KHAS – Katakan dengan Pegon (2)

Sejak jaman Hindu-Budha hingga masuknya Islam, Nusantara kaya dengan catatan dan aksara kuno. Inilah khazanah sangat penting bagi perkembangan bahasa dan aksara Nusantara.
Banyak aksara kuno yang berpengaruh di Nusantara, antara lain aksara Brahmi dari India yang merupakan induk aksara kuno Jawa serupa juga di Sunda dan Madura, kemudian aksara Persia dan aksara Arab.
Ketika Islam menyebar di Nusantara, perkembangan penggunaan aksara Arab menjadi dominan. Aksara Arab ini digunakan untuk menulis beragam bahasa; seperti Melayu, Sunda, dan Jawa dengan sedikit menyimpang dari bunyi aslinya. Aksara ini akrab dengan sebutan Arab Pegon, Aksara Arab Jawi atau Arab Melayu.
Pegon berasal dari lafal Jawa pego, artinya menyimpang. Arab Pegon maksudnya, tulisan atau aksara Arab yang menyimpang dari kaidah bahasa Arab, juga menyimpang dari tulisan Jawa, Sunda maupun Melayu. Ia serupa tulisan Arab namun bahasanya sesuai selera daerah yang menggunakan.
Hingga kini tulisan ini masih membekas di daerahTerengganu Malaysia, Aceh, Riau, Sumatera, Jawa, Brunei, dan kota-kota lain di Kalimantan hingga Thailand bagian Selatan.
Suluk Sunan Bonang yang dipercaya sebagai karya Sunan Bonang, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Raja-Raja Pasai, Risalah Tasawuf Hamzah Fansuri, karya kiai Rifai Kalisasak dan tafsir Faidh Arrahman karya kiai Shaleh Darat Semarang adalah Kitab-kitab kuno yang ditulis dengan Arab Pegon.
Siapa penemu huruf Arab Pegon ini? Menurut sebagian pendapat Sunan Ampel dari Surabaya yang pertama kali memperkenalkan Pegon ini, yaitu sekitar tahu 1400 M. Ada juga yang mengatakan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati Cirebon.
Namun jika diteliti, ada beberapa aksara yang lafal maupun bentuknya sangat mirip bahkan sama dengan Aksara Persia atau Iran. Perhatikan gambar berikut!
Dari dua gambar di atas – kanan Pegon dan kiri Persia, ada kemungkinan bahwa Aksara Pegon erat hubungannya dengan penyebaran Islam di Nusantara oleh pedagang Gujarat dan Persia. Mengingat Sunan Ampel atau Syeikh As-Samarqandi, di Jawa disebutnya Sunan Asmoro Kendi, juga berasal dari Samarkand di Khurasan Persia, sekarang di Uzbekistan.
Sehingga pelafalan huruf Pegon yang sesuai dengan dialek bahasa Nusantara membuat Aksara Pegon lebih luwes untuk digunakan sebagai aksara pengantar ajaran Islam di Nusantara.
Cara Membaca dan Menulis Aksara Pegon
Aksara Arab Pegon terdiri dari huruf-huruf Hijaiyah (Arab) murni dan beberapa huruf yang menyimpang dari huruf arab murni hingga menambah daftar huruf baru, seperti dalam gambar di atas.
Jika kita sudah biasa membaca Alquran dan menulis berbahasa Arab, maka akan mudah menulis maupun membaca aksara Pegon ini. Hanya tinggal menambah beberapa hurup yang sesuai dengan aksara di Nusantara. Seperti huruf- huruf C, NG dan NY yang tidak ada di huruf Hijaiyah.
Berikut penulisan hurup vocal dalam Arab Pegon.
Coba bacalah tulisan Arab Pegon berikut:
MA/Asri/Islam Indonesia
Bapak tindak kantor