Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 14 August 2016

‘Nabi Diutus Untuk Menyempurnakan Akhlak, Bukan Potongan Celana’


IslamIndonesia.id – ‘Nabi Diutus Untuk Menyempurnakan Akhlak, Bukan Ngurus Potongan Celana’

 

Dengan mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, sebuah meme yang beredar di media sosial mengkampanyekan ‘potong celana’ bagi laki-laki. Seruan ini diikuti oleh pernyataan bahwa nasib laki-laki kelak di akhirat salah satunya ditentukan oleh celananya.

“Kain yang berada di bawah mata kaki itu berada di neraka,” kata mereka berdalil dengan mengutip hadis yang diriwayatkan Bukhari.

Seperti diketahui, tidak setiap ulama berpendapat bahwa kesimpulan dari hadis itu ialah ‘potong celana’. KH. Arwanie Faishal misalnya, berpendapat hadis itu berkaitan dengan hadis Bukhari lain yang juga diriwayatkan oleh Ibnu Umar. hadis Nabi yang dimaksud oleh pria yang pernah aktif di Lembaga Bahtsul Masail NU ini ialah “Allah tidak melihat orang yang merendahkan pakaiannya dengan penuh kesombongan.”

Karena itu, seperti dikutip oleh portal resmi NU, sebagian ulama mengharamkan mengenakan pakaian sampai di bawah mata kaki jika dimaksudkan karena faktor kesombongan. Sebagian ulama lagi, kata Kiai Arwanie, menyatakan berpakaian tidak melebihi mata kaki adalah Sunah.

Adapun menurut para ulama fikih, kata Kiai Arwanie, hadits ini dipahami bahwa kain celana atau sarung di atas mata kaki dimaksudkan supaya terbebas dari kotoran atau najis. Artinya masalikul illat atau ihwal diSunahkan mengangkat celana adalah untuk menghindari najis yang mungkin ada di tanah atau jalanan yang kita lewati.

Dari sudut budaya, dalam Islam dikenal istilah tahzinatau etika dalam berpenampilan yang selaras sesuai dengan adat lingkungan setempat. Kiai Arwanie berpendapat bolehnya bagi setiap Muslim mengikuti tren pakaian masa kini sejauh mengikuti ketentuan yang wajib yakni untuk laki-laki harus menutupi bagian tubuh dari mulai pusar hingga lutut.

Selain keluasan wawasan, memiliki perangkat ilmu yang memadai diperlukan dalam menyimpulkan hukum dari Al-Qur’an dan hadis. Jika tidak, seseorang dapat mengambil kesimpulan secara dangkal bahkan menimbulkan mudharat yang lebih banyak. Sedemikian sehingga, beragama secara benar, kata KH. Said Aqil Sirajd, tidak cukup dengan pesantren dua minggu.

Di media sosial, intelektual Muslim Akhmad Sahal menyindir dengan berkata,  “Nabi diutus itu untuk menyempurnakan akhlak, bukan ngurusi potong celana.” Adapun masalah ‘potong celana’, lanjut Sahal dengan nada canda, “biar jadi urusan penjahit.” []

 

YS/IslamIndonesia

One response to “‘Nabi Diutus Untuk Menyempurnakan Akhlak, Bukan Potongan Celana’”

  1. TAHUN says:

    Setelah 1437 tahun TERBUKTI tidak membuat ahlak manusia menjadi lebih baik sesuai propagandanya. Malah semakin terpuruk.Ada bukti lain?

Leave a Reply to TAHUN Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *