Satu Islam Untuk Semua

Monday, 24 November 2014

Jepang Genjot Pariwisata Syariah, Sediakan Daging Ikan Paus ‘Halal’


Seiring dengan meningkatnya wisatawan muslim yang berkunjung ke Jepang, pemerintah Negeri Matahari itu mencoba untuk menawarkan makanan-makanan bersertifikat halal di restoran-restorannya. Untuk melegalkan persoalan halalnya, pemerintah Jepang menggandeng perusahaan makanan Brahim asal Malaysia.

Menurut pemimpin perusahaan makanan Brahim, Datuk Ibrahim Haji Ahmad Badawi, jumlah orang muslim yang datang ke Tokyo luar biasa meningkat. Sebagai muslim, tentunya mereka membutuhkan makanan halal yang aman dikonsumsi secara agama. “Ini harus dipenuhi oleh restoran-restoran di Jepang. Itu sebabnya mereka menggandeng kami,” kata Badawi dalam sebuah seminar Pariwisata Halal di Tokyo.

Untuk sebuah negara yang komunitas muslimnya hanya berjumlah 100.000 jiwa, Jepang tengah gencar mempromosikan pariwisatanya kepada negara-negara lain, utamanya Timur Tengah. Untuk itu mereka juga sedang menyiapkan sarana dan prasarana halal untuk mendongkrak dua kali lipat jumlah pengunjung muslim pada tahun 2020.

Selain makanan, untuk memperlihatkan bahwa Jepang ramah pada wisatawan muslim, pemerintahnya banyak membangun musholla, menyediakan resto-resto halal di bandara-bandara dan memproduksi jilbab yang terbuat dari sutra lokal.

Badawi sendiri melalui perusahaannya telah menandatangani kesepakatan dengan All Nippon Airways ( ANA ), yang juga menjadi operator terbesar dalam memasok makanan bersertifikat halal. Badawi juga diminta untuk menjadi konsultan sejumlah hotel besar di Jepang untuk memberikan pelatihan bagaimana melayani tamu muslim.  

Daging Paus Halal

Jepang terkenal sebagai bangsa yang gemar makan ikan, terutama Tuna dan Paus. Untuk Tuna, umat muslim tentunya sudah tidak aneh lagi. Namun, untuk ikan Paus, banyak muslim yang tentunya masih ragu. Untuk memberikan sensasi baru dan luar biasa bagi wisatawan muslim, pemerintah Jepang melalui Jepang Halal Association yang berdiri tahun 2010 menyediakan daging ikan paus yang sudah memiliki sertifikat halal.

Menurut Ketua Jepang Halal Association, Hitomi Remond, organisasinya tergabung dalam Asosiasi Dewan Halal Dunia. Sejak 2012, pihaknya, kata Hitomi, telah menerbitkan sertifikat halal kepada 40 perusahaan, dan akan terus meningkat di tahun ini. Untuk menyukseskan itu, Jepang Halal Association akan menggelar Japan Halal Expo 2014 pada tanggal 26-27 November yang melibatkan banyak stakeholder, mulai dari perusahaan makanan minuman, ulama-ulama dan juga organisasi sertifikasi halal.

Kedatangan pengunjung Muslim di Jepang dari tahun 2004-2007 terus tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 7,2 %. Menurut lembaga riset Crescentrating, pertumbuhan itu akan melesat menjadi rata-rata 18,7 persen dalam tujuh tahun ke depan. Peringkat Jepang sebagai daerah pariwisata Islam telah melompat dari posisi 50 ke 40 dalam waktu satu tahun.

Islam dimulai di Jepang pada tahun 1920 melalui imigrasi beberapa ratus Muslim Turki dari Rusia setelah revolusi Rusia. Pada tahun 1930 , jumlah Muslim di Jepang mencapai sekitar 1.000 orang dari berbagai daerah yang berbeda. Gelombang lain yang mendorong pertumbuhan Islam di Jepang adalah pekerja imigran yang berasal dari Iran, Pakistan dan Bangladesh.

(Wahyu/berbagai sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *