Gus Mus: Anda Ingin Rida Allah dengan Cara Menyakiti Hamba-Nya? Lucu Sekali

islamindonesia.id – Gus Mus: Anda Ingin Rida Allah dengan Cara Menyakiti Hamba-Nya? Lucu Sekali
Si fulan telah berada di pelataran Ka’bah, Masjidil Haram, Makkah. Sebagai orang yang ingin meraih rida Tuhannya, ia berupaya menorobos keramaian di sekitar Ka’bah hanya untuk mencium hajar aswad.
Ahmad ‘Gus Mus’ Mustafa Bisri terheran-heran melihat tingkah temannya itu. Pasalnya, si fulan menorobos dengan menyikut orang yang ada di kanan dan kirinya. Upaya si fulan pun tercapai walau orang di sekitarnya tersakiti.
“Apa tujuan Anda mencium hajar aswad dengan cara menyikut orang lain?” tanya Gus Mus kepada temannya itu. “Apakah Anda ingin menyenangkan Allah atau justru menyenangkan dirimu sendiri?”
“Saya ingin menyenangkan Allah, kepingin mendapat rida-Nya.” jawab si fulan.
“Lucu sekali, bagaimana mungkin Anda menyenangkan Allah dengan cara menyakiti hamba-hamba-Nya.”
Menurut Gus Mus, hukum paling tinggi dalam hal mencium hajar aswad adalah Sunah. Sementara menyakiti hamba-hamba Allah hukumnya haram.
“Bagaimana mungkin seorang meraih Sunah dengan cara yang haram?” kata Alumni Al Azhar Mesir ini pada kajian ‘Tujuan Orang Beriman dalam Beragama’ di GusMus Channel. “Ini sama saja dengan sedekah menggunakan duit korupsi.”
Gus Mus bilang, setiap orang beriman memang bercita-cita meraih rida atau kerelaan Allah. Hanya saja, pengenalan terhadap Allah seharusnya menjadi pijakan dalam melangkah meraih cita-cita itu.
Bahkan, kata Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatu Thalibin Rembang ini, tidak mungkin seseorang dapat menyenangkan Allah tanpa mengenal-Nya sedikit pun. Dalam bahasa sederhana, Gus Mus bilang, hal ini seperti suami yang ingin menyenangkan istrinya hanya dengan modal cinta.
Sang suami menguras dompetnya untuk membelikan rok span berwarna merah. Harapannya, ia dapat menyenangkan istrinya dengan pemberian oleh-oleh mahal itu.
Namun yang terjadi justru sebaliknya. Istrinya merasa tidak senang sedikit pun karena tidak suka pada rok model span apalagi berwarna merah. Akhir cerita, rok itu hanya menjadi kain penggosok ontel di rumah.
“Ini terjadi karena suami sebenarnya tidak mengenal pribadi istrinya,” katanya. “Kita juga dapat menganggap Allah senang dengan perbuatan kita. Tapi ternyata tidak demikian, karena kita tidak mengenal-Nya.”
YS/Islamindonesia
Leave a Reply