Satu Islam Untuk Semua

Friday, 16 May 2014

Muslim-Kristen Kerjasama Atasi Krisis di Republik Afrika Tengah


Onislam.net.

Mereka bekerja untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, serta membangun jembatan antara orang-orang yang terjebak dalam kondisi yang mengkhawatirkan,  akibat ketidakpercayaan, ketakutan dan balas dendam.


Sekelompok umat Muslim di seluruh dunia telah bekerjasama dengan lembaga bantuan resmi Katolik Inggris untuk membantu lebih dari 2,5 juta orang di Republik Afrika Tengah (Central African Republic/CAR) yang terkena dampak langsung krisis yang kini sedang berlangsung.

“Kunjungan kami di sini—dengan bekerja bersama sebagai Katolik dan Muslim, bertujuan untuk memperkuat iman kami,” tutur Dr Hany El-Banna, Ketua Forum Amal Muslim, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs web agen CAFOD, seperti dilansir Onislam pada Jum’at (16/05).

“Kita bisa melakukannya langsung dengan bantuan praktis sembari menyampaikan pesan yang kuat tentang persatuan dan harapan,” tambahnya.

Kelompok Dr El-Banna merupakan salah satu dari beberapa badan amal yang melakukan kunjungan ke Republik Afrika Tengah bulan lalu untuk membantu penduduk yang terkena bencana dan perang yang sedang berlangsung.

Forum Amal Muslim dan badan bantuan Katolik Inggris, Islamic Relief and Muslim Aid kembali mengunjungi CAR pada 4 Mei lalu untuk memperingatkan bahwa lebih dari setengah populasi CAR berisiko kelaparan sebagai akibat dari ketidakstabilan kondisi negara.

“Kami melihat ada peningkatan jumlah kemiskinan di kalangan keluarga yang cukup mengejutkan, mereka kehabisan semua cara untuk mengatasi krisis ini. Karenanya, lembaga kami akan memberikan bantuan langsung kepada masyarakat di Bossangoa,” ujar Koordinator Darurat CAFOD, Catherine Mahony.

“Dukungan kami memungkinkan 10.000 keluarga akan mendapatkan makanan yang mereka butuhkan, sehingga mereka bisa bertahan hidup dan memiliki persediaan makanan bagi keluarga mereka di bulan-bulan sulit mendatang. Partner CAFOD Catholic Relief Services akan bekerja sama dengan Program Pangan PBB, WFP, untuk memastikan bahwa keluarga ini menerima bantuan pangan darurat.”

CAFOD akan bekerja bersama dengan badan amal Muslim Inggris untuk mendukung distribusi langsung bantuan, seperti bibit tanaman dan alat-alat bercocok tanam. Bila sesuai, masyarakat dapat mengambil keuntungan dari musim hujan saat ini.

CAR, sebuah negara yang terkurung daratan kaya mineral, mengalami krisis perebutan kekuasaan sejak Maret tahun lalu ketika pemberontak Seleka digulingkan François Bozize, seorang Kristen, yang mengambil alih kekuasaan dengan cara kudeta pada 2003.

Kekerasan anti-Muslim meningkat sejak Catherine Samba-Panza, seorang Kristen, terpilih sebagai presiden sementara pada Januari lalu.

Catherine menggantikan Michel Djotodia, presiden Muslim pertama di negara itu sejak kemerdekaannya dari Prancis pada tahun 1960, yang mengundurkan diri awal bulan ini karena tekanan internasional dan regional.

Kristen, yang jumlahnya mayoritas penduduk negara itu, menuduh Muslim mendukung mantan pemberontak Seleka—yang disalahkan karena menyerang keluarga Kristen, menjarah harta benda mereka sekaligus mengeksekusinya.

Kerjasama 

Imran Madden, Kepala Departemen Kemanusiaan Islamic Relief, mengaku terkejut saat berkunjung ke CAR dan melihat adanya kerjasama antara asosiasi agama di negara itu.

“Kami cukup terharu melihat ada banyak orang gagah berani di sini, yang sangat berkomitmen untuk membantu mereka yang terperangkap dalam kekerasan,” katanya.

“Gereja-gereja dan masjid di seluruh CAR menyediakan perlindungan bagi pengungsi, meskipun ini berisiko besar bagi keselamatan mereka sendiri.

“Mereka bekerja untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, serta membangun jembatan antara orang-orang yang terjebak dalam kondisi yang mengkhawatirkan,  akibat ketidakpercayaan, ketakutan dan balas dendam,” tambahnya.

Sejak konflik Desember lalu memuncak, sekitar 1 juta rakyat Afrika Tengah telantar di dalam republik mereka.

Selain itu, lebih dari 82.000 Muslim Afrika tengah telah melarikan diri ke negara tetangga termasuk Kamerun, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo dan Chad.

Badan pengungsi menyatakan, korban tewas juga naik menjadi lebih dari 2.000 orang, sebagian besar umat Islam, termasuk perempuan dan anak-anak.

Meskipun telah mengerahkan ratusan pasukan, namun pasukan Prancis gagal melindungi minoritas Muslim. Mereka diserang protes kelompok mayoritas dan memungkinkan pembunuhan massal terjadi oleh milisi Kristen anti-Balaka.

 

Sumber: Onislam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *