Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 05 July 2015

KISAH – Doa Pemuda Itu


image

Di masa Bani Israil, hiduplah seorang pemuda yang selalu berbuat maksiat. Semua penduduk kota mengetahui keburukannya. Maka pada saatnya, Allah SWT mewahyukan pada Nabi Musa as, “Usirlah pemuda itu dari kota.”
Singkat cerita, pemuda itu pun terusir. Dia mengembara dari saru desa ke desa lainnya. Tapi karena kabar pengusirannya juga sudah menyebar, dia selalu diusir. Hingga akhirnya dia pergi ke puncak gunung dan tinggal sendirian di sebuah gua. Dalam jangka waktu yang tak lama, dia jatuh sakit dan tak seorang pun yang datang merawat atau bahkan menjenguknya.

Dalam keadaan sakit keras dan terisolasi, dia meletakkan kepalanya dia atas tanah seraya berdoa, “Tuhanku, andai ibuku berada di sisiku, pastilah dia akan mengasihiku dan meratapi kehinaan dan keterasinganku. Ya Allah, Engkau telah menjauhkanku dari ayah dan ibuku. Maka janganlah Engkau putus kasih sayang-Mu padaku. Engkau telah membakar hatiku dengan api perpisahan dari kedua orangtuaku. Karenanya janganlah Kau bakar aku dengan api neraka-Mu.”
Setelah menyampaikan doa yang keluar dari kedalaman lubuk hati, Allah memerintahkan seorang bidadari dan seorang malaikat untuk menghampirinya dengan menjelma sebagai ayah ibunya. Ketika pemuda itu membuka matanya, dia melihat kedua orangtuanya. Hatinya pun menjadi bahagia sekali hingga sesaat kemudian dia meninggal dunia.
Allah lalu mewahyukan ke Musa: “Wahai Musa, salah seorang hamba-Ku telah meninggal dunia di sebuah gua. Pergilah kesana, mandikan dia, kafankan, shalatkan, lalu makamkanlah jenazahnya.”
Nabi Musa pun segera beranjak melaksanakan perintah itu. Sesampainya di gua, dia terkejut melihat jenasah di hadapannya adalah pemuda fasik yang telah dia usir dari kota.
Musa mengadu. “Ya Allah Tuhanku, bukankah ini adalah jenazah pemuda yang Kau perintahkan untuk kuusir dari kota dan desa?”
“Wahai Musa, Aku merahmatinya lantaran penyakit yang menimpanya, keterasingannya, dan pengakuannya atas dosa-dosanya. Wahai Musa, setiap ada orang yang terasingkan meninggal dunia, para malaikat langit dan bumi menangis karena merasa kasihan padanya. Oleh karena itu, bagaimana mungkin Aku tidak mengasihi dia dalam keterasingannya? Dan sesungguhnya Aku adalah Tuhan yang Maha Pengasih.”
SHA/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *