Said Aqil: Islam Sarana Membangun Bangsa Beradab
Jakarta: Ketua Umum PBNU Dr. KH. Said Aqil Siroj mengatakan, Islam merupakan sarana pembangunan karakter (character building) dalam membangun bangsa yang maju, besar, dan beradab.
“Islam sebagai sarana character building dalam membangun bangsa yang maju besar dan beradab. Agama memiliki peran yang sangat besar,” ujar Aqil dalam refleksi helah NU ke-89 (16 Rajab 1344 H-16 Rajab 1433 H) di Sekretariat NU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (6/6) malam.
Dalam acara yang bertema Meningkatkan Khidmah NU Menuju Indonesia yang Berdaulat, Adil, dan Makmur ini, Aqil mengatakan, jika negara kehilangan karakter, maka peradaban akan merosot. Aspek ekonomi juga bakal dikuasai bangsa lain, sehingga negeri ini akan dijajah negara lain.
Aqil mengatakan, sebagai organisasi sosial keagamaan, sejak dulu NU berperan sangat besar dalam mengayomi dan membangun masyarakat. Baik melalui pendidikan, dakwah, dan lain sebagainya.
Hal itu, menurut Aqil, tak lain karena NU merupakan organisasi keagamaan yang dipimpin oleh para ulama. Sementara tugas ulama selain liyatafaqqahu fiddin, mengggali, merumuskan, dan mengembangkan pemikiran keagamaan, juga memiliki tugas yang tak kalah penting.
“Bahkan ulama sangat strategis yang berkaitan dengan masalah sosial dan kebangsaaan, yaitu tugas liyundziru qaumahum (membangun masyarakat) yakni membentuk kepribadian,” lanjutnya.
Lebih lanjut Aqil mengatakan, dalam kaitan masalah masyarakat, NU memiliki beberapa tugas. Pertama adalah pembangunan mental-spiritual, pembentukan kepribadian atau karakter masyarakat (character building).
“Hal ini sangat penting agar lahir kader orang-orang atau masyarakat yang memiliki sikap, memiliki ketegasan, memiliki prinsip serta memiliki tanggung jawab, baik terhadap Tuhan dan terhadap sesama manusia dan terhadap bangsa dan negara,” jelasnya.
Maka itu, kata Aqil, para ulama dan khususnya NU memiliki tugas kedua yaitu nation building (pembangunan bangsa). Dengan adanya pembantukan karakter (character building) itulah nation building (pembangunan bangsa) bisa dilaksanakan. “Dan ini merupakan modal dasar bagi state building (membangun Negara),” tandasnya.
Dengan nation building ini, lanjut Aqil, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang disegani karena memiliki kepribadian nasional yang kokoh. Sehingga bisa berdiri tegak sejajar dengan bangsa-bangsa beradab yang lain.
Sementara tugas ketiga, tandas Aqil, adalah criticism buiding (membangun sikap kritis), hal ini sesuai dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar. “Sebagaimana sering ditegaskan bahwa sikap NU terhadap negara taat mutlak bahwa negara harus dijaga dan dibela, tetapi terhadap pemerintah yang ada NU menerapkan prinsip amar ma’ruf nahi munkar,” imbuhnya.
Leave a Reply