Soal Perusakan Masjid di Minahasa, Alissa Wahid: Akibat Mayoritarianisme

islamindonesia.id – Soal Perusakan Masjid di Minahasa, Alissa Wahid: Akibat Mayoritarianisme
Kabar tentang perusakan masjid di Tumaluntung, Minahasa Utara, Sulawesi Utara menuai sorotan. Sekretaris Jenderal Gerakan Suluh Kebangsaan (GSK) Alissa Wahid menyebut perusakan bangunan karena sentimen mayoritas-minoritas masih kental di Indonesia.
Alissa menilai hal tersebut sebagai mayoritarianisme. Karenanya, sentimen itu membuat kelompok mayoritas melakukan diskriminasi terhadap kelompok minoritas di mana mayoritas merasa lebih berhak, dan minoritas tidak diberi keleluasaan untuk beribadah dan berkeyakinan.
“Ini sudah masuk kategori Hate-Speech. Akibat dari mayoritarianisme di mana yang mayoritas merasa lebih berhak. Kemerdekaan beribadah sesuai agama/keyakinan adalah hak konstitusi. Negara harus menjamin dan melindunginya, termasuk bagi kelompok minoritas agama,” kata Alissa seperti diunggah melalui akun twitter pribadinya, kemarin (31/1).
Dalam keterangan tertulisnya, Alissa juga menguggah foto spanduk penolakan pembangunan musala atau masjid di Desa Tumaluntung itu.
Putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu juga menegaskan sentimen seperti itu harus dihentikan. Menurutnya kepala daerah punya peran penting dalam melakukan hal itu. Kepala daerah, kata Alissa, tidak boleh membedakan hak beragama antara pemeluk kepercayaan mayoritas dan minoritas.
“Seharusnya memang Negara bertindak dengan menggunakan parameter Hak Konstitusi warganegara, bukan berpikir menjaga harmoni sosial hanya dengan mengikuti kelompok mayoritas setempat. Biar tidak makin banyak konflik terbuka seperti ini,” kata Alissa.
Alissa menyebut mayoritarianisme dilakukan oleh pemeluk agama berbeda di Indonesia. Pernyataan Alissa tidak semata ditujukan pada kasus itu saja melainkan secara umum di mana kelompok non-Muslim di tempat lain sebagai minoritas juga sering mendapat perlakuan diskriminasi. Dalam kasus di Minahasa itu, pemeluk Islam adalah contoh minoritas yang menjadi korban.
Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan sebuah video yang menayangkan perusakan sebuah bangunan di Kabupaten Minahasa Utara. Bangunan itu diduga sebuah musala atau masjid yang kemudian menuai beragam tanggapan. Berdasarkan informasi yang beredar, perusakan itu terjadi pada Rabu malam (29/1).
AM/Islamindonesia/Foto Fitur: Merah Putih
Leave a Reply