Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 26 February 2015

Di Inggris, ISIS Gunakan Media Sosial Dekati Remaja Putri


Islamic States of Iraq and Syria atau ISIS menggunakan selang media sosial di Internet untuk menjaring remaja putri Muslim, kata sebuah lembaga peneliti, seiring upaya polisi  mencari tiga gadis yang diperkirakan kabur menuju Syria untuk bergabung dengan kelompok militan itu.

Ketiganya, dua usia 15 dan seorang 16, meninggalkan rumah mereka di timur London pekan lalu dan naik sebuah maskapai Turki menuju Istambul tanpa memberitahu keluarga terdekat.

The Quilliam Foundation menengarai ISIS mengorkrestasi penggunaan media sosial seperti Twitter, Ask.fm dan Facebook untuk mendekati remaja putri dan membuat mereka percaya kalau mereka punya kewajiban moral untuk bergabung dan patuh pada kelompok itu. 

Kebanyakan wanita Inggris yang bergabung dengan ISIS berasal dari keluarga konservatif. Mereka dipisahkan dari kehidupan sosial masyarakat dan tak mendapat kesempatan yang sama seperti saudara laki-lakinya. “Banyak dari mereka tidak boleh keluar rumah,” kata Direktur Quilliam, Haras Rafiq.

Bagi remaja putri dari keluarga yang konservatif, pesan seperti itu cukup menggoda, tak ubahnya tawaran “berbuat sesuatu yang berati dalam kehidupan”, kata pimpinan lembaga Haras Rafiq.

“Banyak dari remaja ini yang terkurung di rumah atau terkungkung dalam pergaulan masyarakat,” katanya ke Thomson Reuters Foundation.

“Saat mereka bermain Internet, mereka jadi sasaran pesan dakwah… ‘Datanglah dan berikan sumbangsihmu… Tolak nilai-nilai Barat – kamu tak akan pernah menggapai yang kamu inginkan di situ'”.

Menurut Rafiq, remaja yang didekati perekrut ISIS diiming-imingi janji petualangan dan serunya bepergian ke Suriah dan Irak.  

Sebuah manifesto ISIS untuk kader putri yang diperoleh lembaga menyebutkan anak perempuan sudah boleh menikah di usia sembilan tahun, “yang paling suci” bakal dinikahkan di usia 17 dan semua kader wanita harus menjadikan tugas menjadi ibu rumah tangga sebagai misi hidup.  

“Remaja perempuan ini kabut ke luar negeri karena mereka tak mendapatkan apa yang mereka impikan di Inggris,” katanya.

“Namun kami ingin memberitahukan ke remaja putri karena mereka sedang diincar dan janji ISIS sebatas iming-iming.”

Tahun lalu, ISIS mendeklarasikan apa yang mereka gambarkan sebagai ‘kekhalifahan’ di wilayah yang menjadi bagian dari kedaulatan Suriah dan Irak. Kebengisam kelompok dalam membunuh ribuan orang penduk sipil dan tahanan, sebagiannya mereka pertontonkam via video di Internet, memdorong PBB menjuluki mereka kawanan teror. 

Dalam sebuah laporam tahun lalu, Quilliam memperkirakan lebih dari 600 muslim Inggris bergabung dengan ISIS. Dari angka itu, lebih dari 60 di antaranya adalah wanita.

 

Muhammad/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *