Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 30 April 2014

Obama “Tour de Masjid” 25 Menit di Malaysia


foto:omanobserver

Presiden AS, Barack Obama, mendapat pertanyaan kritis dari seorang imam masjid tentang komitmen negara paman sam tersebut atas aksi kekerasan terhadap umat Islam di penjuru dunia. Saat mengunjungi Masjid Nasional Malaysia di Kuala Lumpur hari Ahad lalu (27/04),  Imam  masjid tersebut yang bernama Ismail Muhammad melontar pertanyaan disela-sela obrolan selama 25 menit.   

“Doakan saya bisa segera menyelesaikan, ” jawab Obama.

Menurut Ismail Muhammad,  Obama juga mengatakan bahwa setiap hari ketika ia bangun ia selalu melakukan yang terbaik untuk mengakhiri penindasan dan konflik yang mempengaruhi masyarakat .

Ulama 70 tahun itu mengatakan Obama sering menjawab dengan Insyallah (Insya Allah) dan banyak mengucapkan terima Kasih.  

“Itu bagus dari dia, meskipun ia tidak bisa berbicara banyak bahasa Melayu tetapi mengerti apa yang saya katakan kepadanya,” katanya seperti dikutip kantor berita “Bernama”.

Obama yang mengenakan setelan gelap dan melepas sepatunya saat memasuki areal masjid, juga mengunjungi dan memberi hormat di beberapa “titik” dalam di kompleks masjid itu, di mana mantan perdana menteri dan wakil perdana menteri dimakamkan.

Media lokal, Malaysia Star, mengutip Abdullah Muhammad Zin , penasihat keagamaan untuk Perdana Menteri Najib Razak, yang mengatakan itu “tidak umum” untuk pemimpin negara adidaya untuk memasukkan kunjungan ke sebuah masjid di jadwalnya .

“Tidak ada cara yang lebih baik untuk Obama untuk menghormati Islam daripada dengan mengunjungi Masjid Negara,” katanya.

“Ini luar biasa karena saya tidak bisa mengingat setiap pemimpin dunia non-Muslim mengunjungi Masjid Nasional dan ini adalah awal yang baik bagi umat Islam di sini,” kata Ustadz Wan Akashah Wan Abdul Hamid, seorang ulama terkenal di Malaysia.

Bernama juga mengutip perkataan seorang mantan imam Masjid Nasional, Hassan Mahmood Al-Hafiz, yang mengatakan, “Kesediaan pemimpin dunia untuk menginjakkan kaki di landmark Islam adalah pertanda baik, lebih sehingga ketika umat Islam sedang salah dikaitkan dengan kekerasan.”

Masjid yang dikunjungi Obama termasuk masjid bersejarah di Malaysia. Masjid nasional atau The National Mosque dibangun pada tahun 1965, beberapa tahun setelah Malaysia memenangkan kemerdekaan dari Inggris. Lokasi masjid tersebut kabarnya dahulu merupakan lokasi Gereja “Brethren” yang kemudian direlokasi ke tempat lain.

Sayang, Dewan Gereja Malaysia menolak saat dimintai komentar tentang kunjungan Obama ke Masjid (bukan ke gereja). Namun, seorang juru bicara ketua National Evangelical Christian Fellowship, Rev Dr Eu Hong Seng, mengatakan ia menyambut kenyataan bahwa Obama memilih untuk tur Masjid Nasional.

“Mengingat tantangan dan keprihatinan bagi agama-agama non-Muslim di Malaysia, khususnya Kristen, itu akan menjadi baik bagi Presiden Obama juga mengunjungi tempat-tempat ibadah agama lain,” katanya.

Dalam pernyataannya, di University of Malaya, Obama menyinggung isu-isu keragaman agama dan etnis dan toleransi.

“Di sini, di Malaysia, adalah negara mayoritas Muslim. Jadi, ada saat-saat di mana mereka yang non-Muslim juga mungkin menemukan diri mereka menjadi kurang beruntung atau mengalami permusuhan,” katanya.

“Di Amerika Serikat, jelas historis konflik terbesar muncul sekitar ras. Dan kami harus berjuang perang saudara dan kami harus memiliki gerakan memperoleh hak-hak sipil selama beberapa generasi sampai aku bisa berdiri di hadapan Anda sebagai presiden keturunan Afrika,” ujar Obama.

Namun, kata Obama, harus diakui masih ada diskriminasi dan prasangka dan konflik etnis di Amerika Serikat. “Namun kita harus waspada terhadapnya,” ujar Obama tegas.

“Jadi maksud saya adalah kita semua memiliki dalam diri kita bias dan prasangka dari orang-orang yang tidak seperti kita atau tidak dibesarkan dalam iman yang sama atau berasal dari latar belakang etnis yang berbeda,” tambah Obama.

Menurut Obama, Malaysia tidak akan berhasil jika non-Muslim tidak memiliki kesempatan. “Anda harus bangga dengan siapa Anda dan latar belakang Anda. Dan Anda harus menghargai perbedaan bahasa dan makanan. Dan bagaimana Anda menyembah Allah akan menjadi berbeda, dan mereka adalah hal-hal yang Anda harus banggakan. Tapi itu tidak harus menjadi alat untuk memandang rendah orang lain. Ini seharusnya tidak menjadi alasan untuk melakukan diskriminasi,” jelas Obama seperti dilansir Malaysia Star. [SR]

sumber : Bernama, Malaysia Star

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *