulu angsa yang ikut kemana pun angin berhembus. Golongan terakhir inilah yang seringkali lupa adanya musibah dalam kehidupannya sehari-hari. Terutama tiga musibah yang menimpa mereka, namun tak sepenuhnya mereka sadari. Apa saja musibah itu?

Menurut para ulama yang arif bijaksana, pada dasarnya ada tiga musibah setiap hari yang menimpa kita sebagai hamba-Nya. Tetapi sayang, sebagian besar dari kita tidak menyadari, bahkan jarang yang mampu mengambil hikmahnya.

Musibah pertama, setiap hari jatah usia kita terus berkurang, tetapi berkurangnya usia ini lepas dari perhatian. Sementara itu, ketika harta yang berkurang, perhatian kita sangatlah luar biasa. Padahal harta yang hilang bisa diganti, sementara umur yang hilang takkan pernah bisa kembali.

Musibah kedua, setiap hari kita hidup dengan limpahan rezeki dari-Nya, sementara kita lalai bahwa setiap rezeki yang ada itu kelak akan dihisab oleh-Nya. Apabila rezeki itu halal, kelak akan ditanya: sudahkah kita mensyukurinya? Dan apabila rezeki itu haram, maka Allah bakal mengazab kita.

Musibah ketiga, disadari atau tidak, setiap hari kita melangkah mendekati akhirat, sebagaimana juga kita terus melangkah menjauhi dunia. Namun perhatian kita terhadap akhirat yang kekal, seringkali tidaklah sebesar perhatian kita terhadap dunia yang fana. Sementara kita tidak tahu, bagaimana akhir perjalanan kita kelak, apakah akan menjadi penghuni surge dengan segala keindahan dan kenikmatannya, ataukah menjadi penghuni neraka, tempat segala azab dan siksa akan menimpa.

Pernahkah kita berpikir, bahwa sebanyak apapun harta dunia terkumpul, atau sebanyak apapun penghargaan dan jabatan teraih, sudahkah semua bakal seindah kenikmatan yang menjadi impian dan dambaan Nabi Yusuf as, yang dalam doanya meminta, “Yaa Allah aku memohon kepada-Mu agar Engkau mewafatkanku dalam keadaan Islam. Dan kumpulkanlah aku di surga-Mu, bersama hamba-hamba-Mu yang saleh”…?

Jika tidak, mungkin ada baiknya kita renungkan apa yang disampaikan salah seorang ulama arif yang menyatakan, “Apabila engkau merasa malas melakukan ketaatan, maka waspadalah. Bisa jadi Allah tidak suka kepada ibadahmu. Hal ini sebagaimana firman-Nya: ‘Allah benci terhadap ibadah mereka (orang-orang munafik). Dengan sebab itu Allah palingkan mereka dari ibadah tersebut.” Naudzubillahi min dzalik.

Ya Allah, jangan Engkau jadikan dunia ini impian terbesar kami, dan jangan pula dunia ini menyita waktu kami.

Ya Allah, jangan jadikan neraka sebagai akhir dari perjalanan kami, dan jadikan surga-Mu sebagai rumah peristirahatan terakhir kami.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *