Satu Islam Untuk Semua

Monday, 07 March 2016

Prof. Al-Bouthi: Apa yang Terjadi di Timur Tengah adalah Fitnah


 

Bertempat di Auditorium Notonagoro, Universitas Gadjah Mada, Profesor Dr. Taufiq Al-Bouthi tampil mendedahkan berbagai persoalan menyangkut keadaan umat Islam dunia. Putra almarhum Syaikh Ramadhan Al-Bouthi yang dikenal luas di Indonesia sebagai mursyid tasawuf Syam ini memaparkan sejumlah isu sensitif yang menimpa umat dalam seminar bertema “Peran Akademisi dalam Rekonsiliasi: Krisis Politik dan Ideologi di Timur Tengah” yang diadakan pada Minggu 6 Maret kemarin hasil kerjasama antara Fakultas Filsafat UGM, Program Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS) dan Ikatan Alumni Syam-Indonesia (Al-Syami).

Dalam paparannya, putra mufti Syafii asal Damaskus itu secara ringkas menjelaskan bahwa di Suriah tidak ada permusuhan antar pengikut mazhab dalam Islam. Ribuan tahun berbagai penganut mazhab Islam, terutama Suni-Syiah, hidup berdampingan di bumi Syam tanpa ada konflik berdarah yang berkepanjangan seperti saat ini. Bahkan, mereka bersama-sama, bahu-membahu mengusir penjajah Prancis dan Israel dari tanah Suriah.

Yang sesungguhnya terjadi di Suriah, katanya, adalah fitnah yang didesain oleh Amerika, Israel dan didukung oleh beberapa negara di kawasan seperti Arab Saudi, Qatar dan Turki. Desain ini ujungnya bertujuan untuk melemahkan umat dari dalam dan memalingkan mereka dari masalah Palestina serta berbagai prioritas lain yang lebih krusial.

Selanjutnya, tutur pria yang mulai tampak beruban ini, ulama dari berbagai mazhab diadu domba satu sama lain. Mereka diiming-imingi harta dan kedudukan. Bahkan, ayahnya sendiri, Almarhum Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al-Bouthi sempat ditawari untuk keluar dari Suriah dan ikut menyulut konflik berdarah di sana. Sebagai imbalannya, almarhum akan diberi rumah mewah di Eropa beserta seluruh kebutuhan hidupnya secara cuma-cuma.

Akan tetapi, lanjut profesor yang mulai tampak beruban ini, karena Almarhum menolak, dia justru dibunuh sesaat setelah sholat Jumat dan memberikan ceramah di masjid Umayyah, Damaskus, bersama sekitar 40 jamaah lainnya. Belakangan diketahui bahwa kelompok teroris Jabhat Al-Nusra mengklaim bertanggungjawab atas aksi keji tersebut.

Selain itu, profesor di bidang studi Islam ini, mengingatkan publik Indonesia untuk jangan sekali-kali mempercayai media, terutama media arus utama. Termasuk televisi milik Kerajaan Qatar, Al-Jazeera, yang dijulukinya sebagai pembohong besar. Media bayaran itu tidak hanya menyiarkan berita yang keliru, melainkan juga mengarang berita yang sama sekali tidak ada faktanya. Berdasarkan berita yang dikarang tersebut kemudian itulah lalu Saudi dan Qatar serta Turki membuat keputusan sendiri untuk menginvasi Suriah dan mendatangkan puluhan ribu orang dari seantero dunia untuk bertempur di negeri ini.

Fitnah yang sama, menurut Al-Bouthi, kini juga dikembangkan berkenaan dengan Yaman dan sejumlah negeri lain. Labelisasi Hizbullah yang merupakan gerakan perlawanan atas pendudukan Israel di Lebanon Selatan sebagai organisasi teroris oleh negara-negara Arab Teluk memperkuat desain di balik keputusan dan kebijakan tersebut.

Al-Bouthi lantas menyayangkan adanya sebagian ulama dan umat yang menelan mentah-mentah berbagai umpan dan jebakan musuh tersebut. Termasuk di Indonesia. Menurutnya, dia sudah menemui Presiden Jokowi di Jakarta dan bersepakat untuk bersama-sama membendung bahaya fitnah yang mengancam umat Islam Indonesia secara khusus dan umat Islam dunia secara umum.

AJ/Islam Indonesia

6 responses to “Prof. Al-Bouthi: Apa yang Terjadi di Timur Tengah adalah Fitnah”

  1. finella says:

    kalau media mainstream tidak bisa dipercaya, kemana kita mesti mencari informasi yang benar2 bisa dipercaya? karena media non mainstream pun banyak yang turut serta menyesatkan. mohon info. terima kasih.

  2. anonim says:

    Al-Quran n Sunnah nabi Muhammad S.A.W. Mulai dari yg paling kecil. Koreksi diri sendiri apakah sudah seperti Zakir Naik, Ahmed Deedat atau Yusuf Estes? Seseorang yang tidak punya kemampuan tinggi di bidangnya malah menimbulkan kekacauan.
    Dia sunni dia syiah dia sesat aku tikak! memangnya kitai ini Tuhan?

    Urus diri sendiri sehingga kokoh pegangannya pada tali Allah, jika memang Imanmu tidak mau teracuni. Jika pegangan masing2 sudah kuat maka tidak ada lagi yg namanya Golongan dalam islam karena memang pada dasarnya Islam tidak mengenal kata GOLONGAN. Manusia sifatnya konsumtif semuanya di telan padahal filter terbaiknya adalah Quran dan Sunnah Nabi. Apa ada nabi memerangi orang yang salah dalam beribadah?

    Kalau memang kita yakin semua Ibadah kita itu benar, sudah sesuai dengan yg ada di Quran dan Sunnah, kenapa kamu tidak minta dimatikan sekarang juga agak kamu cepat cepat masuk Syurga?

  3. @finella,,dengar atau baca semua media, analisa dan pilah2 mana yang benar dan mana yang salah, jangan berhenti belajar, hindari taqlid buta hanya karena sumber beritanya satu faham/satu aliran dengan kita, kebohongan2 cepat atau lambat akan terungkap juga,, there is no perfect crime

  4. kipli says:

    ini yg ngomong org sufi2 aliran syeikh siti jenar, ilmu fiqh nya kurang, tasawuf & torekot nya yg ditinggiin, iyalah jawabnya gt,

    pelajari ilmu Islam yg benar dulu, cara beribadah yg benar dulu, jgn kebanyakan ngilmu torekot… Mau ibadah ini, itu, harus yg benar, harus yg syar’i… Jgn terlalu digede2in kalo ibadah ini pahalanya gede bgd, kalo shalat fajar nilainya lebih drpd dunia & seisinya…

    Udahlah, pelajari basic2 syariat, ibadah yg bener dulu, br ngomong politik

  5. fa says:

    Ini tentang Suriah , menurut saya profesor onin sangat haq kebenarannya..ke Indonesia menjadi issue tentang identitas sunni syiah ..coba cermati konflik ini berawal dari ISIS yang mengangap Suriah dan Irak sebagai bagian negara merdeka seperti Zionist Israel , negara tanpa daratan adalah ciri wanci teroris dukungan Amerika dan CSnya ..
    Setelah ISIS muncullah gerilyawan bersenjata FSA yang berdamai dengan ISIS dan Al Nusra .. begitula pemimpin sudah terjangkau oleh musuh, berlaku hulum samina wa ato”na yang memalingkan pikiran dari Islam sebagai agama menjadi Islam sebagai identitas belaka …

Leave a Reply to fa Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *