Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 21 August 2014

OPINI–Kaum Yazidi, Siapakah Mereka?


The Guardian

Sidang Parlemen Irak sempat terganggu pada Rabu (7/8) saat Vian Dakhil, satu-satunya anggota Parlemen dari kaum Yazidi, menangis tersedu-sedu menceritakan ratusan kaumnya di Sinjar dibunuh oleh militan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) tiga hari sebelumnya. Menurut pejabat lokal, 500 kaum Yazidi tewas, termasuk 40 anak. Sementara 130.000 lainnya melarikan diri ke Dohuk, wilayah Kurdi dan Irbil.

Siapa sebenarnya kaum Yazidi hingga ISIS menganggap mereka kafir dan halal ditumpahkan darahnya?

Kaum Yazidi (kadang disebut Yezidi) adalah etnis Kurdi yang tinggal di utara Irak. Mereka sempat mendiami wilayah yang cukup luas, dari Irak, Suriah, Turki, Georgia dan Armenia. Tapi mereka kemudian terusir dan melarikan diri ke Australia, Kanada dan Jerman.

Mereka menganut sebuah sekte yang berusaha mencari keseimbangan ajaran antara dua agama. Sekte ini disebut Yazidi dan dibentuk pada abad ke-11 Masehi oleh Sheikh Adi yang masih keturunan Bani Umayyah.

Kaum Yazidi punya dua kitab suci, Mashaf Reš (Buku Hitam) dan Kitêba Cilwe (Buku Wahyu). Tapi mereka percaya bahwa Mashaf Reš dicuri oleh penjajah Inggris dan disimpan di suatu tempat di London.

Ajaran sekte Yazidi merupakan perpaduan antara ajaran Zoroaster, Kristen dan Islam. Para pengikutnya menghormati api sebagai manifestasi Tuhan, melakukan pembatisan dan menjalankan sunatan.  Mereka menyembah Malak Tawwus (Malaikat Merak, nama lainnya Shaytan) yang merupakan iluminasi Tuhan, Ia dianggap lebih utama dari enam malaikat agung lainnya karena menolak sujud pada malaikat lain yang diciptakan Tuhan. Tapi tak seperti kisah jin dalam Yahudi, Kristen atau Islam, keengganan Malak Tawwus ini malah dipuji oleh Tuhan karena sebelumnya ia memang diperintah untuk tidak sujud pada siapa pun selain Tuhan. Ia pun diperintah mengatur urusan bumi bersama enam malaikat agung tadi. Kemiripan kisah Malak Tawwus dan namanya dengan cerita jin dalam ajaran agama-agama Ibrahimi membuat sebagian kalangan menyebut mereka sebagai penyembah setan.

Tapi, anggota Chatman House’s Mddle East and Noth Africa Program, Khayder al-Khoei bilang bahwa kaum Yazidi bukan penyembah setan. Ajaran mereka saja yang dualis karena di mata mereka, kebaikan dan kejahatan adalah bagian dari ciptaan Ilahi. Begitu pula menurut Khidher Domle. Relawan Yazidi yang membantu kaumnya keluar dari pengepungan di Gunung Sinjar sependapat, “Orang mengira kami penyembah setan. Tapi itu tidak benar. Kami hanya menghargai setan, yang merupakan salah satu malaikat dalam mitos kami…Kami punya nama yang berbeda untuk setan, kami punya peran berbeda untuk setan.”

Penganut sekte Yazidi juga tidak meyakini surga dan neraka. Mereka hanya percaya pada reinkarnasi. Menurut ajaran yang disampaikan dari mulut ke mulut ini, manusia hanya keturunan Nabi Adam as; bukan dari Hawa.

Mereka juga punya pantangan tersendiri. Seperti tidak boleh mengenakan pakaian biru karena warna biru melambangkan peristiwa banjir yang terjadi di zaman Nabi Nuh as. Juga tidak boleh makan selada, labu dan ikan.

Yang unik, sistem perkawinan kaum Yazidi adalah kawin lari. Calon pengantin pria harus ‘menculik’ calon pengantin wanita. Kalau sang wanita mau, maka orang tua kedua belah pihak harus menerima perkawinan pasangan ini.
Mereka salat lima kali sehari; dini hari, saat matahari terbit, siang, sore dan malam. Saat salat, wajah mereka harus menghadap ke arah matahari.

Kaum Yazidi cukup ketat menjaga kemurnian sekte mereka. Mereka harus menikah dengan sesama Yazidi. Bayi yang terlahir dari pasangan suami istri Yazidilah yang layak disebut Yazidi. Bahkan mereka punya tradisi membunuh ‘secara terhormat’ orang yang keluar dari sekte mereka. Seperti yang pernah dialami oleh Du’a Khalil Aswad pada tahun 2007. Du’a tewas mengenaskan akibat lemparan batu-batu karena dicurigai telah memeluk agama Islam dan menikah dengan seorang pria Muslim Irak.

Hari Rabu pertama bulan April (Nisan) merupakan hari raya kaum Yazidi karena itu hari adalah hari penciptaan Malak Tawwus.

Diperkirakan, ada 700.000 orang Yazidi yang saat ini hidup di seluruh dunia. Mayoritas mereka, sekitar 600.000 orang, terkonsentrasi di Irak utara yang baru-baru ini dikuasai oleh militan ISIS.

 

Nisa/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *