Doa dan Amalan Rebo Wekasan ala Mbah Moen

islamindonesia.id – Kita sudah memasuki pekan terakhir bulan Safar dan segera beranjak ke bulan Rabiul Awal. Tanggal 1 Rabiul Awal insya Allah akan jatuh pada Sabtu (16/9/2023).
Pada akhir Safar, ada momen yang cukup populer di Indonesia, yakni Rebo Wekasan. Dalam pengertian sederhana, Rebo wekasan adalah Rabu terakhir pada bulan Safar.
Tahun 2023 ini, Rebo Wekasan jatuh pada tanggal 27 pasaran Pahing, dalam kalender Jawa Islam, atau Rabu, 13 September 2023 dalam kalender Masehi.
Lantas, apakah ada yang spesial dengan Rebo Wekasan?
Ulama kharismatik asal Rembang, KH Maemoen Zubair atau akrab disapa Mbah Moen membeberkan perihal Rebo Wekasan yang identik dengan bala dan bencana ini erat kaitannya dengan penciptaan bumi dan kekuatannya.
“Allah menciptakan bumi selama 2 hari, yaitu Ahad dan Senin. Menciptakan langit selama 2 hari, yaitu hari Kamis dan Jumat,” terang Mbah pada suatu kesempatan. “Kemudian Allah (menciptakan) kekuatan bumi dalam 2 hari, yaitu hari Selasa dan Rabu,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, makanya lahir istilah “Rebo Wekasan” yang merupakan salah satu hari di mana bumi diberikan kekuatan oleh Allah SWT.
“Makanya hari Rabu ada yang diberi nama Rebo Wekasan,” ungkap Mbah Moen.
Kemudian Mbah Moen juga menerangkan jika Rebo Wekasan itu tiba, maka dianjurkan berdoa.
Selain itu juga agar melaksanakan shalat 4 rakaat. Hal ini menurutnya berdasarkan penuturan sebagian ulama ahli kasyaf yang menerangkan perihal datangnya bala, bencana dan cobaan pada hari itu.
“Sebagian ulama ahli kasyaf mengatakan bahwa pada hari Rebo Wekasan itu tempat tumpuan bala dan cobaan. Makanya kalau Rebo Wekasan disuruh shalat 4 rakaat. Membaca surah Al-Kautsar 17 kali. Kemudian membaca surah Al-Ikhlas 5 kali. Kemudian surah Al-Falaq dan An-Nas,” jelasnya.
Tentunnya tujuan berdoa dan shalat pada hari Rebo Wekasan itu dimaksudkan agar terhindar dari bala dan bencana yang datang pada hari itu.
Berikut ini tata cara shalat lidaf’il balaa. Sebelum melaksanakan shalat ini dianjurkan membaca lafal berikut ini:
“Saya memohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung yang tidak ada Tuhan selain Dia yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Saya mohon taubat selaku seorang hamba yang penuh kezaliman, yang tidak memiliki terhadap dirinya sendiri baik madarat dan manfaatnya, mati dan hidupnya maupun bangkitnya nanti.”
Adapun tata caranya adalah sebagai berikut:
1. Niat shalat lidaf’il balaa
Adapun lafal niatnya adalah sebagai berikut:
اُصَلِّي سُنَّةً لِدَفْعِ الْبَلاَءِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
“Saya shalat Sunah untuk tolak bala dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
2. Pada rakaat pertama membaca Al-Fatihah, kemudian membaca surah Al-Kautsar 17 kali
3. Pada rakaat kedua, setelah Al-Fatihah dilanjutkan surah Al-Ikhlas 5 kali
4. Pada rakaat ketiga, setelah Al-Fatihah kemudian surah Al-Falaq 1 kali
5. Pada rakaat keempat membaca Al-Fatihah yang dilanjutkan surah An-Nas 1 kali
Adapun doa setelah shalat lidaf’il balaa adalah sebagai berikut:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمْ يَاشَدِيْدُالْقُوَّى وَيَاشَدِيْدَالْمِحَالِ اّللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُبِكَ بِكَلِمَتِكَ التَّّآمَّاتِ كُلِّهَا مِنَ الرِّيحِ الْاَحْمَرِ وَمِنَ الدَّاءِ الْاَكْبَرِ فِي النَّفْسِ وَالدَّمِّ وَاللَّحْمِ وَالْعُظْمِ وَالْْجُلُوْدِ وَالْعُرُوقِ سُبْحَانَكَ إِذَاقَضَيْتَ اَمْرًا أَنْ يقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونَ, اَللهُ اَكْبَرْاَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ برحمتك يآارحم الرّا حمين
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dengan kalimat-Mu yang sempurna dari angin merah dan penyakit yang besar di jiwa, daging, tulang dan urat. Maha Suci Engkau apabila memutuskan sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah!” maka jadilah ia.
EH/Islam Indonesia
Leave a Reply