Satu Islam Untuk Semua

Friday, 28 October 2016

Haidar Bagir: Waspadai Ulama Menyimpang


islamindonesia.id — Haidar Bagir: Waspadai Ulama Menyimpang

 

Di akun twitter pribadinya @Haidar_Bagir pernah mengutip Sabda Nabi saw: “Ada yang aku takuti atas umatku lebih dari Dajjal: ulama sesat dan menyimpang…” (HR. Ahmad)

Sedangkan dalam versi Imam Turmudzi, berkenaan dengan hal yang sama, Nabi saw bersabda: “Sungguh aku takut adanya imam-imam (para pemuka agama) yang menyesatkan…”

Lebih lanjut, saat menanggapi seseorang yang menyatakan bahwa ulama ternyata tak (sepenuhnya) bebas dari potensi sesat dan menyimpang, cendekiawan Muslim yang namanya beberapa kali masuk dalam buku 500 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia itu menegaskan, “Ya, kita harus hormati ulama. Tapi, sesuai sabda Nabi saw, kita perlu tahu adanya (orang-orang yang tampil sebagai) ulama (tapi) jahat atau buruk (ulama su’).”

Ketika ada yang mengaku banyak kehilangan sosok para gurunya yang sudah almarhum, dan bertanya, bagaimana cara mengenali penyimpangan para ulama? Haidar menyatakan pandangan pribadinya dengan memberikan beberapa kriteria ulama, di antaranya:  rendah hati, penuh rahmah (bersih dari egoisme, kesombongan dan kebencian, kecuali terhadap kezaliman), apalagi terhadap orang-orang lemah atau susah.

Demikian pula halnya saat Hari Santri Nasional pekan lalu, ketika ada yang menyatakan bahwa menjadi santri tak lain adalah dengan cara memosisikan semua orang sebagai guru hidupnya, alam semesta sebagai sekolahnya, sepanjang hayat sebagai pendidikannya, penulis buku Belajar Hidup dari Rumi  ini pun menyatakan bahwa memang sudah seharusnya kita (baik sebagai manusia atau santri-red) ngenger pada pemilik ilmu. Yakni kepada para ulama, ‘arif, dan ahli. Dan puncaknya kepada Sang ‘Alim, pemilik semua ilmu. Yang tak terbatas.

Kembali ke Sabda Nabi saw, yang menyatakan bahwa ulama atau pemuka agama yang menyimpang itu sejatinya lebih berbahaya dan menakutkan daripada Dajjal. Mungkin ada baiknya kita bahas pula, apa dan bagaimana sesungguhnya fitnah Dajjal di akhir zaman?

[Baca: KAJIAN—Dimas Kanjeng dan Nubuat Dajjal Akhir Zaman]

Fitnah Dajjal adalah fitnah terbesar semenjak Allah SWT menciptakan Adam sampai hari kiamat. Keluarnya Dajjal termasuk di antara rangkaian tanda-tanda besar munculnya hari kiamat. Disebutkan bahwa Allah menciptakannya disertai beberapa kemampuan di luar kemampuan manusia biasa.

Hal tersebut menjadikan akal terkagum-kagum sehingga menjadi bingunglah sebagian manusia yang melihatnya.

Telah diriwayatkan dalam hadits shahih bahwasannya Dajjal membawa kebun dan api. Apinya adalah kebun sedangkan kebunnya adalah api. Dia peritahkan langit untuk menurunkan hujan dan menyuruh bumi agar menumbuhkan berbagai tumbuhan. Dajjal telah menutup kebenaran dengan kebathilan serta menutup kekufurannya dengan kebohongan. Kemampuannya yang hebat tersebut menimbulkan kerancuan yang membingungkan akal, sehingga membuat sebagian manusia tertipu darinya.

Tergambar betapa besarnya fitnah Dajjal, membuat para sahabat Nabi pun kerap memperbincangkan hal tersebut. Mereka khawatir dan takut fitnah mengerikan itu menimpanya. Tatkala Nabi saw menjumpai mereka dalam keadaan demikian, beliau pun bertanya, “Maukah kukabarkan suatu hal yang lebih aku takutkan menimpa kalian daripada Al Masiih Ad Dajjal?” sebagaimana telah disampaikan dalam beberapa hadis di atas.

Ada pula riwayat lain yang menyebutkan: Dari Abu Dzar dia berkata, “Dulu saya pernah berjalan bersama Rasulullah saw, lalu beliau bersabda: “Sungguh, bukanlah Dajjal yang paling aku takutkan atas umatku.” Beliau mengatakannya tiga kali. Maka saya bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah selain Dajjal yang paling Anda takutkan atas umat Anda?” Beliau menjawab: “Para tokoh penyesat.” (Musnad Ahmad 35/222)

[Baca: KISAH – Abu Dzar dan 2 Potong Roti] dan [ SEJARAH – Mengenal Abu Dzar Al Ghifary, Sahabat Nabi Muhammad (5)]

Dan dari Abu Tamim al-Jaisyany dia menceritakan bahwa dia mendengar Abu Dzar berkata, “Saya dahulu pernah berjalan berdampingan dengan Nabi saw menuju rumah beliau, lalu saya mendengar beliau bersabda: “Bukan Dajjal yang lebih aku takutkan atas umatku dibandingkan Dajjal.” Maka ketika saya khawatir beliau akan keburu masuk ke dalam rumah, saya segera bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah sesuatu yang lebih Anda takutkan atas umat Anda dibandingkan dengan Dajjal?” Beliau menjawab: “Para tokoh penyesat.”

Lalu siapakah kira-kira yang dimaksudkan oleh Nabi dengan para tokoh atau pemuka agama penyesat tersebut?

Al-Munawy berkata: “Para pemuka agama yang menyesatkan adalah mereka yang berpaling dari kebenaran dan memalingkan orang lain darinya. Yakni orang yang dijadikan panutan oleh suatu kaum dan menjadi pemimpin mereka, dan juga bermakna siapa saja yang mengajak kepada sebuah ucapan, perbuatan, atau keyakinan. Jadi bisa bermakna para pemimpin dalam bidang ilmu dan juga penguasa. Seorang penguasa jika tersesat dari sikap adil dan menyelisihi kebenaran maka semua orang awam akan mengikutinya, karena takut terhadap kekuasaannya dan mengharapkan kedudukannya. Sedangkan pemimpin dalam bidang ilmu terkadang terjatuh pada syubhat dan tertimpa ketergelinciran, lalu dia tersesat dengan sebab hawa nafsu atau bid’ah, kemudian kaum Muslimin yang awam mengikutinya karena taklid, meremehkan dosa karena memperturutkan hawa nafsu, atau berebutan mengejar dunia dari harta penguasa, atau dengan berbuat maksiat, sehingga orang-orang awam tertipu dengannya.” (Faidhul Qadir, jilid 2 hlm. 653)

 

EH / Islam Indonesia

0 responses to “Haidar Bagir: Waspadai Ulama Menyimpang”

  1. Ketika…Bilamana Nyata2 sudah ada ulama2 menyimpang…SeMisal HabiebRizieq dari fpi dan Tengku Zul..,dari mui…TindakLanjut apa yang juga Nyata2 akan dilakukan Ulama yang Tidak Menyimpang? Adakah rekomendasi kepada KaPolri dan Panglima TNI untuk segera berTindak? Salaam.

  2. He he he says:

    Pak haji? Mana ada di dunia haji jefri

Leave a Reply to Hadji Gindo Djevry Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *