Satu Islam Untuk Semua

Monday, 19 October 2015

‘Islam di Turki Jauh Lebih Santai dan Toleran’


Melalui akun twitter, cendikiawan Muslim Indonesia, Haidar Bagir, mengisahkan pengalamannya mengunjungi Istanbul, Turki. Shalat Jum’at di Masjid Sultan Ahmet Istanbul atau yang biasa disebut Masjid Biru merupakan salah satu fenomena yang diangkat oleh pria kelahiran Solo ini.

“Tak seperti di Indonesia, pakaian perempuan-perempuan Turki lebih bebas dari Indonesia. Di sekitar Masjid Biru, ada yang berpakaian super mini. Jumlah mereka yang berjilbab pun jauh lebih sedikit dari di Jakarta,” kata jebolan Universitas Indonesia ini melalaui akun @haidar_bagir (17/10)

Hijab yang mereka gunakan, kisah Haidar, modis dan warna warni, seperti trend model hijab di Indonesia. Bahkan, hampir tak terlihat model yang biasa disebut ‘jilbab syar’i’. “Ketika jum’atan, mereka pun mengenakan pakaian yang dipakainya begitu saja, bukan mukena,” katanya

Di sekitar masjid yang didirikan oleh Sultan Ahmad 1 itu, dosen Filsafat Islam di sejumlah kampus ini mengamati beberapa anjing yang dengan bebas berkeliaran. Tak seorang pun yang mengganggunya sebagaimana tak seorang pun yang diganggu anjing itu. “Mazhab Hanafi yang mereka anut memang jauh lebih rileks terhadap anjing,” lanjut pria yang akrab disapa bang Haidar ini.

Sebelum khatib Jum’at naik mimbar, adzan sengaja dikumandangkan baris per baris secara bergantian di Masjid Biru dan Aya Sofya. Aya Sofya merupakan bangunan bekas gereja, masjid, dan sekarang sebagai museum di Istanbul. Selanjutnya, sang khatib Jumat mengangkat tema ‘hijrah’ dan masuknya Islam ke Madinah sehubungan dengan datangnya tahun baru Hijriah 1437. Masih dalam rangka Muharram, lanjut Haidar, “khatib berbicara tentang Karbala, tragedi yang menimpa cucu Nabi, Husain, dengan penuh simpati dan kelembutan. Tak ada teriak-teriak dan kontroversi.”

Pemerhati dan praktisi pendidikan ini juga mengatakan bahwa lepas dari apa yang tidak disepekati, negeri di antara dua benua itu jauh lebih santai dan toleran dibanding yang sering digambarkan dan ingin diyakini sekelompok Muslim di Indonesia. “Islam (Turki) modern, relatif maju, setia tapi juga kosmopolitan dan warna-warni,” kata Haidar yang juga sempat menyaksikan sepasang laki-laki dan perempuan berciuman ‘hot’ dalam sebuah restoran di Turki- sambil menyatakan bahwa ini tentu bukan sesuatu yang patut.

Dari pengalaman mengunjungi sejumlah negara Muslim, Haidar menyimpulkan, “Muslim itu memang satu, tapi bingkai budayanya warna warni. Menyeragamkannya hanya memiskinkan kekayaannya,” katanya.

Bagi pria 57 tahun ini, umat Islam  diikat oleh nilai-nilai dasar agama yang permanen. Tapi, katanya, “biarkan juga variasi-variasi menghiasinya. Biarkan ada Islam Arab, tapi biarkan juga ada Islam Turki, India, Cina, Iran, Nusantara, agar keagungan dan keindahan Allah semakin nyata.”

Bagi salah satu pendiri penerbit Mizan ini, semakin terbuka hati seseorang, semakin bisa memberi ruang untuk menangkap “tanda-tanda keagungan dan keindahan Allah”. Di sisi lain, orang yang merasa benar sendiri adalah tanda bagi hati yang tak lapang.  Sebagai penutup atas kisah dan refleksi singkat tentang “Islam dan Turki”, Haidar berharap Muslimin dapat ikhlas melihat keluasan kebenaran-Nya, bersangka baik kepada sesama agar dapat menimba hikmah dari manapun.

Edy/Andi/IslamIndonesia

 

3 responses to “‘Islam di Turki Jauh Lebih Santai dan Toleran’”

  1. sobri says:

    Gitu ya ternyata Turki yang diidamkan sodara-sodara kita di mari tak seperti yang digembar gemborkan selama ini sama akhi dan ukhti. Thanks infonya

  2. wardi says:

    ya Allah, tunjukilah kami jalan yg lurus, sebagaimana jalan yang terdahulu dari kami, bukan jalan orang2 yang engkau murkai ( nasrani ) dan bukan orang yang sesat ( yahudi ) aamiin…….. ya rabbal ‘alamin.., telah nyata kesesatan anda saudara…..ha ha ha….semoga Allah SWT memberimu petunjuk ke jalan yang lurus, atau mungkin niat dari anda yg salah wallahua’lam.

  3. Ichcha Tozkoparan says:

    Sama aja boong koq aurat terbuka.. Untung aja film cansu dan hazal pemeran nya islam semua kecuali hazal

Leave a Reply to wardi Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *