Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 16 March 2019

Haidar Bagir: Cukup Bangsaku, Jangan Ikut-ikutan Menyebar Kebencian


islamindonesia.id – Haidar Bagir: Cukup Bangsaku, Jangan Ikut-ikutan Menyebar Kebencian

Haidar Bagir, penulis buku-buku tentang Tasawuf dan Presiden Direktur Kelompok Mizan, dalam akun Twitternya pada Sabtu (16/3) menulis beberapa catatan tentang peristiwa penembakkan massal di Selandia Baru.

Berikut ini adalah tulisan Haidar Bagir yang telah dirangkum oleh redaksi Islam Indonesia. Tulisan tersebut mengalami editing minor dan beberapa keterangan tambahan dari redaksi mengingat aslinya banyak singkatan karena ditulis dalam Twitter yang memiliki ruang penulisan terbatas. Silakan disimak:

Sudah 40 jamaah shalat Jumat diketahui wafat (perkembangan terakhir jumlahnya telah meningkat menjadi 49-red) dalam mass shooting (penembakkan massal-red) oleh teroris di Christchurch, New Zealand. Allah jadikan mereka syuhada’-Nya. Mari selalu tebarkan perdamaian. Kekerasan tak pernah boleh dijadikan norma. Hanya kedamaian dan kerja sama antar manusia yang bisa buat hidup ini baik untuk semua.

Kebencian itu lebih menular dari wabah paling ganas. Kebencian, pertama sekali, memancing kebencian pada kelompok yang kita benci. Lalu menular kepada orang-orang yang mengidentifikasi diri dengan masing-masing pihak. Secara berantai. Apalagi kalau melahirkan kekerasan. Semangat balas dendam pun tersulut. Tak terkendali.

New Zealand adalah negeri damai, yang paling kecil kemungkinannya dilibat kekerasan. Pernah menduduki peringkat paling Islami dalam riset, masyarakat negeri ini paling toleran, menghargai keragaman dan baik hati. Ini alarm amat keras bagi perdamaian dunia. Mudah-mudahan tak ada akibat buruk lebih jauh.

“Wajib atasmu perang. Boleh jadi kau tak suka sesuatu padahal baik untukmu.” (Q.S al-Baqarah: 216). Boleh jadi ayat ini dorongan untuk yang enggan perang. Tapi, cara-cara damai adalah norma Quran untuk atasi agresi/penindasan. Perang hanya boleh jika semua cara damai mentok. Penjelasan tambahan tentang ayat tersebut: Kekerasan tak layak disukai manusia.

Cukup, bangsaku. Cukup, pemimpin-pemimpinku. Cukup, para Kyai, Habib, dan Ustadku. Dunia sudah kacau tanpa kita ikut-ikutan menyebar kebencian. Mari jadi sumber pemecahan. Jangan malah saling cakar, ikut menggali kubur sendiri. Mari berhenti, agar tak kita tinggalkan dunia yang berantakan kepada anak cucu.

PH/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *