Satu Islam Untuk Semua

Monday, 29 September 2014

Muslim Perancis Tolak IS Karena Solidaritas Kenegaraan


Anti ISIS di Perancis

Seiring berlangsungnya serangan udara pimpinan Amerika Serikat terhadap kelompok teroris Islamic State in Iraq and Syiria (ISIS), sebuah kelompok teroris di Aljazair memenggal kepala seorang pendaki gunung Perancis pada Rabu (24/9).

Jund al-Khalifa (Tentara Khalifah) yang mengaku berafiliasi dengan ISIS mengeksekusi Herve Gourdel, 55 tahun.

Reaksi Muslim Perancis mengecam pembunuhan brutal itu spontan bermunculan. Hastag #NotInMyName ala Muslim Inggris juga diciptakan di Perancis, #PasEnMonNom. Selain itu, Muslim Perancis pada Jum’at (26/9) mengadakan aksi demo mengecam barbarisme ISIS di Mesjid Paris.

Tapi, ada sebagian komunitas Muslim Perancis yang merasa ‘dipaksa’ oleh pihak-pihak tertentu untuk secara kolektif mengutuk ISIS.

Sehari sebelum demo, koran konservatif Le Figaro menerbitkan sebuah editorial yang menyeru kaum Muslimin agar menggelar demo mengecam barbarisme Negara Islam (IS). Koran ini juga menyertakan sebuah hasil polling online yang dilaksanakan beberapa jam sebelumnya. Saat pembaca ditanya apakah sudah ada kutukan yang memadai terkait kasus pembunuhan Hervé Gourdel, sekitar 80 persen responden menyatakan tidak ada.

Membaca editorial ini, Komite Pengawasan Editorial (Société des Journalistes) koran meradang. Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan, “Pertanyaan ini begitu menyindir bahwa seluruh komunitas Muslim terkadang bersekongkol atau terlena saat berurusan dengan terorisme.”

Nourredine, salah satu Muslim Paris keturunan Afrika Utara, mengungkapkan ia merasa ngeri dengan pembunuhan Gourdel. Tapi ia bilang, “Saya tidak akan pergi ke Masjid Paris [di mana demo hari Jum’at akan berlangsung]. Kalaupun saya pergi, itu [dalam posisi saya] sebagai seorang warga Perancis yang ngeri dengan penyembelihan salah satu rekan saya, bukan sebagai seorang Muslim. Apakah warga Kristen juga akan berdemo menolak sisi negatif Klu Klux Klan?

Muslim Perancis lainnya, Moussa Bourekba, dalam tulisannya di majalah mingguan Nouvel Observateur memohon pada rekan,tetangga dan teman-temannya agar berhenti menyuruhnya meminta maaf atas nama agama Islam.

“Para pria dan wanita ini [kelompok ISIS] tidak menyembah Tuhan yang saya sembah dan saya yakin mereka tidak mengenal-Nya sama sekali,” tulis Bourekba. “Jika pembunuhan [Gourdel] itu membuat saya ngeri dan takut, itu sangat manusiawi.”

“Saya tidak akan menyuruh kaum Katolik minta maaf atas nama Kristen setiap terjadi skandal pedofil. Dan saya tidak pernah minta warga Kristen mempublikasikan pengutukan Anders Breivik [pembunuh massal kebangsaan  Norwegia]. Seperti orang-orang ini, mereka yang membunuh Hervé Gourdel bukan komunitas saya,” lanjutnya.

Awal Minggu ini, kelompok ISIS menitahkan anggotanya membunuh orang Amerika dan Eropa yang kafir, khususnya orang Perancis yang jahat dan kotor.

Menjawab titah itu, sekelompok Muslim Perancis dalam situs Le Figaro menyatakan, “Dan untuk menunjukkan solidaritas kami [dengan Perancis] dalam kondisi dramatis ini, kami dengan bangga mendeklarasikan bahwa kami juga ‘kaum Perancis yang kotor.’”

Di mata Muslim Perancis, citra kaum Muslim harus diubah, “Alih-alih menjadi jihadis atau fundamentalis, kita harus terlihat sebagai warga negara biasa yang ingin hidup dengan agama kita di dalam Republik Perancis.”

(Nisa/m.france24)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *