Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 07 September 2014

Semangat Pengembangan IPTEK di Madrasah


Sains dan Teknologi harus dikembangkan di kalangan siswa madrasah untuk mengangkat harkat dan martabat madrasah di ranah internasional.

Selama ini Madrasah atau sekolah Islam selalu dianggap sebelah mata. Padahal, selain mendalami pelajaran yang berkaitan dengan dasar-dasar agama Islam, Madrasah juga mengajarkan para muridnya dengan mata pelajaran lain layaknya sekolah-sekolah umum.

Mengenai stigma yang terlanjur melekat di masyarakat itu, Menteri Agama, Lukman Hakim Saefuddin, meminta Dirjen Pendidikan Islam untuk serius mengkaji kemungkinan menyelenggarakan kompetisi sains madrasah tingkat internasional. Lukman ingin melanjutkan pengembangan sains di kalangan siswa madrasah serta mengangkat harkat dan martabat madrasah di ranah internasional.

“Setidaknya kompetisi sains madrasah di kalangan negara-negara Islam,” kata Lukman sebagaimana dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, Minggu 31 Agustus 2014. Lukman menilai, gagasan menyelenggarakan kompetisi sains tingkat internasional sangat perlu direalisasikan.

Dengan kompetisi seperti itu, Lukman berharap madrasah mampu berperan sebagai benteng penyebaran paham radikal yang menjual nama Islam. “Karenanya, kita perlu merekayasa dan mengembangkan budaya madrasah sebagai ‘laboratorium hidup’,” ujarnya. Lukman menambahkan, madrasah harus dijadikan pencetak lulusan yang profesional, berintegritas, dan mempunyai wawasan kebangsaan, ke-Indonesiaan, dan ke-Islaman yang moderat, terbuka. dan damai.

Keinginan Menteri Agama itu terkait dengan suksesnya Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2014 yang diikuti 363 siswa madrasah se-Indonesia di Makassar, Sulsel. “KSM ini membuktikan bahwa siswa-siswa madrasah tidak kalah bersaing dengan siswa sekolah umum lainnya, khususnya dalam penguasaan di bidang sains dan ilmu pengetahuan alam,” kata Koordinator Dewan Juri KSM 2014 yang juga Dosen Fisika ITB Abdul Waris.

Dalam keterangan pers Humas KSM, Abdul Waris mengatakan, siswa madrasah peserta KSM yang ketiga ini tidak kalah bobotnya dengan siswa-siswa sekolah umum lainnya yang biasanya menjadi peserta Olimpiade Sains Nasional. Dari hasil pengamatannya pada KSM 2014, para siswa madrasah di luar Jawa lebih unggul dalam bidang eksperimen, sedangkan siswa-siswa madrasah dari Jawa unggul di bidang teori. Keduanya masing-masing memiliki penilaian tersendiri.

“Kami melakukan seleksi di tingkat kabupaten lalu ke tingkat propinsi dan nasional, siswa-siswa madrasah tidak kalah cerdasnya dengan siswa sekolah umum lainnya, pemenang KSM di tiap tahun juga kami ikutkan ke Olimpiade Sains di tingkat internasional dan hasilnya memuaskan,” kata Waris. Sementara Ketua Panitia I KSM 2014 yang juga penanggung jawab lomba, Kidup Supriyadi, menuturkan bahwa siswi Madrasah Aliyah Insan Cendekia di Serpong, Uyun Charisa Azizah, baru saja meraih medali perunggu di Olimpiade Geografi di Polandia, Agustus ini.

(Wahyu/Islam Indonesia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *