Hikayat Salahuddin dan Raja Inggris
Bagimana dua orang pemimpin militer yang saling bermusuhan mengajarkan etika perang.
Tahun 1991, ketika berhadapan dengan tentara Amerika Serikat dalam Perang Teluk I, militer Irak menggunakan semacam kendaraan tempur (ranpur) yang memiliki bobot 11.600 kg untuk menghadapi divisi tank pasukan Amerika Serikat. Ranpur yang bernama Panser 6 × 6 FV 601 Saladin ini merupakan produk pabrik Alvis, Inggris yang dibuat tahun 1959.
Saladin sendiri diambil dari nama Salahuddin al Ayyubi, seorang jenderal berkebangsaan Kurdi yang mendirikan dinasti Ayyubiyyah di Mesir. Konon orang-orang Inggris selama ratusan tahun masih terpukau dengan sikap Saladin saat berhadapan dengan raja mereka yang bernama Richard the Lion Heart dalam Perang Salib III (1189-1192).
Saladin pimpinan pasukan Arab Islam saat bentrok dengan pasukan Eropa Kristen dalam Perang Salib III. Sebagai musuh nomor satu, uniknya bangsa Inggris menilai Saladin sebagai seorang lawan yang bersikap jantan. Setidaknya ada 5 kisah dalam sejarah yang menjadikan orang-orang Inggris terkesan kepada Jenderal Saladin (sebagin dicatat dalam bukunya Karen Armstrong yang berjudul Perang Suci):
Pertama, suatu hari, dalam suatu di pertempuran di Jaffa, pasukan kavaleri Tentara Salib terlihat kelelahan. Richard sendiri yang memimpin pasukan tombak dan tengah berhadapan dengan Saladin nyaris terjatuh karena kudanya kelelahan. Serentak Saladin memerintahkan pasukannya mundur dan beristirahat. Besoknya Saladin lantas mengirimkan tukang kudanya ke medan pertempuran dengan dua ekor kuda yang masih segar untuk Raja Inggris yang dinilainya pemberani itu.
Kedua, Sebelumnya dikisahkan Richard yang penasaran terhadap pamor Saladin datang sendiri dengan menyamar ke Yerussalem. Ia yang mengaku sebagai utusan Raja Inggris itu, lantas diterima langsung dan dijamu makan malam oleh Saladin. Di meja makan, mereka benar-benar bersikap laiknya dua orang yang tidak sedang bermusuhan.Saat ngobrol-ngobrol itulah, Richard bertanya kepada Saladin tentang bagaimana pandangannya mengenai Raja Inggris. Saladin menjawab bahwa Richard adalah seorang kstaria dan seorang yang pemberani dibanding dirinya. Namun menurut jenderal muslim tersebut, Richard kadang-kadang cenderung menyia-nyiakan sifatnya ini dengan bertindak terlalu gegabah dalam suatu pertempuran. Richard sendiri berpendapat Saladin terlalu moderat dalam memperkuat nilai-nilai keksatriaan, bahkan dalam pertempuran.
Ketiga, Kala salah seorang panglima perang Saladin berkhianat dan datang kepada Richard, alih-alih menyambut si panglima tersebut, ia malah membunuhnya dan menyerahkan kepala sang panglima kepada Saladin seraya diiringi surat yang berbunyi: “Aku tidak ingin orang ini mengacaukan “permainan” kecil kita”. Besoknya merekapun bertempur sengit laiknya tak terjadi apapun.
Keempat, Suatu saat dalam suatu pertempuran yang tengah berlangsung secara sengit, Richard tiba-tiba menghentikan pertempuran tersebut demi melihat pedang Saladin tumpul. Ia lantas memberi kesempatan kepada Saladin untuk mengasah pedangnya itu.
Kelima, Saat tersiar kabar Richard sakit keras, diam-diam Saladin bersama dokter pribadinya menyusup ke kemah pasukan Richard dan menemui Raja Inggris tersebut untuk mengobatinya.
Sumber: Islam Indonesia
Leave a Reply