Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 02 April 2014

Semua Agama di Malawi Gunakan Konsep Islam yang Satu Ini


Worldbulletin.net

Melalui usaha ini, masyarakat telah berani mempekerjakan  mereka—yang berasal dari agama lain.

 

Di salah satu negara terkecil Afrika, komunitas Muslim Malawi berhasil memimpin jalannya perekonomian dan perbaikan kehidupan sosial bangsa, meskipun jumlah Muslim di negara tersebut berada di posisi kedua setelah umat Kristen.

Hal ini ditandai dengan diberlakukannya salah satu konsep Islam, dan disetujui oleh semua agama. Kristen yang merupakan mayoritas terbesar pun mengakui besarnya manfaat dari konsep yang satu ini.

Ya, konsep yang diamini semua agama ini, mereka praktekkan pada kegiatan berwirausaha. Yakni, dengan menyetujui adanya sensor terhadap makanan secara ketat, dengan berdasarkan pada standar halal umat Islam.

Dr Imrah Shareef, Sekretaris Jenderal Dewan Ulama Malawi, kepada OnIslam.net mengatakan, “Selama lebih dari 50 tahun, perekonomian negara telah dikendalikan dan didorong oleh komunitas Muslim, yang telah berinvestasi di berbagai usaha bisnis.”

“Melalui usaha ini, masyarakat telah berani mempekerjakan mereka—yang berasal dari agama lain. Ini merupakan ukuran seberapa jauh Islam telah mempengaruhi arah ekonomi Malawi selama bertahun-tahun,” tambahnya.

Sheikh Salim Chikwatu, koordinator Departemen Halal dari Asosiasi Muslim Malawi (MAM) sependapat dengan Shareef. Ia mengatakan, “Para pelaku usaha, khususnya dalam industri makanan akan kesulitan membuat bisnis mereka berkembang jika tidak mengikuti konsep halal ini. sebab, masyarakat memang menginginkan asupan yang mereka makan terjamin higienis.

“Itu sebabnya, di Malawi, semua agama sekarang telah menggunakan sepenuhnya konsep ini. Ini merupakan indikasi yang jelas bahwa Islam telah menjadi agama yang berpengaruh dalam hal ekonomi di negara ini,” tambah Chikwatu.

Islam sendiri tiba di Malawi melalui para pedagang Arab dan Swahili. Mereka datang ke negeri tersebut untuk menjual gading, emas, dan budak sejak abad ke-16 hingga abad ke-19.

 

Sumber: OnIslam/Worldbulletin.net

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *