Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 09 July 2015

Gus Mus: Jika Kafir Dihabisi, Yang Islam Hanya Nabi


Pria berpakaian gamis dan bersorban itu maju ke depan mewakili rombongan. “Meski di luar topik pembahasan, mumpung di sini ada Gus Mus, saya mau tanya apa betul Gus Mus dekat dengan Gus Dur?” ucapnya mengawali pertanyaan.

“Ya kata orang-orang sih begitu,” jawab Gus Mus ringan.

“Kebetulan nih, tolong sampaikan kepada Gus Dur, kita ini yang di bawah capek-capek mau menghabisi orang-orang Nasrani, eeh dia malah datang ke Natalan.”

“Nanti dulu, nanti dulu, kenapa kalian mau menghabisi orang-orang Nasrani itu?” ucap Gus Mus memberi tanggapan.

“Lho, Anda itu bagaimana? Mereka itu kan kafir!” ucap tegas pria bersorban.

“Jadi kalau kafir harus dihabisi?” jawab Gus Mus dengan pertanyaan.

“Iya dong! Yang kafir harus dihabisi!” tegasnya semakin meyakinkan.

“Wah, untung Kanjeng Nabi-nya bukan Anda. Kalau saja yang jadi Nabi Muhammad itu Anda, kita ini masih kafir semua. Dulu, yang Islam cuma Kanjeng Nabi saja. Kalau ada kafir, habisi! Ada kafir, habisi! Ya tinggal Nabi saja. Dan untung Wali Songo-nya tidak seperti Anda. Kalau seperti Anda, kita ini masih Hindu-Budha semua,” pungkas Gus Mus memberi jawaban dalam salah satu forum kyai di Kebumen.

 

MH/Islam Indonesia/Sumber: padhang-mbulan.org/

7 responses to “Gus Mus: Jika Kafir Dihabisi, Yang Islam Hanya Nabi”

  1. Walaupun, belum tentu selamanya Pendapat GusDur/ Gus Mus, selaras dengan Pendapat saya, tetapi saya selalu tertarik, untuk mengamati Pendapat beliau2.
    Karena mereka Orang2 kreatif yang Pola Pikirnya Tidak Umum, tetapi kadang2 melewati Pola bepikir yang belum tentu terpikir oleh orang lain “Kebenaran Logika bepikirnya”.
    Semoga “Niat Baik beliau2, dengan Gaya Penyampaian yang Apa Adanya, tetapi Tidak Biasa, bisa Membuat “Pengikutnya / Orang2 yang mengidolakannya”, menjadi Lebih Cerdas & Mendekati Kebijakan (memiliki ilmu + memiliki kebijaksanaan dalam menerapan ilmunya kepada orang lain, yaitu = selaras dengan tuntunan “tempatkan manusia sesuai dengan tempatnya = andzilu nassa mandziluhum”).
    Hatus kita Sadari, bahwa umumnya, kita selalu Menerapkan Hukum =
    “keras kepada Orang lain”. – tetapi “Lunak kepada Diri Sendiri / Kelompoknya / Kerabatnya”).
    Termauk kalau baca AQ & Hadits, begitu mengenai SesuatumHukum, yang terpikir adalah : “wah si Anu jai tidak boleh dong,. . . Wah kalau begitu, dia termauk Kafir itu”.
    Padahal kalau kita merasa AQ & Hadits itu, milik kita, BUKANKAH SEHARUSNYA POLA PIKIR KITA menjadi :
    “Wah, kalau begitu/ kalau meujuk ayat/ hadits ini, maka saya selama ini salah dong ?!. Wah, bisa2 / ternyata, yang selama ini, kita merasa hanya mereka yg kafir, tetapi kalau merujuk ayat / haits ini, lho kita termasuk kafir juga dong ya ?!. astaghfirullah, wa atubu ilaihi”.

  2. elzatta says:

    Hmmm …. masuk logika juga. Tapi terkadang ya harus kondisional , jika kepada kafir yang menindas muslim tentu tidak bisa dibiarkan terus menindas

  3. Dulmanan says:

    Yang di tulis dalam Al Quran “kafir” merujuk kata sifat (kekafiran), bukan orang kafir. Sama juga “munafik”, bukan orang munafik.
    Allah SWT menyuruh kita memerangi “sifat kafir” atau kekafiran. Tidak ada perintah memerangi orang kafir.

  4. Javainblue says:

    Hmm…sebenarnya yang paling menarik adalah, apakah orang yang diajak ngomong Gus Mus tersebut ngerti?
    Atau dia malah bingung?
    Atau bahkan malah berteriak-teriak menyalahkan Gus Mus?

    Ayo Min, dilanjut dong ceritanya.

  5. Naratiha says:

    Islam itu Indah, ramah dan santun… bukankah itu yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW? lalu apa yang kalian dustakan dari ajaran Islam yang sesungguhnya ketika kalian masih cinta untuk menebar kebencian?

  6. reza says:

    Jangan suka mengkafirkan seseorang,mari perbaiki akhlaq pribadi masing masing dahulu,kafir tidak nya seseorang biar jadi urusan Tuhan

  7. Dwi Sugiarto says:

    Sesuatu yang sederhana itu pasti mudah dicerna, pemikiran dasar yang beliau berikan setelah memahami diri sendiri dengan BAIK dan BENAR. Alhamdulillah ada GD dan GM yang kreatif dan Nusantara banget.

  8. Yuyu says:

    Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita teladan yang baik. Prilaku yang membuat beliau dicintai kawan dan lawan. Wali songo menyebarkan Islam di Indonesia dengan seni budaya, mengajarkan Islam adalah agama yang setara untuk semua manusia. Agama penyelamat, penyembuh luka hati. Kalau ada yang meneriaki orang lain kafir. Ketahuilah sebenarnya saudara kita itu sedang ‘tertutup’ hatinya. Semakin kasar kita memberi tahu semakin dalam mereka tersesat, menutup diri. Cobalah berikan contoh, teladan yang baik seperti Nabi Muhammad ajarkan. Betapa dalam cinta dan kasih sayangnya terhadap siapa saja. Sehingga yang ‘kafir’pun luluh hatinya dengan kelembutan beliau. Kita pun sebaiknya begitu saudaraku. Saya sedih sekali dengan apa ang terjadi di Indonesia s

Leave a Reply to elzatta Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *