Satu Islam Untuk Semua

Friday, 28 April 2017

Guru Besar UIN Yogya: Tak Semua yang Dibungkus Agama Itu Baik dan Benar


Islamindonesia.id – Guru Besar UIN Yogya: Tak Semua yang Dibungkus Agama Itu Baik dan Benar

 

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Dr. Machasin berpendapat, cendekiawan perempuan lebih punya kesempatan di keluarga dan masyarakat untuk meluruskan tiga isu yang dibahas di Kongres Ulama Perempuan di Cirebon tahun ini. Ketiga isu yang dimaksud ialah keadilan sosial, migrasi dan radikalisme.

“Ulama perempuan perlu memberikan pemahaman terhadap perempuan bahwa tidak semua yang dibungkus agama itu baik dan benar. Jangan melihat segala sesuatu dari bungkusnya atau tampilan luarnya saja,” kata Machasin depan peserta Kongres Ulama Perempuan yang telah ditutup Kamis 27/4 seperti dikutip beritategar.id

Bagi Machasin, berperannya ulama perempuan dalam ruang publik yang sudah didominasi laki-laki, tidak berarti ulama perempuan tersebut mesti bersaing.

“Namun mengisi apa yang belum terisi, meluruskan yang menyimpang dan memberikan kelembutan, cinta, keteguhan, ketahanan, kecermatan dan keindahan pada ajaran dan praktek-praktek agama yang selama ini mengedepankan hal yang dianggap macho,” katanya.

Machasin melanjutkan, setidaknya ada tiga kekuatan ulama perempuan yang jarang, bahkan tidak dimiliki oleh ulama laki-laki. Antara lain, ilmu agama yang peka terhadap adanya ketidakadilan dan penindasan, kelembutan, serta kepemimpinan yang melindungi dan mencintai umat.

Seperti diketahui, Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) telah ditutup Kamis (27/4). Kongres yang berlangsung tiga hari di Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy, Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat itu melahirkan ikrar dan rekomendasi.

Dalam ikrar itu dinyatakan, perempuan adalah manusia yang memiliki seluruh potensi kemanusiaan sebagaimana laki-laki melalui akal budi dan jiwa raga. Semua ini adalah anugerah Allah SWT yang diberikan kepada setiap manusia yang tidak boleh dikurangi oleh siapa pun atas nama apa pun.

Pengakuan terhadap eksistensi ulama perempuan yang telah hadir sejak masa Rasulallah SAW, namun keberadaan dan perannya terpinggirkan oleh sejarah yang dibangun secara sepihak selama berabad-abad. []

 

 

YS/ Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *